T-8

1.2K 211 3
                                    

Taeyong mengusap matanya yang begitu sulit untuk dibuka. Hari ini hari Minggu... Taeyong rasa. Matahari belum menampakkan dirinya sama sekali. Langit di luar masih gelap dan udaranya masih dingin, hawa pagi. Taeyong rasa ini pukul tiga atau empat pagi.

Biasanya, Taeyong tidak akan bangun sepagi ini di hari Minggu. Minggu adalah hari di mana dia bisa bersantai, jadi Taeyong akan selalu bangun antara pukul tujuh atau delapan, begitu pula dengan Jaehyun. Namun Minggu ini adalah Minggu yang berbeda. Taeyong masih di dalam dunia mimpinya ketika tiba-tiba saja dia merasakan guncangan. Awalnya Taeyong pikir terjadi gempa di dunia mimpinya, tapi ketika dia membuka matanya, dia sudah berada di sofa ruang tamu, dibungkus dengan selimut tipis.

Suara berisik terdengar dari arah dapur, jadi Taeyong tahu Jaehyun sedang berkreasi di sana. Yang Taeyong pertanyakan adalah kenapa dia dibangunkan sepagi ini?

"Sudah bangun?"

Mata Taeyong sepenuhnya terbuka ketika aroma manis menguar mengisi indra penciumannya. Itu Jaehyun dengan satu piring cookies cokelat.

"Hm." Taeyong menjawab singkat.

"Kau harus menurutiku seharian ini, ingat?"

Taeyong mengangguk. "Jadi kau ingin aku melakukan apa sekarang?"

"Jangan menjauh."

Taeyong baru saja ingin bertanya, tapi Jaehyun sudah terlebih dahulu bergerak duduk di sampingnya. Tidak ada jarak di antara mereka. Sekujur tubuh Taeyong membeku dibuatnya. Taeyong bahkan tidak mampu menolehkan kepalanya.

"Santai saja, Taeyong-ssi."

"A-ahahaha, ya, ya, s-santai."

Jaehyun di sebelah Taeyong mengambil satu cookie buatannya dan menyodorkannya kepada Taeyong. "Buka mulutmu, aaa."

"A-ahahaha," mulanya Taeyong pikir Jaehyun bercanda, tapi melihat tangan Jaehyun yang tidak kunjung menjauh, Taeyong tahu Jaehyun tidak main-main.

Jaehyun pikir berapa usianya?! Lima tahun?!

Namun Taeyong tetap membuka mulutnya dan melahap cookie cokelat tersebut.

Mata Taeyong membesar.

Ini enak sekali!

"Bagaimana? Apa enak?"

Taeyong mengangguk antusias, kecanggungannya melayang pergi begitu saja akibat kelezatan cookies cokelat buatan Jaehyun. Satu habis, Taeyong dengan cepat mengambil yang lainnya, hingga dia tersadar Jaehyun memandanginya begitu lekat.

Taeyong berdeham. "Maaf karena makan sendiri."

"Aku memang membuatnya untukmu. Senang mengetahui kau menyukainya. Akan lebih sering kubuatkan kalau begitu."

Terlalu baik, pria ini terlalu baik.

"Memanggang lebih melelahkan dari memasak karena kau harus mendapatkan takaran yang tepat, harus teliti. Kau tidak perlu melakukannya."

"Tapi kau—"

Taeying menoleh dan ucapannya memotong perkataan Jaehyun. "Jaehyun-ssi, hanya karena aku menyukainya tidak berarti kau harus melakukannya setiap hari atau sesering mungkin. Kau terlalu baik, Jaehyun-ssi. Terkadang aku bahkan merasa bersalah karena kau benar-benar terlalu baik."

Keduanya saling menatap, sampai Taeyong sadar apa yang dikatakannya.

Gila! Kau sudah gila, Lee Taeyong!

Taeyong menoleh ke arah berlawanan dan menyembunyikan wajahnya. Dia baru saja berbicara terlalu banyak! Dia bisa saja menyakiti perasaan Jaehyun.

"J-Jaehyun-ssi, maaf, aku berbicara terlalu banyak."

"Hm? Tidak, kau tidak berbicara terlalu banyak."

Taeyong mau tidak mau harus kembali menghadap Jaehyun karena pria itu menggerakkan tubuh Taeyong. Taeyong menghindari mata Jaehyun walau pria itu memegang dagunya dan menyejajarkan wajah mereka agar bisa saling menatap.

"Aku senang mendengar Taeyong-ssi mengutarakan pikirannya. Selama ini Taeyong-ssi hanya melarikan diri, atau mengalihkan pandangan, atau benar-benar bungkam. Walaupun aku menemukan semua itu sebagai sikap yang lucu, tapi aku selalu ingin Taeyong-ssi mengutarakan semua yang dipikirkan. Aku tidak akan marah, kenapa aku harus marah? Kecuali Taeyong-ssi bilang kalau Taeyong-ssi ingin berselingkuh atau menikah lagi." Jaehyun yang sebelumnya tersenyum sepanjang berkata-kata mengerutkan dahinya di akhir kalimat, membuat wajahnya tampak kesal.

Tawa Taeyong tidak bisa ditahan. Dia tertawa terbahak-bahak hingga perutnya kram dan tawanya berubah menjadi rintihan.

"Kau tidak apa-apa, Taeyong-ssi?"

"Hanya perlu meluruskan tubuh, kurasa."

Jaehyun dengan cepat bangun dan membantu Taeyong berbaring di sofa. "Aku tidak tahu selera humormu ternyata seperti itu, Taeyong-ssi."

Taeyong menggeleng. Sebenarnya Taeyong menertawakan bagaimana Jaehyun berbicara di akhir kalimatnya serta raut wajah pria itu. Namun, biarlah Jaehyun berpikir seperti itu. "Aku hanya menemukan bahwa apa yang kau katakan lucu, itu saja."

"Hanya perkataan saja? Yang mengucapkannya tidak?"

Taeyong mengernyit dan menatap Jaehyun aneh.

Menyadari raut wajah Taeying, Jaehyun melambaikan kedua tangannya ceoat dengan kekhawatiran di wajahnya. "Ah, ah, aku hanya bercanda, Taeyong-ssi."

Taeyong mengibaskan satu tangannya dengan senyum kecil menghiasi wajahnya. "Kubiarkan yang satu ini. Jadi, apa lagi yang kau ingin aku lakukan?"

Jaehyun mengangguk. "Habiskan waktu denganku untuk menonton film, hanya sampai pukul dua belas nanti."

Taeyong melihat jam. Pekerjaannya tidak memerlukan waktu yang begitu lama. Rumah sudah dia bersihkan semalam karena Taeyong tiba-tiba saja ingin bersih-bersih di malam hari.

"Kalau dimulai dengan John Wick, aku setuju."







Ocean Deep [JaeYong] ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя