Bab 19 (Akan Berhasilkah Lawan?)

Start from the beginning
                                    

"Jika para penculik sudah tidak ada di sini lagi ketika Miss Lessing pulang," katanya lambat-lambat, "mestinya keterangan mengenai dengan cara bagaimana Ian bisa dikenali disampaikannya lewat telepon!"

"Tentu saja aku yang memberi tahu." Anna Lessing tertawa. "Tandanya sepele saja, suatu bekas luka. Beberapa tahun yang lalu Ian pernah mengalami pembedahan untuk menyingkirkan usus buntunya yang meradang!"

"Kalau begitu," sambung Bob sambil menoleh ke arah rombongan pencari, "untuk apa dia terburu-buru kemari? Maksudku, bukankah ia sudah memberikan keterangan yang diperlukan pada kedua penculik itu, jadi mereka sudah tahu yang mana sebenarnya Ian yang asli, dan kini mereka mestinya sudah melaksanakan rencana semula untuk meloloskan diri.

Kalau begitu kenapa Miss Lessing meninggalkan pekerjaannya sebelum waktunya dan bergegas ke rumah ini?"

"Bob benar!" seru Chief Reynolds bersemangat. "Ia sama sekali tidak perlu kemari." "Ini tempat kediamanku," tukas Anna Lessing. "Kenapa aku tidak boleh pulang ke rumahku sendiri?" "Boleh saja, tapi kenapa harus terburu-buru?" kata Bob. "Satu-satunya jawaban menurutku adalah bahwa para penculik meninggalkan sesuatu di sini yang perlu diawasi! Sesuatu seperti-Jupiter!" "Jupiter?" Kening Chief Reynolds berkerut.

"Betul!" seru Ndula. "Para penculik itu tidak mau direpotkan oleh Jupiter, apabila mereka kini hendak kembali ke Nanda. Itu tidak perlu lagi, karena sudah tahu yang mana Ian yang sebenarnya! Membawa dua remaja, berarti menambah risiko yang tidak perlu!"

"Kalau begitu mestinya Jupiter ada di sekitar sini!" seru Pete.

"Geledah lagi seluruh rumah ini!" kata Chief Reynolds memberi komando. Sementara Ndula mengawasi Anna Lessing, yang selebihnya memencar lagi ke seluruh rumah, memeriksa setiap kamar dan lemari. Pemeriksaan itu tidak memerlukan waktu yang lama. Jupiter tidak berhasil mereka temukan. "Coba cari di luar," desak MacKenzie. "Garasi, dan setiap gudang yang ada."

Anna Lessing hanya berdiri saja sambil tersenyum mengejek, sementara para pencari bergerak ke luar. Di sana hanya ada sebuah garasi dan sebuah bangunan kecil yang dijadikan gudang. Di dalamnya hanya ada alat-alat untuk berkebun, sementara di dalam garasi tidak ditemukan apa-apa. Pete berkeliaran mencari ke bukit di sebelah atas rumah itu, tapi ia tidak menemukan jejak Jupiter di sana.

Anna Lessing mengejek ketika mereka kembali dengan tangan hampa. "Sudah kukatakan tadi, kalian takkan bisa menemukan mereka. Mengaku kalah sajalah, MacKenzie! Akan kami kalahkan kalian semua, termasuk Sir Roger dan semua di Nanda yang berwatak pengecut!" "Cari sekali lagi!" kata Chief Reynolds.

Sementara itu keadaan di dalam rumah kecil itu mulai gelap. Tetumbuhan rimbun yang mengelilingi rumah menyebabkan sinar matahari sore tidak bisa masuk ke dalam. Para pencari menyalakan lampu-lampu, agar bisa melihat ke bawah kolong tempat tidur dan lemari-lemari dinding yang gelap.

"Chief!" seru Pete. "Lampu-lampu yang dihidupkan berkedip-kedip nyalanya."

"Kenapa begitu?" kata Ndula heran. "Gangguan tegangan?" Lampu-lampu berkelip-kelip lagi. Nyala, padam, nyala, padam.

"Tidak mungkin, karena keadaan cuaca cerah sekali," kata Bob lambat- lambat. "Tidak ada badai. Dan hawa tidak begitu panas, jadi menurutku ini bukan disebabkan karena beban terlalu tinggi." Lampu-lampu berkelip-kelip lagi, dengan jarak teratur antara nyala dan padam. "Kelihatannya seolah-olah ada yang melakukannya dengan sengaja," kata MacKenzie. "Seseorang yang bermain-main dengan sakelar utama, atau memutar-mutar sekering, atau-"

"Jupiter!" seru Pete. "Pasti ini perbuatannya, untuk memberi isyarat pada kita. Ia ada di sini!" "Tapi di mana? Kita sudah mencari ke mana- mana!" kata Chief Reynolds.

"Lihat, dia tahu!" kata Bob sambil menuding ke arah Anna Lessing. Wanita itu tidak tersenyum lagi.

"Chief," kata Pete, "rumah ini dibangun di atas lereng yang terjal! Bagian sebelah belakangnya menyentuh tanah, tapi bagian depannya ditopang tonggak-tonggak. Ada ruangan di bawah lantai rumah ini.

Mungkin ada ruangan tersembunyi di situ!"

Pete bergegas ke luar, dan dengan segera sudah kembali lagi.

"Rumah ini dibangun di atas pondasi beton yang bentuknya seperti kotak besar," katanya melaporkan, "tapi dari sebelah luar tidak ada pintu untuk masuk ke kolong."

"Kalau begitu mestinya ada di dalam sini," kata Bob dengan yakin. "Singkirkan semua permadani," kata Chief Reynolds. "Periksa lagi di bawah kolong tempat tidur, begitu pula bagian dalam lemari-lemari dinding."

Bob menemukannya di dalam lemari dinding yang paling besar di kamar tidur. Di lantainya ada semacam tingkap dengan tangga sempit di bawahnya. Tangga itu menjulur ke bawah, ke tempat yang gelap gulita. "Di dinding itu ada sakelar lampu," kata Pete sambil menunjuk.

Bob menekan tombol yang terpasang di sisi dalam dinding lemari, dan seketika itu juga ada lampu yang menyala di ruang bawah. Pete dan Bob bergegas menuruni tangga curam itu, memasuki sebuah ruangan sempit yang tidak ada jendelanya. Di situ nampak botol-botol anggur, bermacam-macam perabot, dan-

"Jupe!" seru Bob. "Satu!" teriak Pete.

Pemimpin Trio Detektif yang berat tubuhnya berlebihan itu duduk bersandar ke dinding ruang gudang sempit itu, dengan tangan terikat ke belakang dan mulut tersumbat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pemimpin Trio Detektif yang berat tubuhnya berlebihan itu duduk bersandar ke dinding ruang gudang sempit itu, dengan tangan terikat ke belakang dan mulut tersumbat. Kakinya bergerak-gerak, menendang- nendang sakelar utama dari kotak sekering model lama. Setiap kali kakinya menendang, lampu-lampu langsung berkelip-kelip.

"Sudah kami kira bahwa lampu yang berkelip-kelip ini merupakan isyaratmu untuk memberi tahu bahwa kau ada di sini!" seru Pete dengan gembira.

Dengan cepat Bob menyingkirkan penyumbat mulut Jupe dan membuka tali yang mengikat tangannya.

"Kalian muncul juga akhirnya," kata Jupiter menggerutu. "Sudah sejak sejam kudengar kalian mondar-mandir di atas. Aku sampai mengira bahwa kalian takkan berhasil mengetahui di mana aku berada."

"Aduh, Jupe," kata Pete dengan kecut, "kami sangka-"

"Jika kauanggap kau mampu berbuat lebih baik," kata Bob dengan sengit, "kenapa kau tidak-" "Kalian hebat, Teman-teman!" kata Jupiter sambil nyengir. "Ceritakanlah, bagaimana kalian bisa sampai kemari!" Pete dan Bob berlomba-lomba bercerita tentang segala kesimpulan mereka sehingga akhirnya sampai ke rumah itu. "Itu prestasi penyelidikan yang benar-benar hebat!" kata Jupiter. Wajahnya berseri- seri. "Aku takkan mungkin bisa berbuat lebih baik lagi!"

Pete dan Bob membantu Jupiter mendaki tangga curam dan menuju ruang duduk. Mereka merasa bangga karena dipuji pemimpin mereka. Sesampai di sana, Jupiter disambut dengan gembira oleh Chief Reynolds, MacKenzie, dan Ndula.

"Senang hati kami melihatmu dalam keadaan selamat, Jupiter!" kata MacKenzie.

"Kau harus merasa bangga, punya rekan-rekan seperti Bob dan Pete," kata Chief Reynolds menambahkan. "Aku memang bangga," kata Jupiter lalu memandang berkeliling. "Tapi mana Ian? Atau para penculik itu berhasil meloloskan diri?"

"Kelihatannya begitulah," jawab Ndula sambil mengangguk.

"Kalian berhasil menemukan anak konyol ini," kata Anna Lessing sambil tertawa mengejek, "tapi untuk itu begitu banyak waktu terbuang, sehingga kalian kini takkan mungkin lagi bisa mengejar Walt dan Fred! Ian ada dalam kekuasaan kami!"

Hanya Jupiter saja yang tidak kecut mendengar kata-kata Anna Lessing yang diucapkan dengan nada puas itu. Ia tersenyum sambil mengatakan, "Itu belum tentu!"

(28) TRIO DETEKTIF: MISTERI KEMELUT KEMBARWhere stories live. Discover now