Bab 8 (Di Tempat Djanga)

Start from the beginning
                                    

"Kami Menyelidiki Apa Saja"

? ? ?

Penyelidik Satu - Jupiter Jones

Penyelidik Dua - Peter Crenshaw

Data dan Riset - Bob Andrews

"Benar-benar profesional," kata MacKenzie mengomentari. "Jadi Anda mau mengontrak kami!" seru Pete bersemangat.

MacKenzie mengangguk ke arah Ndula. "Bagaimana pendapatmu, Adam? Cocokkah ketiga remaja cekatan ini untuk membantu kita?"

"Kurasa kemampuan mereka memadai, Gordon," jawab Ndula sambil nyengir.

Bob dan Pete menanggapi jawaban itu dengan wajah berseri-seri, sementara Jupiter berpikir-pikir.

"Sampai seberapa jauhkah kemiripan saya dengan Ian Carew, Sir?" katanya.

"Panggil saja aku Mac, dan kau tidak keberatan jika kupanggil dengan nama depanmu, kan? Begini, Jupiter. Kemiripanmu dengan Ian benar- benar luar biasa! Bisa dibilang kalian seperti kembar dua. Mungkin orang yang kenal baik dengan Ian akan bisa melihat perbedaan antara kalian, tapi secara keseluruhan bisa dibilang bahwa kalian seperti pinang dibelah dua! Selanjutnya, selama beberapa tahun belakangan ini Ian bersekolah di sini, di Amerika Serikat. Dan dalam waktu selama itu banyak sekali perubahan yang bisa terjadi pada seorang remaja. Jadi wajar saja jika para penculik mengira kau ini Ian. Tapi Ian masih tetap berlogat Nanda. Karenanya aku agak heran-"

"Aku sudah menyangka begitu, Mac," kata Jupiter memotong, "dan karenanya aku membungkam terus selama berada di tangan mereka. Aku takut jika aku berbicara mereka akan menyadari kekeliruan mereka, dan kemudian keselamatanku mungkin akan sangat terancam."

"Dugaanmu itu benar," kata Ndula dengan geram. "Dari nama-nama dan keterangan mengenai ciri-ciri mereka kami rasanya tidak mengenal kedua orang itu, tapi golongan kulit putih radikal itu semuanya sangat berbahaya."

"Menurut dugaan kami, taring kecil itu milik salah seorang dari mereka yang tercecer," kata Bob. "Barangkali Anda tahu maknanya?"

"Tidak," kata Ndula, "tapi perhiasan itu jelas buatan Nanda."

"Jadi tidak ada kesangsian lagi bahwa para penculik itu golongan radikal dari Nanda?" kata Jupiter.

"Itu sudah pasti," kata MacKenzie dengan tegas. "Ian disekolahkan di Los Angeles untuk menghindari kemungkinan ia dijadikan alat untuk menekan Sir Roger. Tapi entah dengan cara bagaimana, kaum radikal ternyata berhasil mengetahui di mana Ian berada, lalu seminggu yang lalu berusaha menculiknya di Los Angeles. Ian berhasil melarikan diri, tapi kemudian menghilang. Sir Roger sangat bingung, sampai akhirnya ada kabar dari Ian, lewat Misi Perdagangan Nanda di Los Angeles." "Apa pesannya?" tanya Jupiter.

"Misi perdagangan? Apa itu?" kata Pete ingin tahu.

"Itu semacam kelompok yang mendapat tugas resmi, untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara dua negara," jawab Ndula menjelaskan.

"Sedang pesannya pendek saja, tapi membingungkan," kata MacKenzie. "Hampir tidak ada artinya menurut pendapat kami, kecuali bahwa dalam pesan itu disebutkannya, 'Rocky Beach.' Rupanya Ian khawatir kalau- kalau pihak lawan juga melihat pesan itu. Dan rupanya itu memang terjadi, karena kalau tidak mereka takkan datang mencari kemari." "Jadi Anda ingin agar kami berusaha menguraikan makna pesan itu!" kata Pete bersemangat. "Coba kami lihat!" seru Bob.

"Kami titipkan di hotel, disimpan dalam lemari besi di sana supaya aman," kata Ndula. "Sekarang juga kami bawa kalian ke sana."

Jupiter dan kedua temannya mengikuti kedua warga Nanda itu keluar, menuju sebuah mobil Cadillac yang panjang dan berwarna hitam. Ketika hendak masuk ke kendaraan itu, tiba-tiba Pete tertegun.

"Jupe!" kata detektif remaja bertubuh jangkung itu dengan sikap tegang. "Itu, di tanah kosong itu!"

Ia menuding ke seberang jalan, ke arah tanah kosong yang bersebelahan letaknya dengan pekarangan rumah Bibi Mathilda dan Paman Titus.

"Ada orang di sana, dekat semak yang di depan itu!" kata Pete. "Aku yakin!"

"Kita periksa sebentar?" kata MacKenzie.

Semuanya menghampiri tanah kosong itu sambil berjaga-jaga. Di depannya terdapat kerumunan semak yang menghalangi penglihatan dari arah jalan. Tapi dengan memandang lewat semak-semak itu orang dapat dengan leluasa melihat sampai blok sebelah. Tidak ada siapa-siapa di tanah kosong itu. Pete memeriksa semak yang di dekatnya menurut perasaannya tadi ada orang. Ia menuding ke tanah. Di situ ada puntung rokok yang masih berasap.

"Memang ada orang di sini tadi!" serunya.

"Barangkali salah seorang pekerja yang beristirahat sebentar sambil merokok," kata Jupiter. Tapi nada suaranya membayangkan kegelisahan. "Mungkin juga," kata MacKenzie.

"Bagaimanapun juga," ujar Jupiter menambahkan, seakan-akan hendak meyakinkan diri sendiri, "untuk apa orang itu mengintai pangkalan barang bekas? Jika para penculik itu masih ada di sekitar sini, mereka mestinya sudah membaca berita di surat kabar dan karenanya tahu bahwa mereka keliru."

Mereka kembali ke Cadillac, lalu berangkat, Ndula yang mengemudikan. "Kita harus cepat-cepat menemukan Ian," kata MacKenzie sambil menoleh ke belakang, memandang Jupiter dan kedua temannya. "Mungkin tidak ada orang mengintai kalian tadi dari tanah kosong itu, tapi kukhawatirkan bahwa para penculik saat ini masih ada di sekitar Rocky Beach. Mereka takkan begitu gampang melepaskan niat mereka. Mereka takkan gentar menghadapi polisi, karena besar sekali kepentingan Nanda yang harus mereka pertahankan."

"Manusia bisa melakukan hampir apa saja demi keyakinan mereka," kata Jupiter dengan bersungguh-sungguh.

"Betul, Jupiter," kata MacKenzie. "Dan bukan hanya golongan politik yang radikal saja. Sir Roger sayang pada Ian, Anak-anak, tapi baginya negara lebih penting. Katakanlah komplotan radikal berhasil menculik Ian, Sir Roger tetap saja takkan mau menuruti kemauan mereka. Meski itu berarti nyawa Ian terancam."

Ketiga anggota Trio Detektif meneguk ludah, tapi mereka tidak mengatakan apa-apa. Tidak lama kemudian mobil besar itu memasuki pekarangan Hotel Miramar yang letaknya di tepi pantai. MacKenzie langsung mengajak anak-anak ke kamar, sementara Ndula mengambil surat berisi pesan Ian yang dititipkan dalam lemari besi hotel. Begitu Ndula masuk ke kamar dengan surat itu, dengan cepat MacKenzie mengunci pintu. Setelah itu semua mengerumuni Jupiter, yang membacakan isi pesan Ian:

"Diserang di LA. Takut. Rocky Beach. Tempat Djanga."

Jupiter memandang kedua temannya. Ketiga remaja itu berpandang- pandangan dengan wajah kecut. "Ia boleh dibilang tidak mengatakan apa-apa," kata Pete.

"Dan tidak ada yang rasanya merupakan bahasa sandi," kata Bob menambahkan.

"Ya, memang," kata Jupiter. Ditatapnya isi surat yang seperti teka-teki itu. "Kecuali bagian terakhir-Tempat Djanga. Apa artinya?"

"Kami malah berharap kalian bisa menjelaskannya," kata MacKenzie. "Kami sudah mencari-cari dalam segala buku panduan mengenai Rocky Beach, tapi tidak ada satu pun yang menyinggung-nyinggung kata Djanga. Menurut dugaan kami itu mestinya sesuatu yang sangat bersifat lokal. Hanya orang-orang yang tinggal di sini saja yang mengetahuinya."

"Aku belum pernah mendengar nama itu," kata Bob.

"Aku juga," ujar Pete.

Jupiter hanya menggeleng saja.

"Percuma saja, Gordon," kata Ndula dengan lesu. "Anak-anak ini ternyata tidak bisa membantu kita."

(28) TRIO DETEKTIF: MISTERI KEMELUT KEMBARWhere stories live. Discover now