01.

65 10 5
                                    

_
.
.

Mentari menyusup masuk kedalam kediaman davidson menyinari sebagian ruangan yang berdinding kaca tersebut. Hari ini claudia sengaja bangun pagi untuk membuatkan sarapan untuk kelima putrinya, ini sangat jarang terjadi mengingat kesibukannya yang membuatnya tak ada waktu luang bersama anak-anak. Namun untung saja berjalannya waktu sifat dewasa mereka semakin terlihat, dan tak membuatnya khawatir.

Akhir-akhir ini ia ingin mengajak mereka keluar untuk sekedar minum kopi di luar, tapi sayang ia belum memiliki waktu yang cukup.

Buk.buk.buk

Claudia menatap arah datangnya suara, itu llena yang turun dengan bola basket di tangannya sesekali ia benturkan ke lantai.
"Eh, llena udah siap?, sini"

"Loh bunda udah bangun?, kok di sini?, bi ina mana?" Tanya llena yang cukup terkejut melihat kehadiran bunda di dapur, claudia hanya terkekeh mendengar penuturan llena, ia semakin merasa tidak menjadi ibu yang baik. "Bi ina cuti tapi pembantu yang lain ada kok, bunda cuman pengen aja siapin sarapan, udah lama kan gak ngumpul sama kalian" ucapnya dengan senyum simpul, dan mendapat anggukan llena.

Rambut sebahu yang masih sedikit basah ia biarkan terurai. "Bun, ayah pulang besok kan?" llena mendekati meja makan dan menarik kursi untuk duduk.

"Hmm, katanya sih gitu"
Ucapnya tanpa menatap llena yang sudah mulai melahap roti yang sudah ia siapkan.

"Pagi everyone!!!"

rissa turun dengan antusias, berlari mencium bunda. "Wait wait, ada yang aneh di sini"

llena diam tak merisaukan tingkah adiknya, sedangkan bunda sempat menghentikan aktivitasnya dan menatap rissa sebentar.
"Bunda tumben banget dah di sini, baru inget kita nih? Atau ada keperluan lain?" Pertanyaan rissa membuat llena terkejut lalu menatap tajam rissa.

"Eh mata kak llena kenapa?, sakit?" Rissa adalah anak yang cukup usil, sekalipun ia tahu maksud kakanya tak akan ia hiraukan.

llena menarik nafas lalu senyum, "sini deket sama kakak sini" llena menarik lengan rissa kasar lalu membuatnya duduk di samping.

"Hari ini bunda gak terlalu sibuk, jadi bunda pengen temenin kalian sarapan hari ini" jelas bunda dan terus melanjutkan aktivitasnya.

"Oh"

llena menatap adiknya yang tengah sibuk memakan rotinya, senyuman mencurigakan ia berikan namun dibalas tatapan sinis oleh llena.

"Ntar siang kalian sibuk?"

Rissa hanya mengangguk lalu mengambil sepotong roti dan susu. "Ntar siang bakal ada promo di restoran yang baru dekat sekolah, jadi rissa gak mau ketinggalan" ucap gadis berkuncir satu dan terus memakan rotinya.

llena memutar matanya mendengar penuturan sang adik, "riss lu bisa obesitas lama-lama, makan tuh yang teratur. Jangan sembarang"

Bunda mengangguk sambil terus mengoles selai di roti. "Yang penting makan" jawab rissa dengan senyum tanpa dosa yang masih melekat.

Tak lama kemudian ayya, lyna, dan juga rachell turun mencium bunda sebelum duduk di tempat masing-masing.

"Wah ini moment langkah, senyum" rachell mengambil handphonenya dan langsung membuka kamera mengajak semua ikut serta dalam tangkap gambarnya. Rachell memeriksa hasil jepretannya tadi sambil ia perlihatkan pada yang lain.

"Karena ini udah pada ngumpul bunda mau nanya"

Semuanya saling bertatapan satu sama lain lalu mengangguk sebagai jawaban, suasananya berubah sedikit serius dan menegang. "Ayya kamu masih sama devano?" Tanya bunda santai, membuat semua mata tertuju pada ayya yang memberi respon terkejut.

The davidson Girls [On Going]Where stories live. Discover now