SPECIAL : AFTER FIFTEEN YEARS 0.8

21.7K 2K 44
                                    

Kangen Misz tuh ama kalian, kemarin bermacam-macam kendala bermunculan 😭😒

~°HUSBAND°~

Jooheon, menuju ruang bawah tanah pada rumahnya. Tentunya, menuju peliharaannya. Minho dan Suji.

Lorong itu pengap, begitu menyesakan dada karena minimnya fentilasi udara. Tak lupa keadaan gelap membuat gemetar siapa saja.

Begitu sampai pada sebuah penjara tralis besi, Jooheon menatap jijik dua manusia yang terduduk lemas disana.

Minho, pandangannya menjadi kosong. Tubuhnya tak tertutup benang sehelai pun, juga dipenuhi bercak ungu kebiruan. Kissmark yang menjijikan.

Sedangkan Suji, bajunya koyak dengan darah mengering. Begitu mengenaskan.

Jooheon memandangnya dengan memasukkan kedua tangannya di saku celananya, "Semalam, permataku menangis. Ia mengeluarkan air matanya lagi dan lagi dalam dekapan ku. Kalian tau? Permata ku tak pernah nyenyak tidur karena kalian. Dulu, ia tak pernah kekurangan tidur sedetik pun. Sekarang semuanya berubah karena perbuatan kalian. Satu hal lagi, kalian salah memilih orang. Untuk sekarang dan selamanya kalian adalah milikku. Hidup maupun jiwa kalian berada di tanganku." Ia kemudian, menampar Minho dengan punggung tangan kirinya.

"Aku bersumpah! Hidupmu akan terkutuk Jooheon!" Balas Minho dengan tatapan tajamnya. Jooheon seperti definisi iblis dari seorang iblis. Lebih dari kata iblis juga monster.

"Kutuk aku! Kutuk aku hingga akhir hayatmu! Bahkan sebelum kau mengutuk ku, setiap langkah yang ku ambil adalah kutukan kedua orang tua ku!!" Suaranya semakin menggema di tempat itu.

Sementara itu, Suji sangat menyesal. Menyesal mengapa ia tak membunuh Changkyun kala itu hingga ia bisa menyakiti Jooheon meskipun ia akan mati ditangan pria iblis itu.

"Kau Iblis!" Suji menggeram. Membuat Jooheon mengalihkan atensinya pada dirinya.

"Memang, jika kau tau aku iblis mengapa mengusikku!?!"

Suji diam tak membalas. Satu laki-laki masuk membawa nampan, berisikan makanan sisa.

"Ini bahkan masih terlalu layak untuk kalian makan. Sungguh, siang nanti kalian akan kedatangan tamu. Aku ucapkan, selamat bersenang-senang." Jooheon sedikit menggeser nampan yang sudah di lantai tanah itu dengan kakinya. Lalu ia segera pergi, namun sebelum benar-benar keluar. Ia mengatakan kepada anak buahnya.

"Lepas baju wanita itu, dan cambuk sebanyak 50 kali dalam satu hari. Satu hal lagi, sekarang tak ada perbedaan bagi mereka, apa yang kau lakukan pada Suji, maka lakukan juga pada Minho. Begitu juga sebaliknya. Jika kalian melakukannya dengan baik, aku akan memberikan bonus 5 atau hingga 10 kali lipat. Pegang ucapan ku." Jooheon mengatakan itu dengan intonasi suara yang biasa, tapi dua tahanan itu mendengarnya dengan baik. Hingga mereka benar-benar mengutuk Jooheon dalam setiap hembusan nafasnya.

"Baik Tuan."

.

Jooheon kembali pada kamarnya, tentunya si cantiknya masih terlelap. Ia segera menuju kamar mandi untuk membasuh tangannya. Lalu ia kembali begitu selesai dengan itu.

Ketika ia keluar, ada Ryuu disana. Memandangi wajah Ibunya yang masih tidur.

"Ryuu?" Jooheon melangkah dengan mengelap tangannya dengan selembar handuk kecil.

"Dad bagaimana dengan keadaan Mommy?" Ryuu bertanya penasaran.

Jooheon tersenyum dan duduk di sofa, melambaikan tangannya guna memanggil Ryuu untuk duduk di sofa yang sama dengannya. Ryuu menurut dan duduk di samping Ayahnya.

"Membaik, pengecualian punggungnya. Masih basah dan kadang masih mengeluarkan darah." Jelas Jooheon. Sedangkan Ryuu menatap Ibunya dengan sendu.

"Apa, Mommy belum mau berbicara? Apa Mommy benar-benar kehilangan suaranya?" Lagi Ryuu bertanya.

"Sudah, Mommy sudah mau berbicara tadi malam. Tunggu saja Mommy bangun, untuk saat ini biarkan saja permata kita untuk istirahat." Jooheon kemudian bangkit, masuk pada walk in closet nya. Disana ada sebuah brankas, Jooheon membuka itu setelah memasukkan angka kombinasi pin. Ia mengambil sebuah dokumen penting dari sana dan kembali keluar.

Menyerahkan itu pada Ryuu "Pelajari itu, dokumen itu sangat penting karena Daddy juga dulu belajar menjadi seorang pembisnis dari sini." 

Ryuu menerimanya, kemudian membukanya. Matanya membesar, sungguh ini adalah "Dad ini?"

"Rahasia perusahaan kita, jaga baik-baik. Setelah kau mempelajari dan siap untuk maju. Berikan lagi kepadaku." Jooheon, memasangkan penjepit dasinya pada dasi Ryuu.

"Pangeran ku, bersiaplah untuk bertempur dengan dunia ini. Jangan mengalah dengan keadaan, tapi kita harus melawan keadaan jika tidak dunia akan benar-benar menghancurkan kita secara perlahan. Jadilah orang yang mengendalikan dunia, bukan dunia yang mengendalikan kita."

Ryuu begitu patuh dengan setiap ucapan dan kata dari Ayahnya. Benar-benar seorang Raja yang pandai memimpin. Entah bagaimana ia harus mengungkapkan perasaannya kepada Ayahnya.

"Setiap ucapan mu, itu mutlak untuk ku, Daddy."

Jooheon menyeringai, begitu. Ia harus mengajarkan anaknya sebaik mungkin. "Ryuu, ketahuilah. Ayahmu bukan orang baik, Ia seorang iblis yang siap mencabik siapapun yang mengusiknya. Dan kau, adalah keturunan Iblis itu."

Tentu, Ryuu tau itu. Ayahnya bukan orang baik. Tapi Ibunya, jelas seorang malaikat. "Ryuu tau itu, dengan sangat."

"Good boy."

"Ryuu?" Suara lain menyahut. Membuat dua orang dominan disana menoleh pada sumber suara.

Malaikat itu sudah bangun, duduk dengan menatap Iblis dan little devils itu.

"Mommy!" Tak ayal membuat Ryuu berteriak senang dan menghampiri Ibunya.

Jooheon ikut tersenyum dan ikut menghampiri cantiknya "Selamat pagi sayang, bagaimana tidur mu? Apa nyenyak?"

"Mommy baik-baik saja?"

Changkyun tersenyum manis, senyum yang dirindukan oleh dua pria dominan disana. "Selamat pagi untuk kalian berdua, Mommy baik-baik saja Ryuu, dan aku tidur dengan nyenyak."

.

.

tbc

Jika memungkinkan, ini akan berakhir di 2 ch yang akan datang😘

Salam manis dari Misz untuk kalian kesayangan Misz ❤️😍 love love love you all 👑❤️.

HUSBAND ; JOOKYUN [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu