PULANG GOBLOK!

486 76 37
                                    

Yang benar saja, naik ditembok pembatas Villa yang tinggi nya kurang lebih 2 meter. Jika mereka jatuh bagaimana?! Sama saja melukai diri nantinya.

"Percaya sama gue, cepet. Uke duluan" ucap Mingi meyakinkan

Mereka menatap satu sama lain, Ragu-ragu Seonghwa naik duluan. berjalan hanya setapak kakinya sembari berjongkok sangat berhati-hati tak lupa membawa kopernya didorong ke depan.

"Gue gimana sekarang?" tanya Seonghwa

Ia sudah sampai diujung pembatas, Ia harus melompat begitu?

"Jalan ke kanan, turun lewat pintu utama disana ada penyangga kok" ucap Mingi sedikit berteriak agar didengar Seonghwa

Disamping itu, Jongho, Jisung, Wooyoung dan Yunho ikut naik mengikuti aluran Seonghwa tadi.

"Buruan! gue udah dibawah"Seru Seonghwa

Disusul oleh uke lainnya yang sudah berada didepan Villa.

Giliran Seme yang berjalan sedikit cepat namun tetap seimbang hingga mereka cepat sampai.

"Gak ada yang luka kan?" tanya Minho

Ateez menatap satu sama lain lalu memeriksa tubuh masing-masing. Koper yang mereka bawa juga lengkap tak ads yang tertinggal.

"Gi, tangan lo kenapa?" tanya Yunho

Menyadari sebuah goresan panjang ditangan Mingi.

"Pas gue mau ikut naik, mba cantik tadi sempet nyakar gue. Tapi gapapa kok " jawab Mingi menatap luka nya.

"Gak gitu Gi, darahnya masih keluar"

Yunho membuka kopernya, mencari keberadaan perban yang untungnya ia bawa.

"Gue lupa bawa obatnya, gue perban dulu biar gak keluar banyak darah" ucap Yunho membalut luka Mingi dengan perban.

"Gimana? udah?" tanya Jisung

"Udah hyung"

"Lo udah tau yang terjadi disini?" tanya Minho

Ateez mengangguk,

"tumbal untuk pesugihan" jawab Jongho

"Ne, dan restaurant itu" tunjuk Minho

"Semua makanannya ada racun, kalo kalian makan malem itu mungkin udah gak bisa napas lagi kaya sekarang" jelas Minho

"Omo, berati ada maksud nya juga pas Changbin hyung bawa kita pergi dari sana" ucap Wooyoung

Jisung dan Minho mengangguk.

"Ayo pergi, sebelum yang didalem ngamuk"

Jisung berjalan paling depan sedangkan Minho berada di belakang menjaga mereka.

"Tunggu, gue pengen ketemu Hwanwoong hyung" ucap Jongho berhenti di depan Villa YeongWoong.

"Cepet ya Ho" ucap Minho

Jongho mengangguk, tangannya mengetuk pintu Villa. Karna tak ada jawaban ia memilih untuk membuka pintu itu sendiri.

"Gak dikunci" gumam Jongho

Ia mengingat bagaimana mayat Hwanwoong dan Yeongjo di pengelihatannya tadi. Tak disangka ia sudah tiada.

"Gue jadi tau kenapa Hwan hyung pengen keluar dari sini"ucap Yunho yang ternyata ikut masuk ke dalam

"Ne, dan juga alasan Yeongjo hyung selalu motong pembicaraan Hwan hyung setiap mau ngasi tau sesuatu" ucap Jongho

"Hwan hyung gak mau kita pergi karna kasihan, tapi dia juga gak tega liat kita terjebak disini. Gue sayang sama Hwan hyung " lanjut Jongho

Tak disangka ia sampai di sisi kolam renang, sedangkan Yunho masih ditempatnya ,Sementara yang lain menatap keduanya dipintu utama yang terbuka lebar.

"Gue- Aaa!"

Byuurrrr!

"Jongho!!"

Sleessh.

"Yunho! "

Jisung membunyikan benda yang berada ditangannya ,sebuah bell kecil untuk mengusir para makhluk.

"Cepet tolongin Jongho!" teriak Jisung

"Ikut sama gue." lirihan yang Jongho dengar

Kepalanya menggeleng ribut, kaki yang berada digenggaman sosok itu ia tendang secara brutal.

Saat merasa lelah disana pikiran Jongho terhenti, dirinya tak kuat untuk melawan tarikan Hwanwoong. Iya, dia adalah Hwanwoong yang meninggal karena tenggelam. Napas nya semakin tak bisa diraih, pikirannya campur aduk. Ia tak ingin meninggalakn teman-temannya. Ia tak ingin meninggalkan kekasihnya. Ia tak ingin, sungguh.

"Tuhan kasi Jongho kekuatan" doa Jongho didalam hatinya






























Greb.

Jongho mendongak, mendapati wajah tampan kekasihnya yang tersirat kekhawatiran. Yeosang mengangguk mengintruksi agar Jongho melawan hantu Hwanwoong.

BlukBlukBluk

"mmphh ahh, hah hah lo gapapa kan?"tanya Yeosang

"i-iya gue gapapa. Ayoo!"

Mereka berdua berjalan ke sisi kolam, dibantu naik oleh San dan Seonghwa.

"Yunho mana?" tanya Jongho

"Hikss.. Yu jangan tutup mata lo ok. Liat gue Yu. jangan merem please"

Mingi menangis sembari memeluk tubuh Yunho yang lemas. Darah keluar dari perut Yunho meskipun sudah ditahan oleh tangan lebar Mingi.

"G-gue g-gak kuat G-Gi" ucap Yunho terbata-bata

"Enggak, Gue gak mau tau. Lo pasti kuat! Mianhae Yu mian .Ini salah gue udah ajak kalian kesini" sesal Mingi masih menangis

Tangan Yunho meraih rahang Mingi mendekat, bibir nya tersenyum manis.

Cup!

Ia kecup bibir Mingi lambat,

"Gu-gue sayang lo" ucapnya

"Gue lebih sayang lo. Please bertahan demi gue!" seru Mingi

"Yunho, Kita pasti bisa. Ayo Gi, gendong Yunho, kita harus keluar sekarang juga" ucap Minho

"Yun. bertahan demi kita hiks" Ucap Jongho tak kuasa menahan tangisnya

Dan Yeosang juga tak kuasa melihat tangis kekasihnya. Segera ia mencium kening sempit itu.

Cup!

"Kita semua pasti selamat sayang" ucapnya

"sayang?" Wooyoung bertanya karena tak sengaja mendengar ucapan Yeosang.

Hendak menjawab, Minho lebih dulu berteriak.

"Keluar sekarang!"

Mereka semua berlari keluar. Hingga sampai didepan gang, mereka berhenti sejenak. Jongho menatap ke belakang. Ada Hwanwoong dan teman-temannya disana, melambaikan tangan mereka dengan wajah sedih sebagai perpisahan. Jongho ikut melambaikan tangannya. Ia juga sedih harus berpisah seperti ini namun mau gimana lagi mereka tak akan bisa keluar.

"Itu mobil gue. Cepet naik!" seru Minho kemudian

Mereka menyebrang jalanan dan masuk satu-satu. Mereka harus rela menahan tubuh Yunho yang masih lemas.

Brum Brum

Mobil segera Minho hidupkan dan melaju cepat. Kejadiannya sangat lama hingga tak menyadari hari sudah mulai sore dan sebentar lagi upacara pesugihan akan dimulai. beruntung mereka keluar dengan selamat meskipun ada yang sedang sekarat. Setidaknya mereka masih bisa berharap.

"Yunho gak napas!" Seru Jongho

-The Villa-
2 chapter left! maybe ya. ㅋㅋㅋ

The Villa -Ateez Место, где живут истории. Откройте их для себя