"RION MAUUUU!" Rion buru-buru melepas pelukan Chaeyoung dan berlari menghampiri Jaehyun.

Karena terlalu semangat berlari, Rion sampai tidak melihat kandang Dudong yang ia taruh di lantai dan menendangnya.

BRAKKK

Kandang plastik bening itu terlempar ke dekat kaki Chaeyoung dengan tutup yang terbuka. Kepala Dudong menyembul dari pintu keluar kandang.

Chaeyoung menatap ngeri kodok kuning kesayangan Rion yang seperti menatapnya balik.

Hingga sedetik kemudian.

"AAAAAAA!!!!" Chaeyoung berteriak ketika Dudong tiba-tiba meloncat ke pahanya lalu ke leher Chaeyoung. "JAEHYUN!!!! JUNG JAEHYUN!!!"

"Chaeyoung!" Jaehyun melempar sembarangan kantong plastik berisi es krim lalu berlari menghampiri Chaeyoung yang kalang kabut mencoba untuk menyingkirkan Dudong dari lehernya.

Rasanya geli saat kulit berlendir Dudong menyentuh leher Chaeyoung.

"Kamu jangan banyak bergerak!" Jaehyun menarik tangan Chaeyoung agar ia bisa dengan mudah menangkap Dudong. Tapi bukannya tertangkap Dudong malah loncat ke wajah Chaeyoung lalu ke kepalanya.

"AAAAAAAAA!!!"

"Tunggu—Ah! Ketangkep!" Jaehyun berhasil menangkap Dudong dan langsung memasukan kodok berwarna kuning cerah itu ke dalam kandang dan menutupnya rapat.

Chaeyoung mengusap wajah dan lehernya berkali-kali, mencoba untuk menghilangkan sensasi kulit Dudong yang sempat menempel di tubuhnya.

Bulu-bulu halus Chaeyoung meremang dan tubuh perempuan itu seketika lemas.

Chaeyoung ambruk ke sofa.

"Bawa Dudong jauh-jauh dari sini," perintah Chaeyoung dengan suara lemas dan tanpa perlu disuruh dua kali Jaehyun langsung membawa Dudong ke kamar Rion.

Chaeyoung memegangi kepalanya.

"Aduh, kepalaku tiba-tiba sakit."

"Mama!" Rion berlari dan langsung memeluk Chaeyoung. "Mama jangan sakit, Ma. Mama jangan pergi ke surga. Mamaaaa."

Rion menangis tersedu-sedu, namun Chaeyoung sama sekali tidak memiliki tenaga untuk menenangkan anak laki-laki itu.

Jaehyun yang sudah kembali ke ruang TV terheran-heran melihat keadaan Rion dan Chaeyoung. "Kalian kenapa?"

"Mamaaa." Bukannya menjawabtangis Rion semakin menjadi-jadi.

***

Pukul tiga sore, Chaeyoung, Jaehyun, Rion, dan Lisa sudah berada di Panti Asuhan Bit Na di daerah Gangwon. Mereka langsung disambut hangat oleh Bibi Lim, ketua pengurus panti yang bertubuh gemuk dan berambut ikal dan tiga orang petugas lainnya.

"Selamat datang di Bit Na," sapa Bibi Lim sambil menyalami satu persatu tamunya. Ketika melihat Rion, senyum Bibi Lim semakin merekah."Halo, nama kamu siapa?"

"Jung Rion," jawab Rion tanpa malu-malu.

"Umur kamu berapa tahun, Sayang?"

Rion mengacungkan lima jarinya.

"Lima tahun?"

"Eh, bukan, bukan!" Rion menggeleng, lalu menghitung satu-satu jarinya. "Satu, dua, tiga, empat! Rion empat tahun, Tante." dengan bangga Rion menunjukan empat jari tangannya.

"Anak pinter." Bibi Lim mengusap kepala Rion dengan sayang. "Di dalam nanti ada teman-teman yang umurnya sama kaya Rion."

"Wow, sama?"

My Valentines ✔️Where stories live. Discover now