-Stupidly in Love

Start from the beginning
                                    

"Tentu saja aku ta-"

Bruk!

"Apa-apaan!" seru Pansy kaget saat bagian bawah tubuhnya menghantam lantai. Kakinya terlihat seperti jelly. Ia menoleh ke belakang.

"Bloody ferret! Apa yang kau lakukan dengan kakiku!" lanjutnya saat melihat Draco tersenyum miring di belakangnya.

"Aku seharusnya mengutuk mulut sampahmu. Berani-beraninya kau mengataiku bodoh? Kau pikir kau bisa lulus tanpa bantuan dariku? Benar-benar tidak tahu diri," cemooh Draco seraya tersenyum puas.

"Dan kau pikir kau bisa mendapatkan Hermione kalau bukan karena aku? Berkacalah, baby dragon! Kau tidak ada bedanya dengan Ron!" balas Pansy. Draco mendelik saat mendengar Hermione tertawa.

"Sleep tight my little baby dragon?" ledek Hermione seraya lanjut tertawa. Draco menatap Hermione tajam. Rona merah terlihat jelas di pipinya. Ia benar-benar membenci mulut besar ibunya. Apakah ia tidak tahu hal-hal seperti lagu pengantar tidur kesukaannya saat kecil adalah salah satu hal yang tidak seharusnya diceritakan ke semua orang? Terutama kalau anakmu adalah seorang laki-laki.

"Mulutmu benar-benar pantas dikutuk," desis Draco seraya menatap Pansy.

***

"Ron, tidak bisakah kau melepaskan Pansy sedetik saja? Kau pikir dia akan langsung hilang begitu kau lepas?" tanya Hermione malas. Ron menatap Hermione tajam.

"Kau sudah gila? Bagaimana kalau tiba-tiba ada naga yang menculik Pansy begitu aku melepaskannya? Setidaknya kalau aku terus memeluknya, aku akan ikut kemanapun ia diculik. Ya kan, my lovely?" jawab Ron seraya mengeratkan pelukannya. Hermione menatap Ron jijik.

"Menjijikan," bisik Pansy. Hermione mengangguk.

"Benar-benar menjijikan. Karena itu, lain kali pakai otakmu dengan baik, oke?" ucap Hermione. Pansy mendelik.

"Aku memakai otakku dengan baik, oke? Kau yang seharusnya memakai otakmu dengan baik. Kenapa kau masih belum menemukan penawarnya?" balas Pansy. Hermione menatap Pansy tak percaya.

"Kau benar-benar tak tahu diri," ucap Hermione.

"Aku seorang Slytherin. Tahu diri bukanlah sesuatu yang harus kami miliki. Tapi sahabat bodohmu ini adalah seorang Gryffindor. Kemana keberanian yang seharusnya menjadi sifat dasarnya itu?" ucap Pansy santai. Hermione mendengus.

"Granger?"

Hermione menoleh.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hermione malas. Ia memijat kepalanya, terlalu lelah untuk menghadapi satu Slytherin lagi. Kenapa juga hidupnya jadi dikelilingi ular sekarang?

"Sampai kapan kau akan memanggil gadismu dengan nama belakangnya?" tanya Pansy malas. Draco menatap Pansy aneh.

"Sampai nama belakangnya berubah menjadi Malfoy," jawab Draco. Penghinaan terselip di nada suaranya, seakan jawabannya adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan dan tidak perlu ditanyakan. Pansy mendengus malas.

"Apa yang kau lakukan di sini, Malfoy?" ulang Hermione. Draco menatap Hermione tajam.

"Hanya aku yang diizinkan memanggil dengan nama belakang, love," desis Draco.

"Menjijikan," ucap Ron tiba-tiba. Pansy mengangguk.

"Sangat menjijikan," sahutnya. Draco menatap mereka jijik.

Le Scénario (Dramione Oneshots)Where stories live. Discover now