"Shimizu-san, apa kau kurang sehat?"

Tatapan (Y/n) yang semula terarah pada Chitanda, kembali bergulir pada air jernih yang mulai menenggelamkan beberapa murid yang bermain main sebelum tes dimulai. Menelan saliva nya kasar, gadis itu perlahan mengangguk walau terlihat keraguan di matanya.

"Aku baik baik saja, Chitanda-san." (Y/n) menatap teman sekelasnya, tersenyum sekilas untuk meyakinkan.

"Sebaliknya kau segera bergabung dengan mereka, aku akan duduk dan memperhatikan kalian dari salah satu tempat duduk."

Chitanda mengangguk riang. "Baiklah."

Setelah membiarkan gadis bermanik ungu itu berkumpul bersama para murid kenalannya, tatapan (Y/n) mulai menyapu tempat duduk yang sepenuhnya kosong, mengira ngira dimana ia akan duduk dan melihat praktek renang murid sekelasnya.

(Y/n) menghela nafas panjang, alisnya tampak berkerut bagai tengah berfikir keras.

'Tahan, (Y/n). Ini hanya kolam renang, kau harus membiasakannya untuk lepas dari bayang bayang mengerikan itu.'

Batinnya mengucapkan mantra yang membuat hatinya terasa lebih tenang. Sepasang kakinya mulai melangkah mendekati jajaran kursi, ia mulai duduk dengan kegelisahan yang teramat sangat.

'Semoga aku tahan hingga akhir.'

.

Gadis itu menunduk dengan tangan menahan kepala. Tubuhnya sedikit bergetar dengan tatapan takut yang sangat kentara. Ini baru beberapa menit berlangsung, tapi rasanya ia ingin berteriak sekencang kencangnya.

Kegelisahannya semakin menjadi saat melihat ombak kecil yang tercipta karena gerakan para murid, gadis itu memeluk dirinya sendiri berusaha mencari ketenangan walau kelihatannya mustahil.

"Shimizu-san."

"AH!"

(Y/n) menoleh dengan cepat, mendapati Oreki yang menepuk pundaknya sedang duduk di sampingnya dengan tatapan khawatir

Dan tanpa baju atasan.

Blushhh

"O-oreki-san!"

"Shimizu-san, kau baik baik saja?"

(Y/n) memalingkan wajahnya, menyembunyikan rona tipis yang menghiasi wajahnya. "A-aku baik baik saja!" jawabnya gugup, bergerak salah tingkah dengan mengusap usap tengkuknya.

Oreki menyipitkan matanya, mencoba menajamkan penglihatan. Namun, yang ia lihat bukan kondisi 'baik baik saja', malahan lebih parah dengan wajah (Y/n) yang berubah merah. "Hei, kau sakit?"

"T-tidak, sungguh!"

Oreki mencermati gerakan (Y/n) yang terlihat tak beraturan, dengan jari jari menggenggam dagu, Oreki menyampaikan dasar dari anggapan sederhananya. "Tapi wajahmu memerah."

(Y/n) menggulirkan tatapan nya gelisah, mencoba mencari alasan yang masuk akal, hingga sampai pada pemikiran klise. Tangannya terangkat, gadis itu mengipas-ngipasi wajahnya hingga menghasilkan angin tipis.

"Wah, disini panas sekali ya, andai saja aku bisa berenang, pasti menyenangkan."

(Y/n) menggerutu dalam hati, mengumpati Oreki yang dengan tidak berotak nya mendatangi gadis itu tanpa baju atasan. Mungkin ini hal yang biasa—bagi beberapa orang, tapi bagi ia yang bahkan tak ingin dekat dekat dengan orang selain Fukube, sedekat ini dengan pria lain tanpa baju atasan membuatnya sangat malu.

Tak ingin memperpanjang penelitian tak berguna nya, Oreki mengangguk mengerti. Pria itu bersandar pada tempat duduk sembari memperhatikan teman temannya berada di bawah air.

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Where stories live. Discover now