19|Yamaguchi Tadashi

Start from the beginning
                                    

(Name) tersenyum mengangguk-angguk. "Gapapa kok!" Jawabnya.

"Nilaimu gimana?" Tanya Tadashi.

"Perfect. Tadi guru bolehin aku buat ngulang aktingnya" jawab (Name) sedikit tertawa.

"O- oh baguslah kalau gitu.." Tadashi mengusap tengkuknya.

"Temen temen langsung pada penasaran. Apa aku kasih aja nomor kakak biar pada nanya langsung ya?.." goda (Name).

"Eh?! Jangan! Jangan jangan jangan" tolak Tadashi. "Nggak boleh terlalu banyak interaksi-"

(Name) tertawa, "iya iyaa tau kok.. aku bercanda doang tadi...".

Tadashi tersenyum lega. Kemudian, dia teringat sesuatu.

"Kamu kesini awalnya mau ngapain? Tadi kayanya aku nyerobot duluan" tanya Tadashi.

(Name) jadi ikut berpikir. Hayolo lupa kan mau ngapain.

"Pertama, aku nyamperin kakak buat ngobrolin tentang yang tadi. Soalnya kakak keliatan panik malu gitu..."

Mendengar itu, Tadashi harus menahan malunya lagi. Tapi (Name) masih terlihat berpikir. Dia sepertinya punya tujuan lain.

"Yang kedua itu..." (Name) masih berpikir keras.

"(Name)!! Tadashi nya udah dipanggil belum, sayang?" Teriakan bunda dari lantai bawah begitu lantang.

(Name) seolah mendapatkan pencerahan, "Oh iya! Tadi disuruh bunda beli kolek ke rumah Miya!" Seru (Name).

"Oke, aku siap siap dulu ya" Tadashi kembali masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

"(Name)??" Sementara itu, Bunda kembali berteriak karena anaknya belum merespon sama sekali.

(Name) turun beberapa anak tangga, "Iya sebentar, bunda... kakaknya mau siap-siap dulu katanya.." jawabnya.

"Ooh.. okee" balas bunda.

---

(Name) membaca sosial medianya. Matanya menangkap balasan komentar 'sampah' di foro yang baru diunggahnya.

Gadis ini hanya bisa menghela napas. Lagi Ramadhan, nahan amarah InsyaAllah datang pahala. Dia hapus komentar-komentar itu.

(Name) baru melepas perhatiannya dari ponsel saat Tadashi menepuk pundak (Name).

"Ada apa?" Tanyanya.

"Enggak.. cuma.. biasalah".

"Apa?"

"Komentar manusia yang tidak manusiawi" jawab (Name).

"Ooh.. mereka ganggu banget ga?" Tanya Tadashi lagi.

"Enggak. Berani ngomong di komentar sosmed doang" jawab (Name).

"Mau kakak bantuin?"

"Nggak gausah. Tinggal dihapus doang yang beginian mah".

Tadashi mengangguk mengerti.

"Kak, serius deh. Tadi ngapain panik sih?"

Kakak beradik keluarga Yamaguchi ini sedang dalam perjalanan pulang habis beli kolak.

"Kakak mana yang nggak panik denger itu coba" jawab Tadashi.

"Aku kan udah bilang ada tes".

"Ya kakak lupa.." Tadashi sedikit terkekeh.

"Lagian kalau dilogika juga tetep aja. Kamar kita kan di lantai dua. Orang mana yang bisa masuk selain orang rumah?" Tambah (Name).

Tadashi merangkul (Name), "yah.. dek, namanya kejahatan mah ga akan bisa ditebak".

Meskipun ini bukan kesalah pahaman yang pertama kalinya, (Name) tetap bersyukur punya Tadashi yang selalu ada untuknya.

°●-----------------------------------●°

Maaf kemarin ga sempet. Double update ya...

Ngabuburit With Abang HaikyuuWhere stories live. Discover now