Day 2: Harmony

758 205 41
                                    

"Kenapa ukirannya seperti ini?" Kyungsoo memandangi cincin dengan ukiran gelombang suara yang melingkar di jari manisnya.

"Kenapa ya? Aku suka saja, terlihat bagus. Mengingat kita sama-sama menyukai musik kan?" Chanyeol yang sedang membiarkan Kyungsoo berbaring di dadanya menjawab seadanya.

"Jadi ini tidak bermakna? Hmm, baiklah aku rasa aku harus membuat maknanya sendiri," jawab Kyungsoo.

"Cincin ini sebagai pengingat, bahkan setelah kita lulus nanti kita tetap akan bersama." Chanyeol meraih tangan Kyungsoo dan menggenggamnya.

"Iya, andai bisa. Kau akan segera masuk ke akademi musik dari agensi itu setelah lulus kan? Aku jadi khawatir jika kita akan sulit bertemu."

"Jangan khawatir, aku tidak akan melupakanmu. Bagaimana aku bisa melupakan si dua belas nada diatonis yang memberikan irama di hari-hari ku ini?" Chanyeol menggoda Kyungsoo dengan menekankan jari telunjuknya pada pipi Kyungsoo.

Kyungsoo menarik jarik Chanyeol dan bermaksud menggigitnya, tetapi Chanyeol menariknya cepat. Setelahnya Kyungsoo bangkit dan bermaksud mengigit jari Chanyeol tadi, sehingga pria jangkung itu harus memeluk Kyungsoo untuk menghentikannya.

"Ingat ya, jika kau sampai ingkar janji aku akan mencarimu dan mengoyak-ngoyak tubuhmu!"

"Iya sayangku! Aku tidak akan lupa, apalagi di jariku akan selalu melingkar cincin ini, jadi aku akan selalu mengingatmu." Chanyeol memeluk Kyungsoo lembut dan meletakkan dagunya di atas kepala Kyungsoo.

Kyungsoo diam memandangi cincin pemberian Chanyeol sekali lagi. Ia terpikirkan sesuatu yang mungkin bisa membuat benda ini menjadi lebih bermakna untuk mereka berdua.

"Aku rasanya tahu maknanya gelombang suara ini," ujar Kyungsoo.

"Benarkah? Apa itu?"

"Lihat lekukan di sini, ada yang lurus dan ada yang bergelombang. Itu artinya hubungan kita tidak akan selamanya menjadi garis lurus tanpa hambatan, tetapi ada kalanya hubungan kita akan menemui gelombang pasang surut yang akan menguji kita dikemudian hari." Kyungsoo menjelaskan sambil memandangi ukiran cincinnya.

"Benar juga, kau ternyata bisa romantis juga." Chanyeol tertawa pelan.

"Aku memang tak mahir menciptakan lirik-lirik lagu sepertimu ya, tetapi aku masih paham merangkai kata-kata. Chanyeol mari kita jadikan cinta kita seperti gelombang suara ini."

"Hmm? Kenapa begitu?"

"Gelombang suara akan terus menyebar selagi ada udara di sekitarnya. Begitu juga cinta kita, aku ingin kita beriringan seperti gelombang suara dan udara, kita harus saling berpegangan satu sama lain agar cinta kita tetap ada. Karena jika salah satunya memutuskan untuk pergi maka semuanya akan usai, gelombang suara tak akan bisa terdengar tanpa udara, lalu udara tanpa gelombang suara hanya akan terasa seperti angin yang kosong."

Chanyeol meraih tangan Kyungsoo dan menggandengnya. Chanyeol tersentuh dengan perumpamaan Kyungsoo barusan, ternyata kekasihnya ini sangat bisa memberikan kata-kata romantis yang begitu memanjakan hati dan telinganya.

"Baiklah, aku setuju. Ketika enam senar gitar merangkul dua belas nada maka akan tercipta gelombang suara yang mengalun indah melalui udara. Hah, kita  ternyata begitu melengkapi satu sama lain ya, dan kita tak akan terpisahkan, tidak akan pernah."

Kyungsoo menikmati pelukan hangat Chanyeol saat itu. Pelukan yang mengisyaratkan bahwa mereka seolah tak akan pernah terpisahkan. Walau kenyataannya tak seindah yang Kyungsoo pernah bayangkan, bahkan terlalu jauh dari bayangan indahnya.

Matahari yang sudah meninggi memaksa Kyungsoo untuk bangun dari mimpi indahnya. Masih dengan keadaan setengah mengantuk, Kyungsoo bergerak menuju tepi ranjangnya. Ia membuka laci nakasnya dan melihat sebuah cincin di sana.

AMOROSOWhere stories live. Discover now