“Percayain aja lah, Na” Noval menggenggam telapak tangan Nana.

“Habis ini mau kemana?” tanya Noval.

“Ga mau pulang, mau sama Noval terus” jawab Nana bersemangat.

Noval memeriksa jam tangannya, “Ke timezone yuk?”

o  -  o

Duk!
Duk!
Duk!

“Ah ga bisa! Aku ga bisa main ini, ayo main yang lainnya” Nana cemberut kesal.

Mereka sedang bermain di mesin basket, namun dari tadi tembakan Nana meleset hingga membuatnya kesal.

Noval menggelengkan kepalanya, ia berjalan ke belakang Nana, menggenggam tangan Nana, “Tangan kamu jangan kaku gini, lemesin. Kamu fokus, liat keranjangnya, tembak lurus ke keranjang”

Nana diam, jantungnya berdetak kencang.

“Ayo coba! Semangat!” Noval menyemangati Nana.

Nana melakukan perintah Noval, ia membidik sasarannya, lalu menembakkan bola dan bolanya masuk ke dalam keranjang.

“YEYYYY BISAA, AKU BISA VAL!” Nana berhambur ke arah Noval, memeluknya erat.

Noval balik memeluk Nana, mengelus lembut surai Nana.

“Ayo photobox!” Nana melepas pelukan, menarik tangan Noval dan masuk ke photobox.

Nana mengatur efek, “Nanti tangannya gini ya, Val”

Foto pertama.

“Na kok tanganmu begitu”

Foto kedua.

“Val pipiku kejepit ih!”

Foto ketiga.

Cup!

Foto keluar, “Bagus banget ahahaha, makan yuk”

Noval menatap Nana, “Lagi? Udah tercerna ya yang tadi?”

Nana nyengir, “Mau ayam aja, Val.” Nana berjalan sambil melihat ulang foto tadi.

“Awas, Na” Noval menarik tangan Nana hingga Nana menubruk dada bidang Noval.

Mereka bertatapan, cukup lama hingga Nana memutuskan kontak mata.

“Tadi ada orang lewat bawa box takutnya nabrak kamu” Noval menggaruk tengkuknya.

Nana membuang mukanya yang merah seperti tomat, “I-Iya” ucapnya.

“Ayo makan” Noval berjalan duluan, lalu Nana bergegas menyamai langkah Noval.

o  -  o

“Untuk peluncuran video game, mau di adakan di mana ya, Tuan?” tanya Ran.

“Maunya sih di gedung DPR aja” jawab enteng Ardan.

MY PERFECT CEOWhere stories live. Discover now