3#smp

15 12 12
                                    

Gadis berkulit putih, hidung mancung kaya raya dan idola sekolah? Itu bukanlah aku. Sudah kubilangkan kalau itu bukan aku...

Kalau dipikirkan lagi, diri ini bukanlah apa-apa didunia. Tidak berguna, apalagi menguntungkan mungkin jadi parasit lebih cocok untukku..

Ah jadi umat yang durhaka, kan. Aku memang durhaka.

Meisinta, atau yang lebih sering orang panggil sinta adalah nama asli remaja yang tak perna mengucap kata syukur ini, ya, aku saat itu Remaja yang baru saja menginjak usia 13 tahun.

Hidup dikeluarga yang pas-pasan serta serba berkecukupan dari menyadap pohon karet milik warga. Cantik? Tidak! Aku sungguh tidak cantik, bukan juga anak juragan didesa.

Namun warna kulitku yang terkesan putih kekuningan membuat diri ini terlihat menarik. Ditambah dengan sikap yang introvert, itu turut menonjolkan daya tarik dariku secara tersendiri.

Tapi ini hanyalah penilaianku sendiri, tidak tau bagaimana pendapat orang lain tentangku.

Saat itu adalah Tahun 2013 dan tahun pertamaku mengenyam pendidikan dibangku Smp.

Juga merupakan hari pertama aku bersekolah disini. Sekolah ini bukan sekolah didesaku, sebenarnya desaku tidak memiliki smp. Ya didesaku hanyalah memiliki sd dan pom bensin yang selalu dibangga banggakan oleh orang sedesa.

Aku sekolah dismp negri 3 penukal. Smp yang baru pertama kalinya aku injak ini sudah cukup lama berdiri. Smp yang akan menjadi keseluruhan jalan ceritaku dan dia, diaaa...

Bolehkah aku menangis dulu. Ah sudahlah.

-

Ketika kaki memasuki gerbang sekolah. Kupingku langsung mendengar suara bell masuk kelas dan baru menyadari betapa banyaknya siswa disana yang bergegas, mungkin menuju kelapangan utama.

Yah itu karena aku agak telat datangnya, padahal masih hari partama.

Tak butuh waktu lama, aku mempercepat langkah kaki hingga setengah berlari melewati lorong kelapangan utama, takut-takut kepala sekolah atau guru sudah duluan ceramah disana dan aku disuruh kepodium.

Bisa malu seumur hidup kan, kalau sampai kejadian seperti itu terjadi padaku.

-

Brugkhh! "Adohhh!"

tubuhku sepertinya ditabrak sesuatu, yang jelas tidak sekeras tiang atau tembok bangunan sekolah. Lagipula tidak mungkin tembok menabrakku duluan.

Ketika aku mendongkak, kulihat remaja yang berseragam sama denganku menunduk, tangan terulur tegas. dapat ditebak, dia pasti ingin membantuku, ah sudah seperti cerita romantis yang ada di dalam novel saja kan?.

Seragamnya masih putih segar, aura dari wajahnya juga cerah meski tak secerah mentari pagi. Ia pasti salah satu anak baru. Aku mendengus.

"Eh Maaf maaf" Ujarnya, oh aku merutuk, aneh sekali telingaku ini merasa kalau suaranya enak didengar. Memangnya dia penyiar radio?

"kamu gak apa-apa?"

Aku sebenarnya agak gugup dan bingung mau jawab apa, "Gak apa-apa apanya?" dengusku. Sial, kenapa malah suara seperti ini yang keluar dari mulutku. Sangat berbelok dengan suara hatiku yang berdetak kencang ketika melihat senyumnya yang merekah seperti bunga mawar. Padahal belum sekalipun aku melihat bunga yang katanya cantik itu.

"Eh?"

"Enak kamu yang cowok punya badan kuat. Biar ditabrak berkali kali juga tak mungkin tumbang. Nah cewek..." gerutuku akhirnya dengan wajah yang agak kesal, duh bodoh kan baru hari pertama sudah segalak ini. Memang ada niat jadi killer disekolah ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU (Benci TUHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang