jungwon x sunoo x niki

Start from the beginning
                                    











"PENCURI...!! " teriak seorang wanita di tengah kerumunan kota malam yang penuh hingar bingar

Seorang remaja berusia 17 thn berlari sekencang mungkin menembus kerumunan yang entah itu manusia atau mesin. Semua hal menjadi satu di jalanan kota, kereta mesin bertebangan lampu warna-warni menghiasi seluk beluk bangunan.

"Tolong dompet ku! " Teriak si wanita samar-samar dari kejauhan ketika dompet nya di curi seorang remaja laki-laki.

Mendengar teriakan itu beberapa robot polisi yang berpatroli mulai membunyikan sirine.membuat keadaan mendadak berisik dan kacau.

"Sial.. " Umpat si anak remaja itu dengan dompet yang berhasil di curi nya.

Terus berlari menembus pasar kumuh yang berbeda dari tempat iya mencuri tadi.

"Hey hati-hati nak.. " Peringat beberapa orang dan pedagang yang tak sengaja bertubrukan dengan si anak remaja bermata sipit itu

Suara sirine itu perlahan menjauh, membuat langkah nya sedikit melambat lalu bersembunyi di gang sempit sambil mengawasi keadaan.

Nafas nya terengah-engah, bibir plum merah merona nya terbuka mengambil nafas., dada nya naik turun, rambut pirang nya mulai basah karna keringat.
Pakaian lusuh nya sudah kotor oleh debu bahkan kulit putih susu nya sedikit kusam meski tetap putih.

Bersandar di dinding tembok kumuh itu iya mulai mengecek hasil mencuri nya. Ada beberapa lembar uang di sana itu cukup untuk nya makan satu minggu.

"Tindak kejahatan terdeteksi"

Si manis itu terjingkat hampir menjatuhkan uang hasil curian nya. Tangan nya terangkat keatas di rasa seseorang menodongkan sejata tepat di punggung nya.

"Aku hanya ingin makan" Ucap nya lirih penuh rasa putus asa. Iya fikir diri nya akan tamat. Mati di tembak robot keamanan karna mencuri dompet.

Mata rubah nya menutup erat takut-takut senjata itu menembus punggung nya. Namun iya salah terdengar suara senjata itu di non aktifkan.
Pemuda manis nan lusuh ini membuka matanya heran. Terdengar jelas tadi yang menodong nya salah satu dari mesin-mesin itu. Tidak mungkin mesin punya hati nurani mendengar ucapan lirih nya karna kelaparan.

Tepat saat berbalik sebuah lengan memojokan nya ke dinding menahan lehernya setengah mencekik lalu mengambil uang di tangan nya.

"Tidak, biarkan aku menggunakan uang ini. Aku benar-benar lapar" Lirih nya tak di dengar, tentu seseorang di depannya adalah manusia buatan namun bukan robot patroli yang menakutkan seperti tadi. Mata rubah pemuda lusuh itu menatap lirih mata biru terang milik seseorang yang menodong nya tadi. Tatapan nya kosong persis robot yang sudah umum berbentuk manusia.

"Tindak kejahatan terdeteksi" Seseorang itu terus bergumam kalimat itu berkali-kali tanpa emosi.

"Tolong" Lagi pemuda lusuh itu memohon meski percuma, manusia mesin ini tak bisa merasakan hati nurani.

Namun tekanan pada leher nya memelan dan terlepas begitu saja. Mata robot manusia itu berkedip seolah merasakan emosi.

Pemuda lusuh itu menatap heran masih memegangi lehernya yang sedikit sakit. Uang yang baru di rampas dari nya berjatuhan di tanah.
"Tidak ada tindak kejahatan" Ucap manusia robot ini lalu berbalik pergi.

"Sunoo... " Suara panggilan itu mengalihkan intensitas si pemuda lusuh tadi. Yang masih sedikit syok dengan apa yang robot itu katakan.

"Niki"

"Kau baik-baik saja" Tanya pemuda yang baru datang tadi.

Sunoo si pemuda lusuh itu hanya mengangguk lemah lalu mengambil uang yang berjatuhan di tanah. Dengan wajah heran karna robot manusia itu tak membunuh nya padahal kejahatan nya sudah terdeteksi. Dan lagi robot tadi berbeda dia terlihat nyata dengan wajah buatan yang sempurna persis pemuda seusia nya meski sunoo masih bisa membedakan dari mata robot itu yang begitu terang.

OUR SUN 2 (KIM SUNOO enhypen) ✔Where stories live. Discover now