Help Me

738 87 39
                                    

TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!

18+

|||||

Jung Yerin tahu ini kesalahannya karena terlalu sibuk bermain di Games Center yang buka 24 jam membuat dirinya harus pulang sendirian. Sebenarnya Yerin sudah terbiasa pulang larut malam, di rumah juga tak ada siapapun kecuali para maid. Orangtua Yerin memilih bekerja dan mengabaikannya jadi Yerin juga melakukan hal yang sama.

Yerin berjalan begitu santai bahkan ia terus bersiul agar memiliki teman di kesunyian malamnya. Yerin begitu menikmati setiap hari seperti ini selama tidak memiliki kesibukan.

Bekerja-bermain-pulang-makan-tidur.

Seperti itu dan akan selalu seperti itu. Yerin tidak peduli apapun, toh di dunia ini juga tidak ada yang peduli padanya.

Krak

Yerin menoleh kebelakang saat mendengar suara kaleng terinjak, namun tak ada apapun disana. Yerin mencebikan bibirnya seraya mengangkat kedua bahunya acuh.

Mungkin kucing. Pikirnya.

Gadis itu kembali berjalan tanpa rasa takut sedikitpun. Rumah mewahnya sudah terlihat, seorang security juga sudah menatapnya lega. Mungkin security itu tengah menunggu kehadiran Yerin.

"Nona kemana saja? Tuan Muda mencari Nona sejak tadi!" ujar security yang berusia lima puluh tahun.

"Dia datang?" tanya Yerin yang di angguki oleh security sebagai jawaban. Yerin segera melangkahkan kakinya masuk dengan sedikit senyum simpul tercetak di bibir. Saat di ruang tamu tak ada satupun orang disana. Tuan Muda menunggu? Cih. Yerin menyesal sedikit mempercayai kalimat itu.

Merasa haus maka dari itu ia menuju dapur sebelum memasuki kamarnya, Yerin membuka pintu mesin pendingin meraih sebotol air mineral, membuka tutup botol dan langsung meneguknya. Yerin bernafas lega saat air dingin sudah membasahi kerongkongannya. Saat meletakan botol air mineral itu di atas meja Yerin melihat seorang yang ia kenal berjalan terburu-buru bahkan tak sadar bahwa Yerin berada di dekatnya.

"Yera? Kau dari mana berpakaian seperti itu?" Yera, perempuan yang berusia sama dengan Yerin berhenti dengan wajah terkejut. Anak dari salah satu maid dirumah Yerin. Bisa dikatakan mereka cukup dekat, dulu.

Yera memposisikan tubuhnya menghadap Yerin dan tersenyum kikuk. Sedangkan Yerin terus menatap tubuh Yera yang terbalut dengan pakaian berwarna hitam, bahkan gadis itu memakai topi dengan warna senada.

"Aku habis membeli ini!" jawab Yera dengan mengangkat sekantong plastik berwarna hitam menunjukannya pada Yerin.

Gadis bermarga Jung itu tidak lagi berkata apapun, memilih melanjutkan langkahnya menuju kamar. Sedangkan Yera hanya mampu terdiam menatap kepergian Yerin yang sudah menaiki anak tangga.

Yerin mendorong pintu kamarnya ia langsung terlonjak mendapati sosok lelaki tinggi berdiri di hadapannya dengan tatapan berang. "dari mana saja kau, Jung Yerin?"

Yerin menghela nafasnya, ia lelah, ia butuh istirahat, dan ia tak peduli pada lelaki itu. Yerin mendorong bahu lelaki berambut coklat itu agar tidak menghalangi jalannya namun naas lelaki itu balik menyerang dengan cara mengunci kedua tangan Yerin di balik punggung.

Yerin sedikit meringis, "Lepaskan aku, Jeon Wonwoo!" Perintah Yerin dengan nada tinggi. Lelaki itu--Jeon Wonwoo, semakin mencengkram tangan Yerin.

Tidak.

Yerin tidak boleh kalah. Dengan kers ia menggigit bibir bawahnya agar tidak berteriak dan memaki lelaki brengsek yang berani menyakitinya.

"Kau hanya perlu menurut padaku. Hanya itu! Tapi, kenapa kau selalu membangkang, heum?"

oneWhere stories live. Discover now