103. Aku akan membalasmu.

Start from the beginning
                                    

Seolah mengerti apa yang diinginkan oleh Knight hitam itu, sang pria hanya bisa tersenyum pahit. Menarik nafas dalam-dalam, ia kemudian mulai menatap sang wanita yang kini bersiap untuk menyerang dari jarak jauh.

"Hah.... Entah mengapa akhir-akhir ini, Alteia Land memiliki begitu banyak bug." Pria itu hanya bisa mengumpat dalam-dalam, "dimulai dari beberapa pengumuman server tak jelas hingga penghapusan Svartalfheim yang begitu tiba-tiba, dan sekarang? apa-apaan ini?!"

Mulut pria itu terlihat berkomat Kamit, mengeluarkan beberapa sumpah serapah. Mendengus kesal Pria itu mulai bangkit dan mulai meminum sebotol Hp Potion. Ia kemudian menatap wanita itu sekali lagi sebelum memberikan beberapa Potion miliknya yang tersisa.

"Aku akan mengalihkan perhatiannya kau pergilah dari sini, setidaknya kau harus memiliki beberapa kill point untuk mendapatkan hadiah itu." Sang pria mulai mengalihkan pandangannya ke arah sang wanita yang segera dengan cepat berlari ke arahnya. Pria itu terlihat tersenyum, ia hendak memeluk wanita itu namun, sang wanita dengan cepat membungkuk membuat ia hanya memeluk angin.

Wanita itu dengan cepat memasukkan seluruh Potion yang ada di tanah kedalam Inventory sebelum berlari meninggalkan pria yang kini mematung menyaksikan hal itu. Disisi lain, knight hitam di belakangnya terlihat bersiap untuk bertarung.

Pria itu lagi-lagi hanya bisa mengumpat dalam-dalam, ia segera menggenggam pedang di tangannya dengan erat sebelum berlari menerjang ke arah knight hitam tersebut.

"Divine Slash!"

Pedang di tangan pria itu secara bertahap diselimuti aura emas. Ia kemudian mulai menebaskan pedangnya, membuat beberapa tebasan energi emas melaju ke arah knight hitam tersebut.

Knight hitam itu disisi lain hanya diam mematung. Dengan tangan kirinya, ia segera melepaskan busur sebelum mencabut tombak yang tertancap di tanah. Ia segera mengayungkan tombak tersebut, membuat angin hempasan yang cukup kuat untuk menghalau serangan itu.

Sang pria disisi lain terlihat melebarkan matanya, serangan itu merupakan serangan terkuat miliknya. Sebelum ia sempat untuk bereaksi, Knight hitam itu segera menghilang dari pandangan sebelum tiba-tiba muncul di belakang pria itu.

Dengan pedang besar di tangannya, kepala pria itupun segera terlepas dari tempatnya, membuat ia berubah menjadi butiran pixel.

Sang wanita disisi lain masih terlihat berlari sekuat tenaga, ia sama sekali tak berani untuk melihat kebelakang. Ia terus menerus berlari hingga tak menyadari sebuah anak panah hitam melesat ke arahnya menembus jantungnya. Anak panah itu sangatlah cepat, hingga membuatnya tak Hpnya kini mencapai angka 0 dan tubuhnya berubah menjadi Butiran pixel.

[Ding!]

[Anda telah membunuh 2 pemain]

[+2 Death Point]

Disisi lain dari tempat pembantaian itu, seorang gadis bertudung merah terlihat mengangguk puas ketika melihat notifikasi sistem di hadapannya. Ia kemudian mulai membuka menu Party sebelum mengirim pesan kepada anggota yang lainnya.

[From Lena : Disini sudah selesai, bagaimana dengan kalian?]

Sontak pesan itu segera dibalas oleh pemain lainnya.

[From Fang : ...]

[From Peter : ehm... Bagaimana cara menjelaskannya ya? '-')7.]

[From Martha : Hah.... Summonmu telah mengambil seluruh mangsaku! Menurutmu Aku harus menjawab apa?!]

Tak jauh dari tempat gadis bertudung merah itu, seorang wanita berambut pirang terlihat memanyunkan bibirnya, melihat ke arah para pemain yang telah menjadi butiran pixel di tengah-tengah pasukan undead bersayap.

Sebelumnya, Gadis berambut putih itu memanggil para Deathord dan mengirim mereka ke berbagai arah untuk membunuh pemain sebanyak-banyaknya. Hal itulah yang membuat begitu banyak pemain merasa kebingungan dengan keberadaan pasukan undead yang muncul secara tiba-tiba entah darimana.

Lena hanya bisa menggaruk kepalanya dengan canggung, ia berniat untuk menuliskan sesuatu, namun pandangannya tiba-tiba mengabur. Ia yang menyadari hal itu hanya bisa menggigit bagian bawah bibirnya, dengan berat hati, ia mengirim sebuah pesan pada Martha.

***

Di sebuah bukit, yang berada tepat di tengah-tengah padang pasir, terlihat beberapa orang sedang bersiaga, sambil bersiap-siap untuk menyerang. Beberapa bendera spanduk, terpampang di setiap sudut bukit, mengibarkan gambar dua buah pedang yang saling terkait dengan slogan GLADIATOR tepat dibawah kedua pedang itu.

Beberapa butiran pixel mulai terbentuk tepat diatas satu dari tiga singgasana yang ada di tempat itu, membentuk sesosok pria elf dengan seringaian kesombongan di wajahnya.

"Kau darimana saja? kami sudah menunggumu sejak tadi Rio."

Seorang pria gemuk diantara mereka mulai menyapa pria elf tersebut, yang dibalas dengan dengusan kesal dari pria itu.

"Hei? Ada apa?"

Pria gemuk itu mulai mengerutkan alisnya, pria dihadapannya ini begitu berbeda dibanding biasanya. Ia berniat untuk berjalan mendekati pria itu, namun seorang pria berkulit pucat segera menghentikannya.

"Kita tidak punya waktu untuk urusan pribadi saat ini, sebaiknya kau sudah menyiapkan rencana yang matang Gazel."

Mendengar hal itu, Rio A.K.A Gazel hanya mendecih kesal sebelum dengan terpaksa bangkit dari singgasananya. Ia kemudian berjalan ke sebuah meja dengan peta besar di atasnya, sebelum dengan malas mulai menjelaskan pada para anggotanya apa yang harus mereka lakukan.

"Saga, apa menurutmu Rio hari ini begitu berbeda?" Sang pria gemuk mulai memandang ke arah pria pucat disampingnya yang hanya menghela nafas menanggapi hal itu.

"Hah.... sudah berapa kali kukatakan padamu, ketika berada dalam permainan, panggil aku Dez." Pria berkulit pucat yang ternyata bernama Dez itu itu mulai menggeleng pelan sebelum menatap pria gemuk itu kembali.

"Tapi seperti yang kau katakan, entah mengapa dia agak berbeda hari ini, Entah mengapa aku merasa saat dia melihatmu dia begitu kesal. Apa kalian memiliki masalah yang belum terselesaikan?"

Mendengar hal itu, pria gemuk tersebut terlihat berpikir keras sebelum tiba-tiba teringat dengan beberapa kejadian sebelumnya. Ia hanya bisa tersenyum canggung sebelum menggeleng pelan.

"Hah..... Ya, sepertinya aku tahu penyebabnya." Menghela nafas, pria gemuk itu mulai memijat keningnya.

Ia kemudian segera mengalihkan pandangannya ke arah Gazel yang terlihat mengepalkan tangannya begitu keras. Bayangan dimana pria berambut hitam yang mempermalukannya di hadapan Irena, terus menerus muncul menghantui pikirannya.

"Tunggu saja, aku akan membalasmu."

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now