Bab 10 (Jupiter Kalah cepat)

Start from the beginning
                                    

Bob berhenti membaca. Ia dan Pete memandang Jupiter sambil tersenyum gembira. Tapi pemimpin mereka membalas tatapan mereka dengan mata terkejap-kejap.

"Lalu?" katanya dengan sikap menunggu. "Kita kan sudah tahu mengenai Imbala-"

"Aduh, Jupe!" seru Bob. "Bukit Singa Merah! Itu kan arti kata Imbala! Masak kau tidak ingat? Singa Merah! Red Lion Ranch, Jupe! Hotel kuno terkenal itu, yang dulu merupakan tempat para bintang film dari Hollywood menginap jika mereka ingin berlibur dengan tenang!"

Sesaat Jupiter kelihatan seperti bingung. Tapi kemudian ia tertawa keras-keras. Ditepuknya punggung Bob.

"Kau berhasil, Bob!" serunya dengan gembira.

"Red Lion Ranch! Sekarang memang sudah tidak begitu dikenal orang lagi, tapi tempat itu masih tetap tenang dan eksklusif. Tempat yang memang cocok bagi Sir Roger, jika ingin berlibur bersama anaknya! Ya, aku sama sekali tidak menangkap arti kata Imbala yang ada dalam buku itu!"

"Keliru itu kan manusiawi," kata Pete dengan gaya sambil lalu, tapi langsung terbahak-bahak bersama Bob. Akhirnya Jupiter terpaksa ikut tertawa.

"Ya deh, ya deh," kata Jupiter. "Sekarang kita telepon MacKenzie dan Ndula!"

Tapi pesawat telepon di kamar kedua warga Nanda itu tidak diangkat- angkat, ketika Jupe menelepon ke sana. "Barangkali sedang sarapan di bawah," kata Jupe. "Kita datangi saja mereka ke sana."

"Lebih baik kita naik bis," kata Bob. "Mungkin nanti kita diajak naik mobil mereka ke Red Lion, lalu harus kita apakan sepeda-sepeda kita?" "Betul juga katamu itu," kata Pete.

Jupiter mengangguk saja. Dua puluh menit kemudian mereka turun dari bis di halte dekat Hotel Miramar. Mereka mendatangi meja penerimaan tamu, dan mengatakan bahwa mereka ingin berjumpa dengan Mr.

MacKenzie dan Mr. Ndula. Pegawai hotel yang didatangi menelepon ke kamar kedua warga Nanda itu, dan diberi tahu agar menyuruh anak-anak datang ke situ.

"Ada kabar baru tentang Ian?" tanya Jupiter, begitu mereka bertiga memasuki kamar.

"Tidak, tapi perkembangan keadaan di Nanda menunjukkan gejala-gejala memburuk," kata MacKenzie. "Dan Sir Roger sangat mengharapkan agar kami berhasil menemukan Ian."

"Kurasa kami mungkin bisa membantu Anda melaksanakan tugas itu," kata Jupiter dengan nada puas, lalu diceritakannya apa yang berhasil mereka temukan.

"Bukit Singa Merah! Aduh, ya, tentu saja!" seru Ndula. "Memang itulah arti kata Imbala! Kalian hebat, Anak-anak. Rasanya kalian benar. Sir

Roger terlalu bingung, sehingga tidak menangkap apa yang hendak diberitahukan oleh Ian padanya!"

"Kan sudah kukatakan, mereka ini anak-anak pintar." Wajah MacKenzie berseri-seri. "Kita ke mobil sekarang!"

Semuanya pergi ke pelataran parkir, menuju Cadillac besar yang ditaruh di situ. Dengan segera mereka berangkat. Bob menunjukkan jalan pada MacKenzie yang menyetir, melintas kota dan menuju daerah pinggiran sebelah utara, di kaki bukit-bukit. Hotel kuno yang bernama Red Lion Ranch hampir tidak kelihatan dari jalan raya. Hotel itu terdiri dari bangunan utama bertingkat tiga dan segerombol bangunan kecil dengan dinding plesteran berwarna kuning serta rumah-rumah berkerangka kayu dan berdinding putih. Letaknya di balik pagar perdu oleander dan kembang sepatu yang tinggi. MacKenzie memarkir mobil, lalu mereka masuk beramai-ramai ke bangunan utama.

Pegawai hotel berpakaian stelan hitam yang bertugas di meja penerimaan tamu menoleh ke arah mereka sambil tersenyum sopan. Tapi begitu melihat mereka, senyumannya langsung lenyap.

"Mr. Ember!" serunya.

Sebuah pintu yang terdapat di sebelah belakang meja penerimaan tamu terbuka, dan muncul seorang pria kurus pendek dengan jas model sport berkotak-kotak dan celana panjang santai berwarna coklat. Begitu melihat Jupiter, ia langsung melotot.

(28) TRIO DETEKTIF: MISTERI KEMELUT KEMBARWhere stories live. Discover now