Satu

15 5 9
                                    

Pagi ini sekolah terlihat sepi bukan sepi sih memang Maya saja yang datang terlalu pagi. Ia tidak mau berangkat bersama dengan Satria karna takut satu sekolah akan tau hubungan mereka berdua. Maya yang dikenal penakut dan suka dibully hampir seluruh sekolah tau kecuali Satria.

Satria itu tipikal cowo yang dingin dan bodo amat dengan segala hal. Saat ada yang dibully ia bodo amat hanya melewatinya saja tanpa tau siapa yang dibully. Satria adalah most wanted di SMA Binaraga karna ketampanan para teman-temannya mereka dijadikan most wanted. Hanya satria yang memiliki sifat dingin yang lainnya ya minim kewarasan.

Setelah sampai di kelas ia langsung mendudukkan dirinya di kursi pojok belakang. Tidak ada yang mau berteman dengannya karna kasus bully itu. Saat Satria menanyakan apakah senang di sekolah? Maya tentu menjawa sangat senang. Padahal bibir dan hatinya begitu bertolak belakang.

Maya memasang earphone ditelinga nya sambil menutup mata. Ia menikmati tiap alunan musik yang ia putar.

Brak

Maya terlonjak kaget saat mejanya digebrak oleh wanita berambut hitam sebahu, cantik, dan juga natural. Maya pun mulai waspada akan apa yang wanita itu lakukan. Tiba tiba saja tangan Maya ditarik kasar oleh wanita itu dan diseret keluar kelas.

"A-aurel s-sakit." rintih Maya yang tangannya udah memerah.

Ya,dia Aurel si pembully namun dilindungi karena ayahnya adalah donatur terbanyak disekolah itu.

"Diem Lo!" bentak Aurel.

Ia menjatuhkan tubuh kurus milik Maya kelantai sehingga semua siswa-siswi melihat aksi Aurel itu. Banyak yang ingin menonton adegan pembullyan itu namun tidak dengan Satria yang acuh.

"Din." Dinda yang merasa namanya terpanggil pun mengerti.

Dinda menyerahkan ember berisi air yang sudah dicampur dengan tanah. Sepertinya Maya sudah tau apa yang akan mereka perbuat ia pun mundur secara perlahan. Namun, karna suasana ramai ia tidak bisa bebas begitu saja.

Byur satu ember air itu sukses terkena seragam nya. Seragam yang awalnya putih kini sudah kotor. Sedangkan 15 menit lagi bel masuk berbunyi. Maya menangis terisak disana dengan semua orang yang menertawakan nya.

"Mampus lo." bahagia Aurel dengan tertawa.

Saat Maya hendak berjalan ke arah toilet tiba tiba kaki Aurel sengaja diangkat yang membuat Maya tersungkur ke bawah.

"Ups, hahahaha." kembali lagi semua orang menertawakan dirinya.

Maya tak ingin memperpanjang masalah pun dengan cepat ia mengambil baju cadangan di dalam lokernya dan segera mengganti pakaiannya.

Setelah sampai di toilet Maya tak langsung berganti pakaian. Ia menangis terisak disana. Apa salah dirinya? Kenapa selalu seperti ini? Bolehkah ia meminta pada Tuhan untuk bahagia sekali saja?.

Setelah selesai menangis ia pun membasuh wajahnya agar tak terlihat jika ia habis menangis. Ia cepat cepat pergi ke kelas karna bel masuk sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu.

"Assalamualaikum, permisi Bu." sopan Maya.

"Waalaikumsalam,dari mana saja kamu Maya?" tanya guru Matematika itu yang bernama Bu Yati.

"Maaf bu. Saya dari toilet." ucap Maya sambil menunduk.

"Yasudah silahkan duduk." Maya pun segera berjalan ke tempat duduknya.

Namun, lagi-lagi Aurel berbuat ulah dengan sedikit mengangkat kakinya. Maya pun terjatuh dan semua murid yang ada di dalam kelas itu pun tertawa. Maya pun bangkit dari jatuhnya dan lanjut berjalan ke tempat duduknya.

Hanya Luka & Aku BisaWhere stories live. Discover now