"Aku membuatkanmu teh, minumlah jika kau mau"

Taeyong mengangguk selagi menempelkan kepalanya pada tubuh Ten, Ten dapat merasakan anggukannya dari sana

"Kau ingin membahasnya?" tanya Ten
"Tidak sekarang"

"Aku terlalu naif berpikir seseorang yang pergi ke bar setiap malam, tidur dengan sembarang orang, akan serius dengan aku yang tidak punya apa apa" ucap Taeyong kontras dengan kalimat sebelumnya
"Jangan bicara begitu"

"Setidaknya kau punya rambut gulali ini" ucap Ten selagi tersenyum dan memainkan rambut pink Taeyong
"Ahh, aku harus membalikkannya jadi hitam lagi"

"Setahun lagi kau bisa berwarna warni sesuka hatimu"
"Tidak juga" kekeh Taeyong atas perkataan Ten

Taeyong kemudian melepaskan pelukannya dan turun dari kasur, menghampiri teh yang sedari tadi sudah menunggu untuk diminum

"Tambahlah air panas jika sudah dingin"
"Masih sedikit hangat"

Setelah Taeyong menghabiskan teh itu, ia mencari barang barangnya, merapikan dirinya sebentar kemudian bergegas meninggalkan tempat itu

"Aku akan ke kamarku"
"Kau mau aku antar?" tawar Ten
"Memangnya aku ke Busan? Tidak perlu, aku bisa sendiri"

Taeyong akhirnya keluar dari ruangan Ten dan bergegas menuju lift untuk turun dua lantai dari tempatnya

Saat sampai, tak butuh waktu lama, ia menemukan seseorang yang sudah menunggu didepan pintunya

Walau ia masih marah setiap kali menatap wajah pria itu, Taeyong memberanikan dirinya untuk tetap berjalan di lorong lantai 10 itu

Saat sampai di depan pintunya, Taeyong menepis tangan pria itu yang ingin menyentuhnya

"Taeyong, bicaralah denganku"
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan"

Jaehyun memandang wajah Taeyong yang tidak ingin memandangnya kembali, ia membuka kunci ruangannya dan dengan cepat Jaehyun menahannya

"Kau sangat tidak sopan" ucap Taeyong
"Aku tidak akan begini jika kau mendengarkanku"

"Suaramu membuatku muak"
"Jangan ganggu aku"

Saat Jaehyun memberinya kesempatan untuk membuka pintunya, Taeyong membukanya dan dengan cepat Jaehyun meraih kunci yang baru ditarik Taeyong dari lubang kuncinya

Kini berakhir mereka berdua di dalam ruangan itu, setelah mengunci pintu, Jaehyun melempar kunci itu keluar jendela kamar Taeyong yang terbuka sejak kemarin.

"Kau gila?!" ucap Taeyong tak percaya akan apa yang dilakukan Jaehyun
"Aku sudah gila karenamu"

"Ini tindakan kriminal, aku akan melaporkanmu"
"Laporkan saja, anak kecil yang masuk ke bar tanpa kartu identitas"

"Untuk apa kau terus mencariku? Kau bisa dapatkan banyak pria diluar sana"
"Taeyong, aku benar benar minta maaf tentang tadi malam"

"Tidak perlu, kau tidak salah" ucap Taeyong
"Ini hanya aku dan kebodohanku" lanjutnya

Jaehyun berusaha untuk bisa menyentuh Taeyong untuk membuatnya percaya, namun ia melihat bekas luka yang disebabkannya tadi malam

Taeyong langsung menyembunyikan hal itu dari pandangan Jaehyun, dan terus memintanya pergi

"Taeyong, aku minta maaf" ucap Jaehyun dengan nada suara pelan, membuat mata Taeyong kembali berkaca kaca

"Aku minta maaf" lanjut Jaehyun sambil mendekati pria yang sekarang membeku itu

"Aku benci kau" ucap Taeyong singkat selagi membiarkan Jaehyun menyentuh bahunya

"Bencilah aku sesukamu"
"Tapi, jangan anggap aku tidak ada"

Jaehyun dengan ragu ragu mendekap Taeyong yang sedang sekuat tenaga menahan air matanya, ia berusaha mendorong Jaehyun agar lepas darinya, namun ia tidak bisa

Entah karena energinya sudah habis, atau dekapan itu terasa sangat hangat

"Aku tidak akan melakukannya lagi" tambah Jaehyun, memikirkan sudah seberapa dalam ia melukai anak yang dipeluknya "Tolong beri aku kesempatan untuk membuktikannya" lanjutnya

Ia menyaksikan hal yang sama saat berhubungan dengan mantan pacarnya, tidak disangka ia akan berlaku sama seperti orang yang dibencinya

Taeyong tidak lagi bersuara, ia membiarkan Jaehyun melakukan apapun yang dia mau, ia bahkan tidak lagi berusaha untuk.membuat Jaehyun melepas pelukannya

"Taeyong, ucapkan sesuatu"
"Apakah aku dimaafkan"
"Atau aku sudah terlambat?"

Taeyong tidak menjawab Jaehyun dengan perkataan, ia memeluk balik pria itu dengan kedua tangannya, membuat Jaehyun yang merasakannya tertawa kecil

"Taeyong, terima kasih"

What I Want [Jaeyong]Where stories live. Discover now