bab 2 : kedekatan

3 1 0
                                    

Awali harimu dengan basmalah..
Awalnya gk niat post 😁🥰





Kringg...
Jam pertama baru saja di mulai, para murid berbondong memasuki kelasnya masing - masing.
"Eh jam pertama pelajaran fiqih gak sih?" Tanya haura.

"Iya kenapa?" Tanyaku.

"Ya gak papa sih, tapi aku belum setor hafalan" jawab haura.

Belum sempat aku menjawab ucapan haura, krudungku yang semula bagus menjadi kusut atas ulah Gafi, keusilannya itulah yang kadang ku tak suka.

"Hish" ucapku menepis tangan kanannya mengusap puncak kepalaku yang terbalut khimar putih.

"Ekhemm..," celetuk Nia.

"Assalamualaikum," ucap Dani, Diego, Arvelis tiga serangkai pecinta mobile legend, setiap ada jam kosong selalu saja di gunakan untuk mabar (main bareng).

"Waalaikumussalam,"jawabku sembari melanjutkan membaca buku novel Dianggap Sang Pendosa.

"Buku apa ni?" Tanya dalam logat melayu yang kental.

"Novel," jawabku seadanya.

"Eh ada bu Fika, balik ke meja masing - masing" titah sang ketua kelas yang bernama Daniel.

"Nggeh pak ketu"

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, hari ini kita memasuki pelajaran dan bab baru yaitu pernikahan, jadi mulai hari ini bisa langsung setoran isi dari pernikahan, mulai dari pengertian,mahram, perempuan yang halal dan haram dinikahi, hikmah, khitbah, ketentuan akad nikah, ijab qabul dalam pernikahan, wali nikah" ucp Bu Fita memulai pembelajaran pagi ini.

"Masya allah bu pembahasannya terlalu tinggi bagi saya yang masih kecil" celetuk ferdy.

"Loh anak seusia kalian di zaman sekarang itu sudah banyak yang menikah, agar kalian tidak salah kaprah dalam membina rumah tangga nantinya, makanya di kelas 12 kali ini akan membahas seputar pernikahan," Ucap Bu Fita.

"Baik bu,"

"Di buka buku paket Fiqih halaman 45 , di baca pengertian, dan hikmah pernikahan, dilanjutkan merangkum sampai halaman 58, selesai di kumpulkan di meja saya, dan habis ini Ibu tinggal rapat jangan ramai.," Ucap Bu Fita menuliskan tugasnya di papan tulis.

"Baik bu Fika..."

"Alhamdulillah gak disuruh praktik nikah sama khitbah," Ucap Arif, dan Gafi secara berbarengan.

"Emang kenapa?"

"Ya males ngafalinnya," jawab Arif.

"Anak pondok ya beda, wes tau yo" timpal Nia.
"Yoi.., "
"Nuna.., nyontek Bhs Jawa milikmu," Ucap Gafi.
"Kumat, bentar" Jawabku mengambil buku Bhs Jawa, biarin nyari sendiri yang mana.

"Ini yang mana?" Tanyanya.

"Lah kamu mau nyontek yang mana?"
"Hemm talah nuna.." celetuk Daniel.
"Apa sih"
"Apasih, apasih salting Gaf?" Tanya Alim.
"Mana Ada" Jawabnya, yang sudah mulai menulis rangkuman Fiqih.

"Bukumu tak bawa ya na"
"Iya esok balikin," Jawabku tanpa melihat ke arahnya.

Jam kedua sudah di mulai, dan pertanda bahwa kami para anggota sinema yang ikut andil dalam film harus dispen, bahkan surat dispennya sudah di meja guru.

"Bay.. bay.." melambaikan tanganku kearah nia dan yang lainnya.

"Dispen teross" celetuk Alim.

"Mas ini langsung ke lab?" Tanyaku kepada mas Riski.

"Iya habis itu langsung ganti pramuka, scane pertama scane nya aska" Jawab Mas Riski.

Setelah sampai di sana kami duduk santai sembari menunggu tokoh yang lain dan juga sampai anggota lengkap.

"Ciee.., ada yang kasmaran nih" Celetuk Mbak Alin, kumat sudah saling comblang sana sini.
"Apasih mbak" Jawab Gafi.
"Halah cinta dalam diam tuh pasti," Timpal Mas Riski, melirik ke arah Mbak Zahwa dan Arif

"Oalah ini toh yang di bahas semalem" Ucap Arin tiba - tiba.

"Masa sih," Timpalku.

"Wes wes rek, ayo semua tokoh reading, yang lain nyeting tempat di deket taman," Titah Mas nino.

"Nggeh mas, ayo Gaf," Ajakku.

"Okay, Mas kamera yang ini di bawa kan?" Tanya Gafi.

"Iya, ini , ini di bawa" menunjukk peralatan untuk syuting.

"Nunduknya kumat na" Bisik Gafi, tepat di telinga kiriku.

"Emang salah, menjaga pandangan itu susah loh," Jawab ku tanpa menatap matanya.

"Ya enggak sih,"

"Wes ayo seting tempat malah pacaran" Celetuk Rendy.

"Siapa?.. enggak ya" Jawab Gafi, dan aku hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala.

Jam pulang sekolah sudah tiba, tapi bagi kami yang syuting dan take nya belum kelar ya otomatis belum pulang.

"Laperr.. mas" Celetuk Arif.

"Ambil makan yok"
"Mbak minta kunci lab dong" Ucapku kepada Mba Alin.
"Nih kalau selesai balikin lagi,"
"Baik mbak," Ucapku.
"Nuna ikott" teriak Gafi.

Kegiatan dispen berlangsung sampai tiga hari lamanya, ku tau bahwa tertinggal dalam pelajaran itu bukanlah hal yang kusenangi, apalagi banyak materi yang aku tak faham.

"Ciee.. nuna, kau pacaran dengan Gafi?" Tanya Naura.

"Hah? Enggak lah dah kaya adik sendiri ya allah, astagfirullah," Jawabku dengan senyum mereka.

"Ya kita kan gak tau perasaan orang lain ke kita, siapa tau dia suka ke kamu,"

"Ya gak mungkinlah, aku hanyalah manusia biasa, gak terlalu cantik, dan kemungkinan dia juga sudah punya tambatan hati," Jawabku. Jujur aku saja tak percaya jika ada orang yang menyukaiku, lantas hal apa yang membuat dia suka?.

"Ya kan semua bisa terjadi, eh ngomong - ngomong kamu gak dispen hari ini?" Tanya Naura.

"Enggak, sekarang Zaki, sama Gafi saja yang dispen,"

Sewaktu pulang sekolah aku sempat berpapasan dengan zaki dan Gafi, ya walaupun tak ku sapa tapi senyum akan terpatri di bibir ini.

"Eh iya Fi, jangan lupa nyari foto tugas kimia,"Ucapku yang akan berbelok menuju tangga turun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang