2. Mengerti Lelah⛸️

166 91 55
                                    


Pemuda bermarga Park itu tampak Kesal.
Terlihat dari caranya yang menendang dan menghentakkan sapunya kasar kesana kemari.

" Sialan!" Gerutu Sunghoon. Hatinya mendadak terasa panas dan ingin menghancurkan kelas bukannya membersihkan kelas.

Sunghoon sangat malas melakukan hal bodoh–menurutnya. Ia tidak melakukan apapun sejak tadi, ia hanya sibuk mengumpat sambil menendang apapun yang terlihat dan menurutnya mengganggu jalannya.

Pikirannya tidak pernah lepas dari sosok Ji-Han yang dengan enaknya pergi meninggalkan tugasnya.

Sebenarnya ia selalu ikut saat Ji-Han membersihkan kelas saat jadwalnya.
Namun ia hanya mengganggu dan terus memerintah tanpa mau turun dari kursinya sampai Ji-Han selesai membersihkannya.

Entahlah mungkin ia tertular sikap Aera yang suka mengucilkan seseorang. Lebih tepatnya sedikit mengganggu. Namun kini ia sangat kesal karena waktunya menganggu wanita itu berkurang.

Sunghoon kembali mondar-mandir tidak jelas sembari membantu, menunggu seluruh teman piket kelasnya selesai.

" Sunghoon sempurna."

Hampir seperti itulah pujian yang selalu terlontar dari mulut setiap siswi di sekolah ini.

Bahkan tak jarang Sunghoon juga mendapat banyak pujian dari Guru di sekolah ini.
Wajar Sunghoon kerap membawa piala kemenangannya di bidang ice skating.

Si Tampan pemikat sejuta umat.
Terlalu berlebihan bukan?

" Kenapa kamu masih disini? Nggak tahu aku nunggu lama!" Suara kesal terdengar dari arah pintu kelas yang sedikit terbuka.

Sunghoon menoleh kearah pintu dan kembali sibuk dengan kemoceng di tangannya–yang sejak tadi ia pegang sembari duduk manis di bangkunya.

Perempuan berambut cokelat itu mendekati Sunghoon dan ikut duduk di mejanya.

"Kamu piket kelas? Si jalang itu mana? " Sunghoon tampak jengkel dan mengibaskan kemocengnya sedikit kasar pada rok wanita itu.

"Apa-apaan sih, kotor!!"
Sunghoon hanya berdecak malas dan bangkit mengambil tasnya lalu membuang sembarang kemocengnya.

Pria berkulit salju itu langsung keluar dari kelas mengabaikan teriakan Aera yang memanggilnya untuk berhenti.

" Eh Sunghoon, aku tetap senior kamu!"

Aera tampak kesal dan mengejar Sunghoon yang kini tepat di sampingnya.

" Hoon, Kamu bisa nemeni aku untuk che.."

" Nggak, aku latihan." Sarkas Sunghoon cepat.

Aera tampak sedikit menarik tas hitam Sunghoon membuat Lelaki itu melotot sinis dan kembali melanjutkan langkah setelah menepis tangan kecil Aera.

" Perasaanku kamu latihan tiap hari, ayolah cuma hari ini. Ibu sama Ayah nggak akan mungkin Hoon."

Sunghoon tampak tidak perduli dan ia langsung bergegas ingin membuka pintu mobilnya pada parkiran yang sudah sepi.

" Hoon please aku ma—" Sebelum benar-benar masuk, Sunghoon menatap tajam Aera. Hatinya buruk hari ini dan wanita itu terus saja mengoceh–tidak jelas.

" Mati aja sana."

"Sialan!"


___________________⛸️⛸️⛸️__________________



"Aku pulang, Ibu"

Tampak wanita cantik dengan kacamata yang bertengger di ujung hidungnya hanya diam dan kembali melanjutkan kegiatan membacanya.

Realizing of love // Park Sunghoon Where stories live. Discover now