2

33 4 1
                                    

Vote dulu sebelum baca

•••

Bel telah berdering. Para siswa mulai keluar dari kelas.

Isi perutku yang telah dihabiskan di waktu pelajaran tadi meminta untuk diisi.

Safa sahabatku, berniat untuk tidak jajan hari ini terpaksa menuruti ajakanku untuk ke kantin.

"Aku traktir, tenang aja".

Seperti biasa, warung Cak Trimo menjadi andalan pelarian rasa laparku.
Baksonya yang tidak hanya enak, tapi sampai membuat ketagihan orang yang membelinya (tapi bukan berarti ada unsur narkobanya).
Kuahnya seperti merasuk hingga ke tulang-tulang. Ya begitulah aku menggambarkan rasanya.
Dan suatu kewajaran, warungnya tidak pernah sepi dari manusia dan mahluk hidup yang lain.

"By the way, gimana kelanjutan urusan orang tuamu?", Safa membuka percakapan.

"Ya seperti itu saf, mereka tetap teguh pendirian", jawabku lesu.

"So, ini berarti pertemuan kita yang terakhir?", katanya sambil menatapku.

Aku mengangguk lesu.

"Keep fight lia", ucapnya yang kujawab senyuman.

Aku mengeluarkan dompet dari saku sambil berjalan menuju kasir.

"Berapa bang?", tanyaku kepada pegawainya.

"Dua puluh lima ribu neng".

Aku mulai menyusuri setiap ruang dompet, dan alhasil, aku hanya menemukan dua puluh ribu.
Berkali kali aku indra, dan tetap ada dua puluh ribu.

Haduh gawat, kenapa bisa jadi seperti ini?

"Ada neng?", tanya abang pegawainya

"Waduh bang, kok cuma ada dua puluh ribu ya?. Padahal saya yakin bawa tiga puluh ribu tadi", kataku sambil bermuka heran.

"Lha terus gimana neng?", tanya abang pegawainya sedikit kesal.

Aku hanya bisa menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Bingung.

"Neng gimana?!", tanya abang pegawai kedua kalinya.

"Ini, biar saya yang bayar", kata seseorang yang membuatku menoleh.

"Kurang berapa?", tanya ke abang pegawai.

"Lima ribu mas"

Dia mengeluarkan uangnya untuk membayar kekuranganku tadi lalu menoleh ke arahku.

"Beres sudah masalahnya?", katanya sambil memasang wajah datar.

"Ya, terima kasih nanti gue ganti uang lo", kataku sambil menunjuk ke arahnya.

Aku kembali ke bangkuku.

"Ayo saf!", kataku sambil menggeret tangan Safa.

•••

Bakso Cak Trimo💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bakso Cak Trimo💕

Bisikan di SujudkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang