Setiap otot di tubuh Namjoon seakan terkunci. Lalu, Seokjin mulai mengulumnya dan membelainya─mengisapnya dengan sangat hati-hati. Semua ini bisa selesai dengan sangat cepat jika Seokjin memperlakukannya seperti ini dan Namjoon tidak akan membiarkannya. Seokjin bisa menggodanya dengan cara seperti ini lain kali.

Namjoon menarik Seokjin dan mendorong pemuda itu ke atas kasurnya yang lembut. Dia meraup bibir Seokjin dengan rakus sementara jari-jarinya mulai menyelinap ke selubung keintiman Seokjin di bawah sana, memberinya perhatian yang sama. Seokjin menyelipkan jari-jarinya ke helaian rambut Namjoon dan menarik pemuda itu semakin dekat padanya, dan melengkungkan punggungnya hingga tidak ada jarak di antara tubuh mereka.

Ciuman Namjoon bergeser turun. Dia mengambil waktu untuk memberikan ciuman ke perut Seokjin lalu ke bawah hingga sampai ke pangkal pahanya.

"Namjoon... jangan mempermainkanku." Desis Seokjin di sela-sela ciuman mereka.

Namjoon hanya menanggapi dengan balas menyeringai. Dia bisa merasakan deru napas Seokjin yang tak beraturan. Lantas, tangan Namjoon melingkari pinggang pemuda itu dan menyapukan lidahnya di kejantanan Seokjin. Seokjin meremas helaian rambut Namjoon semakin kuat dan setiap usapan bibir Namjoon di bawah sana membuat Seokjin semakin lemah.

Seokjin sudah basah dan siap, dan geraman seksi Namjoon memberikan getaran sensual ke sekujur tubuhnya.

Sudah cukup.

Namjoon mencengkeram kedua pergelangan tangan Seokjin ke atas ketika dia mulai menyelipkan ujung kejantanannya yang keras di antara selubung keintiman Seokjin. Saat itu, Seokjin menahan napas dan melingkarkan kakinya ke pinggang Namjoon. Dia semakin menekuk pinggulnya, membuat kejantanan Namjoon masuk semakin dalam dan membuat hasrat mereka semakin liar. Tubuh mereka dibasahi keringat dan menggesek satu sama lain dengan sensual.

"Setelah semua ini selesai, aku tidak akan pernah melepaskanmu." Bisik Namjoon di telinga Seokjin yang sensitif. Lalu dia menggigit kecil daun telinga Seokjin, meninggalkan jejak kemerahan di sana.

Embusan napas yang tak beraturan keluar dari paru-paru mereka dengan parau dan terengah ketika dorongan itu semakin intens. Keduanya bertambah basah dan semakin bergairah, dan tak ada lagi suara selain suara gesekan tubuh mereka yang menyatu.

Namjoon membebaskan kedua tangan Seokjin dan berganti meraih tengkuk pemuda itu. Menciumnya untuk kesekian kali ketika dia menghentak kejantanannya semakin dalam dan keras. Seokjin dengan kepayahan bertumpu pada bahu Namjoon yang kokoh dan lebar.

Namjoon tidak melambatkan temponya. Napas Seokjin menderu lebih cepat dan dia terus menerus menggumamkan nama Namjoon dalam setiap erangannya. Namjoon bisa merasakan seksnya berkontraksi. Getaran yang kuat itu mengirim Namjoon dan Seokjin menuju pelepasan mereka. Orgasme Seokjin meledak dan memancing jeritan parau.

Jantung Namjoon bergemuruh dengan keras di dalam dadanya. Napas mereka menyapu satu sama lain ketika Namjoon menekankan keningnya pada kening Seokjin.

Seokjin memejamkan matanya ketika dia berusaha mengatur napasnya. Namjoon bisa melihat bibir Seokjin yang merah dan bengkak karena Namjoon tak henti-hentinya menciumnya.

Setelah beberapa detik yang tertangguhkan, bulu mata Seokjin terangkat, dan matanya yang cantik menatap lurus ke dalam mata Namjoon. "Katakan sekali lagi," Perintah Seokjin dengan suara yang serak dan seksi.

Namjoon tahu apa yang Seokjin maksud. "Aku mencintaimu."

Pemuda itu masih berada di dalam dirinya. Tubuh Seokjin bergetar ketika dia kembali merasakan kejantanan Namjoon yang menegang. "Lagi..." Desah Seokjin.

Namjoon menunduk ke arah leher Seokjin dan membubuhkan ciuman di sana. Kemudian, Namjoon menghentak masuk kejantanannya lagi. "Aku mencintaimu."

Seokjin mengerangkan namanya dalam setiap dorongan yang dia berikan.

Secreto | NamJin ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ