Lanjut Singto dengan sedikit candaan di akhir kalimat nya dan hal itu berhasil membuat Krist tersenyum simpul dengan wajah merona. Krist sontak menubruk badan Singto, melingkarkan tangan nya ke tubuh berotot pria Tan tersebut, menghirup aroma rekan kerja sekaligus kekasih nya sebanyak mungkin.

"Aku mencintaimu." Bisik Krist tepat di telinga Singto. Singto yang mendengarnya segera membalas pelukan Krist dengan erat. "Saat P'Sing mengatakan 'Kit, Minggu depan Phi akan tanda tangan untuk mengakhiri kontrak' kupikir Phi hanya bercanda. Ternyata tidak."

Singto mengelus punggung Krist dengan lembut, ia merundukkan kepala nya bertepatan dengan Krist yang juga mendongakkan kepala, tanpa pikir panjang Singto mengambil kesempatan untuk mengecup bibir candu Krist yang terlihat menggiurkan. Hanya kecupan ringan, tak lebih. Karena untuk saat ini, ia ingin membuat Krist tenang, ingin membuat pria manis itu merasakan betapa Singto mencintainya.

"Aku tidak sebercanda itu jika menyangkut hubungan kita, Kit." Ucap Singto, mengambil jeda sejenak sebelum kembali meneruskan ucapannya. "Saat aku mengatakan akan keluar, maka aku akan melakukannya. Selain karena aku akan pergi ke luar negeri untuk meraih impianku, aku juga harus mengikatmu dalam hubungan resmi sebelum kepergianku. Dan kau tentu tahu, jika salah satu syarat kontrak disana adalah sesama aktor atau staff tidak bisa menjalin hubungan. Sementara aku, aku sudah ingin segera menjadikan mu sebagai milikku. Setidaknya kita bisa bertunangan sebelum kepergianku keluar negeri dan menikah saat aku kembali. Kadang aku membayangkan bisa menggenggam tanganmu, mencium mu di depan publik dan mengatakan pada seluruh dunia, jika aku kekasihmu bukan hanya sekedar phi nong yang seperti kita katakan selama ini, sebesar itu keinginan ku untuk memiliki mu dan sebesar itu rasa cintaku untukmu."

Krist tak bisa menahan senyum lebar nya, tak menyangka hal seperti itu keluar dari mulut seorang Singto Prachaya, sosok yang selalu terlihat tenang namun ternyata memiliki rencana-rencana untuk mereka berdua kedepannya. Krist menanti hal itu, ya dia sangat menanti nya.

Krist sekarang paham, mengapa Singto memilih mengakhiri masa kontrak nya. Itu untuk mereka berdua, meskipun masih sedikit tidak rela tapi setidaknya Krist tahu jawaban pria Tan itu. Krist tahu, ada syarat yang mengharuskan sesama artis atau staff tak bisa berpacaran selama masih satu agensi. Menurut mereka, itu hanya akan merusak citra artisnya, bahkan saat ada aktor melakukan fanservice pun akan ada beberapa staff yang mengatakan bahwa mereka tak boleh melibatkan perasaan. Benar, seketat itu lah aturan nya.

Krist akui ia beruntung bisa menutupi hubungan nya dan Singto yang sudah terjalin empat tahun ini, menyangkal semua orang dengan dalih phi nong. Meskipun diam-diam saat mereka hanya berdua, Krist atau Singto akan saling mencuri ciuman satu sama lain, bercanda dan banyak hal lain nya. Dari sekian banyak orang yang mereka kenal, hanya kedua belah pihak keluarga dan manager nya lah yang tahu bagaimana hubungan mereka. Selebihnya, tak ada satupun yang tahu jika keduanya telah resmi berpacaran.

Dan sekarang, pria di depan nya menyuarakan rencananya yang ingin mengikatnya dalam tali pertunangan. Dan Krist akan menunggu hari itu tiba.

"Aku akan menunggu mu menyematkan cincin di jariku." Ucap Krist yang disambut dengan gelak tawa Singto. Krist mencubit pelan pinggang sang kekasih, tak ingin ditertawakan.

"Kau benar-benar membuatku gila, sungguh."

Singto mengelus pelan pipi Krist yang sekarang berubah warna menjadi merah merona, ditambah dengan bibir mengerucut kesal.

Apa Krist tidak sadar bahwa ia sangat menggemaskan?

Jantung Singto bahkan tak bisa berdetak dengan normal setelah kedatangan Krist ke Kondo nya beberapa waktu lalu.

"Jangan membuatku ingin menerkammu, Kit. Kau akan susah berjalan nanti."

Krist mencibir, memukul kepala Singto pelan agar otak kekasih nya bisa normal kembali. Namun melihat tatapan Singto yang seolah memohon, meminta persetujuan. Krist mendengus. Namun kepala pria manis itu mengangguk, mengiyakan permintaan Singto yang menatapnya seperti mangsa buruan yang akan segera di santapnya.

Tanpa membutuhkan waktu lama, Krist bisa merasakan tubuh nya melayang. Tak lagi berada di sofa seperti tadi. Merasakan Singto menggendong nya, Krist pun melingkarkan tangan dengan erat di leher pria itu. Tak ingin terjatuh dan menghantam lantai.

Cih.

Jika fans mereka tau jika idola nya seperti ini, mereka pasti akan bersorak kegirangan dan langsung menyiapkan persiapan pernikahan untuk mereka berdua dan memaksa Krist serta Singto menikah saat itu juga.

"Pastikan kau membawa durian Monthong saat melamar ku, P'Sing."

Goda Krist sembari mengerlingkan sebelah matanya sesaat sebelum mereka berdua sampai dikamar, mengingat jika ayahnya selalu memberikan kode pada Singto untuk selalu membawa buah itu. Meskipun Krist tahu, itu hanyalah candaan orang tua.

"Akan ku lakukan apapun agar bisa membawa putra nya bersamaku."

Balas Singto sembari menurunkan Krist di kamar, ia sontak menyerang pria manis itu tanpa aba-aba, mencium penuh damba pada bibir yang selalu memanggil nya untuk di cicipi, lalu beralih ke ceruk leher Krist. Menjilat leher sang kekasih tanpa tertinggal se inchi pun, menggigit nya hingga menimbulkan tanda kemerahan disana.

Singto mendorong pelan tubuh Krist ke atas kasur, lantas berbalik untuk menutup pintu kamar dan menguncinya.

Beberapa saat setelahnya, terdengar suara lenguhan dan desahan erotis dari arah luar kamar Singto.

Hanya satu harapan Singto kini, semoga  tak ada yang masuk ke kondo nya tanpa sepengetahuan nya, karena ia melupakan pintu utama yang belum di kunci.

END

29 April 2020

☑️ Our World [SINGKIT]Where stories live. Discover now