#1, Salam Kenal

294 76 22
                                    

Tiga puluh dua derajat celcius, cuaca dan matahari yang begitu terik langsung mengenai kepala tak menghalangi langkah para mahasiswa untuk menunjukkan aksi unjuk rasanya di depan kantor rektorat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga puluh dua derajat celcius, cuaca dan matahari yang begitu terik langsung mengenai kepala tak menghalangi langkah para mahasiswa untuk menunjukkan aksi unjuk rasanya di depan kantor rektorat. Para mahasiswa itu menuntut uang semester yang tak kunjung ada kabar mengenai penurunannya dari nilai yang sebelumnya di nilai tinggi bagi hampir semua mahasiswa disana.

Dengan wajah masam, gadis itu hanya memandangi arloji di tangan kanannya. Sudah setengah jam dirinya duduk terdiam di dalam tenda unit kesehatan. Bukan karena sakit, melainkan karena menjadi relawan.

Dipaksa oleh sahabat karibnya, padahal jika dipikir pengetahuannya mengenai dunia kesehatan pun rasanya minim. Bahkan sangat minim. Namun karena kurangnya tenaga relawan kesehatan untuk aksi demo itu, berakhirlah dirinya di tempat ini bersama relawan lainnya yang mana dua diantaranya adalah karibnya.

"Ada yang otw pingsan, ada yang otw pingsan!" teriak salah satu mahasiswa yang datang membawa satu orang yang sepertinya adalah temannya itu dengan dituntun.

"Kemana nih relawan? Sibuk semua? Temen gue sebentar lagi K.O nih, suaranya ilang."

Pemuda itu masih berteriak, suara itu memenuhi indera pendengarnya, berisik sekali.

Sedangkan gadis itu justru masih mematung di tempat, duduk termenung dengan ekspresi bingung setengah mati. Karena setelah menelisik, hanya dirinya yang dikatakan menganggur dalam unit kesehatan ini. Relawan yang lain, sibuk dengan tugasnya. Memberi air, obat, ada juga yang sedang mencoba memberi sesuatu yang dingin untuk salah satu masa yang terlibat dalam unjuk rasa itu.

Dirinya terkejut bukan main, saat masa yang tadi berteriak meminta bantuan itu- menjatuhkan raga salah satu temannya yang sepertinya sebentar lagi akan pingsan itu ke kursi depan tepat dirinya berdiri saat ini.

"Mbak, tolongin temen saya. Dia suaranya hampir habis, kasih apa aja yang penting bisa bikin badannya agak segeran lagi. Suara dia penting banget soalnya buat berjalannya demo ini. Lima belas menit lagi nanti saya jemput, kalau bisa udah segeran ya anaknya? Makasih." ujar pemuda tadi pada dirinya yang sampai sekarang pun masih mematung.

Selepasnya, pemuda itu pergi dari unit kesehatan menuju tempat unjuk rasa itu. Menyisakan temannya yang nampaknya akan terkapar sebentar lagi dan dirinya yang entah harus melakukan apa.

Ingatannya mundur ke belakang, mengingat yang dikatakan salah satu karibnya yang memaksa dirinya untuk ikut berpartisipasi dalam menjadi relawan kesehatan. Katanya begini, 'Kasih aja teh anget, sembuh kok pasti.'

Lalu setelahnya, dirinya kembali dengan membawa satu gelas teh hangat di tangan yang baru saja dibuat oleh salah satu relawan disana juga. Diberikannya pada pemuda itu perlahan-lahan. Dengan harap akan segera membaik dan tidak justru malah semakin merepotkan dengan kondisinya yang memburuk.

Terlalu ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang