bab 14 setan menandak tahu!!!

Start from the beginning
                                    

Jim Clay langsung lemas. Ia terkulai di belakang setir, karena merasa kecewa.

"Itu kan sudah wajar," kata Jupiter membesarkan hati. "Dia pun tentunya punya urusan sehari-hari, seperti orang lain pada umumnya."

Jim Clay menjalankan mobilnya lagi, membuntuti Fritz Hummer. Laki-laki gendut itu kemudian masuk ke sebuah pusat perbelanjaan di seberang

kota, dekat kaki perbukitan. Hummer memarkir mobilnya, lalu masuk ke

sebuah restoran tempat minum-minum. Andy menawarkan untuk menyusul masuk dan melihat apa yang dilakukan pemilik toko loak itu di situ.

"Tapi nanti kau terlihat olehnya!" kata Pete.

"Mungkin juga tidak," balas Andy. "Tempat itu kelihatannya ramai. Lagi pula, ia sudah biasa melihat aku berkeliaran di mana-mana. Ia akan lebih curiga, jika Jim yang muncul di dalam. Sedang kalian bertiga masih terlalu muda, belum boleh masuk ke sana."

Akhirnya pemuda berjenggot itu masuk, dengan menyandang gitarnya. Lima menit kemudian ia keluar lagi.

"Hummer sedang duduk-duduk di bar, mengobrol dengan pelayan di situ, sambil makan sandwich dan minum bir," katanya melaporkan. "Nampaknya akan agak lama juga ia berada di dalam."

Jim Clay memukul-mukulkan tangannya yang terkepal ke setir. "Ia harus membawa kita ke patung itu! Harus!"

Andy mengatakan bahwa ia tidak bisa lagi lebih lama membantu membuntuti Hummer. "Aku sudah punya janji di tempat lain, jadi aku terpaksa sampai di sini saja," katanya.

Anak-anak kecewa, tapi Jim mengangguk sambil mengucapkan terima

kasih pada Andy atas bantuannya sejauh itu. "Nah, semoga kalian berhasil," kata pemuda berjenggot merah itu. "Dan ingat apa yang kukatakan di perahu tadi, Pete," sambungnya sambil mengedipkan mata pada remaja jangkung itu. "Tenang-tenang sajalah!" Setelah itu sambil tersenyum Andy pergi dengan santai, melintasi pelataran parkir.

"Tenang-tenang saja," kata Pete menggerutu. "Mana mungkin tenang, jika dalam keadaan tegang!"

Bob dan Jupe tertawa, lalu mengambil sikap menunggu. Lain halnya dengan Jim Clay, yang rupanya tidak terlatih untuk bersikap sabar. Berulang kali ia mendesah, sambil mengubah sikap duduk di belakang setir.

Beberapa waktu kemudian Hummer muncul dari dalam restoran. Setelah itu mobil Ford tuanya menuju ke kaki perbukitan, menuju ke sebuah rumah besar bergaya arsitektur zaman Ratu Victoria. Letaknya dalam sebuah ngarai yang penuh dengan tetumbuhan. Sementara Pete menunggu dalam mobil, Jupiter, Bob, dan Jim menyelinap di sela-sela belukar dan rerumputan tinggi, menghampiri jendela-jendela rumah besar yang dilengkapi dengan menara-menara kecil itu. Dengan jalan mengintip dari

balik jendela ruang keluarga, mereka melihat Fritz Hummer sedang

berbicara dengan seseorang. Orang itu sangat jangkung, berwajah pucat, dengan hidung lancip dan berambut hitam. Kelihatannya seakan-akan tidak ada darah yang mengalir dalam tubuhnya, apalagi karena pakaiannya serba hitam.

"Ih," kata Bob berbisik. "Untung Pete tidak ikut! Orang itu kelihatannya seperti vampir -jadi-jadian pengisap darah!"

"Ya, persis Drakula!" kata Jupe sependapat.

Mata orang itu cekung, seakan-akan sepasang rongga di tengah mukanya yang pucat. Ia mendengarkan Fritz Hummer berbicara, lalu memberi isyarat agar laki-laki gendut itu ikut dengannya. Mereka pergi ke sebuah ruangan lain. Anak-anak bergegas bersama Jim, menuju ke sisi rumah yang dituju lalu mendekati jendela-jendela ruangan itu. Tapi kerai jendela- jendela itu tertutup semua.

(25) TRIO DETEKTIF: MISTERI SETAN MENANDAKWhere stories live. Discover now