31- RATU CANTIK VS PARASIT CANTIK

ابدأ من البداية
                                    

-Gibran Dirgantara Reynand

31- Ratu Cantik vs Parasit Cantik

Jam menunjukkan pukul 08:30, baru saja Gibran dan kedua temannya menginjakkan kakinya di lantai koridor. Beruntung semua guru sedang rapat untuk masalah PTS, alhasil Gibran dan kedua temannya tidak terjerat dalam kamus masalah Pak Agus.

Gibran membawa raket badminton dibelakang tubuhnya, Kenzo membawa tongkat baseball serta ia mengemut permen susu yang diberikan oleh Gibran tadi. Sedangkan Algerian? Sudahlah, mengurusi cowok satu itu memang tidak ada habisnya. Algerian membawa bola bekel serta dahi yang ditali dengan dasi abu-abunya.

Banyaknya cewek-cewek cantik yang sempat terpesona dengan Gibran dan juga Kenzo.

"Hai cantik," sapa Gibran. Ia mengedipkan sebelah matanya dengan genit kepada siswa yang bernama 'Brenda' atau mantan kekasihnya.

"Makan tuh cantik!" Brenda melempar bungkus minuman soda ke arah Gibran. Kemudian cewek dengan tubuh sedikit berisi itu melenggang pergi.

Algerian menjewer kencang telinga Gibran, dan menariknya kebelakang. "JANGAN NGADI-NGADI LO, BONG! LO UDAH PUNYA ABEL! MAU LO DI BETOT BAPAK SELAMET, HAH?!"

Kenzo melepas headband yang dari tadi melingkar kepalanya, menghalau rambutnya yang menjuntai menutupi matanya. Ia menoleh sedikit ke arah Gibran, sebelum akhirnya membuka suaranya.

"Minggu depan ada turnamen bulu tangkis, gue harap lo ikut buat terakhir kali," ucap Kenzo.

Gibran melepas tas raketnya kemudian menaruhnya kedalam loker miliknya. "Ngapain gue ikut gituan. Udah gue bilang, gue gak suka ikut perlombaan. Mending di rumah ngurusin kambing gue,"

"OMO! BEGO LO! LO KALO IKUT TURNAMEN KALO MISALKAN MENANG DAPET PIALA! SEDANGKAN NGURUS KAMBING LO DAPET APA?! DAPET SERINTIL?! HAH?!"

For your information buat kalian yang tidak paham, serintil adalah wujud dari kotoran kambing. Bentuknya seperti bulatan-bulatan boba.

Gibran menutup kembali pintu lokernya. "Dapet duit. Lumayan, kambing kalo di jual bisa dapet dua juta. Buat biaya nikah sama Abel juga bisa,"

Tampolan keras mendarat tepat dikepala Gibran. "LO ITU UDAH KAYA! MAU NIKAH BERKALI-KALI PUN HARTA LO GAK BAKAL--- AW! AW! SAKIT CEBONG!" Tarikan pada bibir Algerian membuat cowok itu terpekik keras.

"Pacaran berkali-kali boleh, gonta-ganti cewek juga boleh. Tapi gue bukan cowok brengsek yang nantinya suka gonta-ganti istri." Kata Gibran.

"OMO!" Kenzo terlonjak kaget, reflek ia memukul pantat Algerian dengan tongkat baseball-nya.

"INI TEH SI KECEBONG? CUCUNYA RUDI, ANAKNYA OM ARGA SAMA TANTE SYERA?! OMO! OMO! OMO!"

Gibran melirik Algerian dengan tajam, sebelum akhirnya ia menendang betis cowok itu dengan kencang. Lalu langkah kaki jenjangnya berjalan meninggalkan dua sahabatnya.

Bicara tentang sekolahan, ia jadi rindu dengan Pak Agus. Ngomong-ngomong, kalian ada yang tau nggak dimana perginya Pak Agus? Gibran sangat merindukannya, apalagi sama wig-nya Pak Agus. Tangannya gatal untuk segera menariknya.

"Ooh Hani, wajahmu sangat rupawan, membuat denyut nadiku berdetak tak karuan. Hani, sungguh pesonamu seperti maling, ingin ku kejar terus sampai ku dapat-----"

"Ya amstrong, cyin! Inget kumis bapak yang melambai-lambai deh! Gak malu apa sama umur?" Potong Cimon. Ia berjalan memberikan tiga cangkir es doger kepada tiga cowok yang duduk di kursi plastik disana.

"Heh Cimon! Kamu ganggu saya aja! Mending kamu cepetan bikinin saya es doger dengan rasa cinta!"

Cimon mengerjapkan matanya berkali-kali, ia mendekati Pak Agus kemudian menyolek tangan pria itu. "Rasa cinta? Maksudnya cintanya Momoy?"

GIBRAN DIRGANTARAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن