23 - Ending Game

Mulai dari awal
                                    

Sunghoon bilang, dia cinta sama Jake kan?

Jadi seharusnya dia bangun setelah Jake memberikan cintanya, iyakan?

Seharusnya teorinya begitu. Tapi sayangnya, nggak perduli seberapa banyak Jake menangis dan meminta Sunghoon buat terbangun, Sunghoon tetap terdiam. Bahkan saat Jake dengan frustasi bertanya,

"Hoon, kamu nggak kangen sama Jakey?? Hoon.. Jake disini Hoon.. Kamu dulu bilang kalau hati, tubuh kamu sudah jadi punya Jakey, terus kalau memang bener itu punya Jakey, kenapa badan kamu nggak kembali bergerak demi Jakey??," Ucap Jake frustasi sambil agak agresif mengusapi pipi dingin Sunghoon berkali kali.

Sunghoon.. dia cuma berdiri disana. Diam saja. Matanya kosong. Menghadap kedepan. Bukan menatap kepada Jake. Bahkan ketika Jake sudah secara sengaja berdiri tepat didepan mata Sunghoon, mata itu tetap tidak memandang kepada Jake.
Mata itu hanya menatap kekosongan, hampa.

Lagipula, Jake berharap apa?

Sunghoon itu bukan manusia. Dia cuma boneka buatan sistem. Jadi saat sistem sudah mematikan dia, Jake seharusnya tidak berharap kedatangannya bisa mengubah apa apa. Sunghoon sudah mati— ah bukan, bukan,

Sunghoon sudah tidak aktif.

Karakternya sudah mati.
Karna dia memang, hanyalah seonggok karakter fiksi saja.

Terkadang, sebesar apapun cinta, kalau memang yang dicintai itu bukanlah orang yang nyata, itu percuma saja. Berharap cinta bisa menghidupkan sesuatu menjadi manusia?

Boleh saja. Tapi siap siap harapanmu menjadi sia sia. Hanya mimpi di siang bolong.

Ya, seperti Jake, sekarang ini.








🏞🏞🏞













"Sayang..,"

Jake mengusap rambut hitam Sunghoon pelan pelan. Menyunggingkan senyum, membodohi diri sendiri padahal air matanya tidak berhenti berhenti membasahi pipi.

Ya, Jake sekarang sedang menyayangi Sunghoon. Tepat seperti tujuan awalnya datang kembali ke tempat ini. Yaitu untuk menghabiskan waktu dengan Sunghoon yang disayanginya.

Tapi sayangnya toh, sekarang keadaanya berbeda. Sekarang Jake sendirian yang harus melakukan semua hal. Termasuk membopong tubuh Sunghoon dari taman belakang ke sini, sekarang didalam kamar mereka dulu. Dan harus membantu mendudukkan tubuh Sunghoon yang tidak bisa bergerak sendiri itu untuk duduk di tepian kasur.

".. J-Jake..," Jake mengernyitkan mata. Menahan rasa sakit di hatinya. "Jake nggak marah kok sama kamu Hoon..,"

Tangan Jake membelai rambut kehitaman Sunghoon pelan pelan,

"Jake nggak marah kalau kamu ternyata bohongin Jake.. Jadi kalau kamu cuma akting, berhenti sekarang, ya? Jake kangen ngomong sama kamu..," Ucap Jake hampir bergumam. Suaranya bergetar getar.

Air matanya nggak berhenti turun.

Mata berair Jake memandangi Sunghoon didepannya. Dia masih diam saja. Jangan tanya gimana perasaan Jake sekarang. Hatinya hancur. Dia nggak bisa terima semua ini.

Sunghoon is Better Than Immortality √ Sungjake | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang