takbiran

696 58 26
                                    





" Gempa kamu sudah siap belum" tanya seseorang dari luar kamar adiknya Gempa

" Sebentar kak "

Hingga pintu terbuka menampilkan Gempa yang sudah siap" ayo kak hali"

" Ayo" Halilintar langsung menarik tangan Gempa dan menuju ke luar di mana ke lima adiknya sedang menunggu di sana

Sesampainya di luar, mereka langsung berangkat ke masjid untuk bermain gendang:D
Alias main bedug di sanah, mereka tidak sendirian banayk anak-anak lain termasuk teman mereka bahkan fang juga ikut menuju ke masjid untuk bermain petasan/ kembang api di sanah

Sesampainya di masjid mereka langsung masuk ke dalam taufan, blaze dan thorn debat siapa yang akan memukul bedug itu hanya saja mereka tidak melihat banyak bedug yang nyatanya ada di hadapannya hanya saja mereka tidak melihatnya, Halilintar,ice dan solar hanya menatap mereka datar dan langsung duduk di luar masjid melihat aksi gelud mereka tanpa menyadari jika Gempa tidak ada di sanah

Situasi Gempa, Gempa sedang berkeliling di masjid sendiri entah apa yang di buatnya hingga Gempa memutuskan untuk naik ke lantai tiga di sanah,matanya menatap berbinar suasana malam takbiran itu banyak hiasan lampu-lampu indah di pasang bahkan gedung-gedung pun bisa di lihat oleh Gempa, seketika matanya mulai memanas hingga gempa pun menangis,siapa sih yang gak sedih di malam takbiran

" Aku tidak menyangka ini sangat indah hisk...."

Gempa pun terus mengusap air matanya, dirinya tersenyum" indah~~"




Di luar, mata Halilintar menatap sekelilingnya mencari keberadaan seseorang atau lebih tepatnya Gempa,tapi tidak ada yang hanya dirinya temui hanya teman-teman gak ada akhlaknya yang sedang mengejar-ngejar orang-orang yang telah menjadi target mereka seperti menaruh petasan di bawah sarungnya atau gelud sarung siapa yang paling kuat padahal kan sarung nya sama-sama juga kan gak ada bedanya ko:D, Halilintar pun terus berdiri dan langsung masuk kedalam meningalkan ke lima adiknya yang masih di luar

Di lantai dua Halilintar tidak menemukan Gempa sama sekali bahkan dirinya berkeliling hingga menuju lantai tiga matanya menatap sekelilingnya mencari keberadaan Gempa hingga tertumpu pada seseorang remaja yang sedang duduk di lantai menatap langit-langit malam yang indah itu, Halilintar pun terus menghampiri anak itu

" Gempa"

Gempa yang namanya di panggil terus menoleh dan ternyata kakak sulungnya Halilintar ada di belakangnya" kakak kenapa ada di sini?"

Halilintar pun langsung duduk di samping Gempa" seharusnya aku yang bertanya kenapa kamu ada di sini?"

Gempa hanya tersenyum canggung" tidak ko kak Gempa hanya melihat hiasan dari sini"

" Kamu sendirian gak takut emangnya?" Tanya Halilintar

" Sendirian? Aku gak sendirian tuh ada anak-anak lagi main kejar-kejaran di Sanah" kata Gempa sebaru menunjuk anak-anak yang sedang bermain alias tauran mereka sedang bergelut dengan sarung taulah

Halilintar hanya menatap datar pada anak-anak itu hingga beralih ke Gempa" kamu gak takut nanti kamu kena sarungnya loh"

" Gak kak asalkan Gempa gak ikutan"

Mata Halilintar menatap dalam hingga tangannya langsung menyentuh dagu Gempa mereka saling bertatapan" kamu abis ... menangis ya?"

Gempa diam entah apa yang harus di katakan dirinya menggeleng kepalanya " engga ko kak Gempa gak menangis"

" Kamu tidak pintar berbohong Gempa aku tau kamu ambis menangis ya kan,aku tau itu kamu kenapa menangis?" Tanya Halilintar

" Engga ko kak Gempa gak menangis ya masa sih Gempa menangis Gempa kan cowok" kata Gempa, membuat Halilintar tertawa kecil

INDAHNYA RAMADHAN~Où les histoires vivent. Découvrez maintenant