chapter 4

646 88 0
                                    

     Sore hari seorang pemuda baru saja selesai bekerja dan kini dia akan menjemput bayi kecilnya.

   Baekhyun terus melangkah menuju panti asuhan tempat dia menitipkan renjun.

   Ya bayi itu dia beri nama renjun Byun Renjun, dia menyematkan marganya pada bayi itu, tiga hari yang lalu baekhyun baru memberi nama bayi itu, padahal ibu panti sudah membantu mencari nama.

"Wah! Lihat hyungmu sudah datang" Ibu panti yang sedang menggendong renjun.

"Apakah renjun rewel ibu? " Ucap baekhyun sambil memainkan pipi tembem renjun.

"Tidak hyung, renjun tidak rewel" Ibu panti sambil menggoda bayi renjun.

  Bayi itu tampak bahagia saat ada yang menghibur nya apa lagi saat baekhyun yang menggendongnya.

   Baekhyun mengambil alih renjun sedangkan ibu panti mengambil perlengkapan renjun yang setiap hari baekhyun bawa.

"Ibu baekhyun pulang dulu, Terima kasih sudah menjaga renjun" Ucap baekhyun kemudian pergi meninggalkan panti tersebut.

   Baekhyun sudah mengetahui bahwa bayi yang iya temukan cacat saat membawa bayi itu untuk periksa tempo hari.
Mungkin itu menjadi alasan kenapa dia dibuang, tapi baekhyun sudah bertekad, mau gimanapun keadaan bayi ini dia akan terus menjaganya.


     Tujuh tahun berlalu, waktu terasa cepat berjalan nya.

"Jaemin, Winwin cepat turun sarapan" Wendy.

   Ya hari ini weekend jadi semua orang berkumpul dirumah dan mulai besok tahun ajaran baru akan segera dimulai.

"Sayang jangan teriak, kasihan anak anak" Chanyeol

"Kalau tidak teriak mereka tidak akan turun chanyeol" Wendy.

"Biar aku yang bangunkan" Chanyeol.

   Chanyeol berjalan menuju lantai dua tempat kamar anak anaknya.

Saat hendak masuk kekamar putra sulungnya, ternyata putranya itu sudah lebih dulu membuka pintu.

"Ayah" Winwin.

"Ayah kira kamu ngapain, sana turun bunda sudah nungguin, ayah mau kekamar adikmu. " Chanyeol.

   Setelah dari kamar Winwin chanyeol menuju kamar sibungsu yang ternyata masih tidur.

"Jagoan ayah ayo bangun, bunda sudah menunggu untuk sarapan" Chanyeol.

"Jaemin masih ngantuk ayah" Jaemin.

"Ayo bangun, tinggal jaemin yang belum bangun, kan setelah sarapan kita mau pergi belanja buat perlengkapan jaemin besok masuk sekolah, hhmm" Chanyeol.

   Mau tidak mau jaemin kecil bangun walau dengan chanyeol yang menggendongnya menuju kamar mandi.


Ditempat lain disebuah rumah sederhana baekhyun sedang membuat sarapan untuk dirinya sendiri dan adiknya yaitu renjun.

  Baekhyun tidak tinggal lagi di apartemen, dia membeli rumah sendiri walau sederhana tapi biar mudah untuk renjun yang harus berada diatas kursi rodanya.

  Baekhyun membelikan kursi roda untuk renjun karena supaya kalau dia bekerja renjun bisa melakukan hal lain didalam rumah mengingat dia tidak dititipkan dipanti seperti dulu.

"Hyung! Hyung masak apa, injun mau liat dong" Renjun yang datang dengan kursi rodanya.

  Tangan renjun yang masih mungil memang tidak bisa untuk menjalankan kursi rodanya sendiri, walaupun bisa tapi itu sedikit sedikit.

   Itu sebabnya renjun kecil lebih sering berada didalam kamarnya ketika baekhyun bekerja, dengan mainan atau alat gambar yang dibelikan baekhyun.

   Baekhyun yang menyadari kedatangan renjun pun menghampiri renjun dan mendorong kursi rodanya hingga kemeja makan.

"Renjun tunggu sini saja, sebentar lagi selesai, hari ini Hyung hanya masak nasi goreng" Baekhyun.

"Baunya enak hyung" Renjun.

  Baekhyun menata nasi gorengnya dipiring dan mereka menyantap nasi goreng tersebut dengan tenang, karena itu yang diajarkan baekhyun.

  Setelah selesai makan baekhyun berniat membawa renjun jalan jalan ketaman dekat rumah mereka.

"Renjun pertama kalikan keluar jalan jalan seperti ini? " Baekhyun.

"Tidak, setiap hari atau weekend biasanya baek hyung mengajak injun jalan jalan" Renjun.

"Itu kan hanya dihalaman rumah renjun, maksud hyung seperti pergi ketaman seperti ini" Baekhyun.

"Tapi sama sajakan keluar rumah" Renjun.

  Baekhyun memilih diam, dia akan kalah kalau berdebat dengan renjun.

  Mereka sudah sampai ditaman, karena memang ini weekend jadi taman sedikit ramai.

  Sekarang mereka duduk disalah satu bangku ditaman tersebut sambil melihat anak kecil yang sedang bermain bersama keluarganya.

"Hyung! Kenapa injun tidak bisa seperti mereka hyung?" Renjun.

"Maksud renjun?" Baekhyun.

"Seperti mereka, hyung lihat, mereka bisa berlari dan main kejar kejaran dengan yang lain, kenapa injun gak bisa hyung?injun kan juga punya kaki seperti mereka" Tanya renjun dengan polosnya menatap baekhyun yang sedang bingung.

   Baekhyun bingung bagaimana menjelaskan ini semua pada renjun yang masih tujuh tahun.

"Renjun itu istimewa,tuhan sayang sama renjun, renjun tau gak?tuhan sebenarnya gak mau renjun terluka, kalau renjun bisa jalan renjun akan berlari dan nanti jatuh kalau jatuh nanti terluka, kalau terluka kan sakit perih nanti renjun sakit turus disuntik, tuhan gak mau lihat renjun nangis nanti baek hyung juga ikut sedih, sebab itu tuhan tidak mengizinkan renjun berjalan sayang "baekhyun.

   Baekhyun sudah tidak mengerti lagi bagaimana ia menjelaskannya.

" Jadi tuhan sayang ya sama injun, tuhan gak mau injun lari terus jatuh nanti sakitkan hyung "renjun.

" Iya itu injun ngerti"baekhyun

"Itu sebabnya tuhan gak ngijinin injun jalan kan hyung?tapi injun juga ingin bisa main, apa tuhan akan memberi ijin injun untuk bisa jalan hyung, jika injun jadi anak baik? " Renjun.

"Renjun berdoa ajah supaya tuhan ngijinin injun bisa jalan" Baekhyun.

   Baekhyun mengusak pucuk kepala renjun, baekhyun sedikit bersyukur dipanti asuhan renjun mendapatkan pelajaran yang baik dan membuat dia tidak pernah mengeluh apapun tentang keadaannya, walaupun dia tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya.

senja ( End) Where stories live. Discover now