BAB XXV

895 145 0
                                    

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Setelah tugas kedua selesai, setelah orang-orang kembali pada aktifitasnya masing-masing. Akhirnya Cedric bisa menemui Chrysa, badannya sudah hampir kering dan dia masih memakai handuk putih dilehernya.

Anak-anak perempuan yang melihat betapa tampannya Cedric dengan rambut basah dan handuk dileher, itu membuat mereka merasakan rasanya terbang.

Tapi, sedetik kemudian mereka merasakan jatuh yang menyakitkan. Perasaan kecewa tak dapat di cegah untuk datang karena saat ini Cedric tengah memeluk kekasihnya, Chrysa Stuart.

"Demi Merlin! Kau mengagetkanku!" ucap Chrysa.

Cedric memeluknya dari belakang, itu membuat Chrysa terkejut karena sama sekali tak menyadari keberadaan Cedric sebelumnya. Suara tawa terdengar, pelukan Cedric semakin erat.

"Maaf, karena mengagetkanmu dan... Karena membuatmu harus berada dalam air dalam waktu lama."

Chrysa melepaskan pelukan Cedric, berbalik dan menatap sang kekasih dengan wajah berseri. Menggenggam kedua tangan Cedric dengan senyum diwajahnya.

"Tapi, kau menyelamatkan ku! Harusnya aku mengucapkan terimakasih, benar?"

"Iya, tapi—"

"Terimakasih, Ced! Tidak! Terimakasih banyak! Karena menyelamatkanku dan menjadikanku hal yang paling kau rindukan. Itu... Sangat berharga untukku."

Chrysa menatap mata Cedric dengan tatapan percaya diri. Walaupun sebenarnya jantungnya sudah berdebar lebih cepat dari biasanya dan wajahnya yang memanas.

Cedric merengkuh tubuh mungil Chrysa ke dalam pelukannya, mencium puncak rambut Chrysa dalam waktu lama. Chrysa merasakan sesuatu yang menggelitik di dalam perutnya dan membuatnya tertawa pelan.

"Biar kulihat, apa kekasihku baik-baik saja?"

Cedric melonggarkan pelukannya, menatap kekasihnya dengan wajah serius. Chrysa kembali tertawa pelan saat menerima tatapan serius seorang Cedric Diggory.

"Aku baik-baik saja, Ced."

"Bibirmu pucat, aku tidak yakin kamu baik-baik saja."

"Kamu meremehkan ku?"

Chrysa berbohong, terlihat jelas wajah dan bibirnya yang menjadi pucat. Dia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja walaupun merasakan pusing di kepalanya.

Dan pada akhirnya, Chrysa berakhir di Hospital Wings sore harinya. Gadis itu terkena demam. Florence yang mengantarnya kemarin dan Chrysa melarangnya mengatakan pada Cedric kalau dia sakit. Walau pada akhirnya, sang kekasih mengetahui berita ini dari Golden Trio.

"Aku benar bukan? Sekarang kamu sakit."

"Heumm!"

Chrysa menerima suapan bubur dari tangan Cedric dengan wajah lesu, wajahnya terlihat lebih baik daripada kemarin di sore. Setelah mengetahui Chrysa sakit, Cedric segera datang ke Hospital Wings dengan semangkuk bubur.

Cedric kembali menyuap kan satu sendok bubur ke mulut Chrysa, menempelkan telapak tangannya pada dahi Chrysa untuk mengecek suhu tubuhnya.

"Masih panas." gumam Cedric, sorot matanya menatap khawatir Chrysa.

"Ini sudah menurun, kok! Kata Madam Pomfrey aku hanya perlu istirahat, besok aku bisa keluar dari sini." ucap Chrysa, menatap Cedric dengan wajah menyakinkan.

"Tapi, Rys—"

"Aku akan membaik, Ced! Ada Madam Pomfrey yang bisa membuatku kembali sehat dalam waktu singkat!" tukas Chrysa.

"Ya... Tapi—"

"Kamu meragukan kemampuan Madam Pomfrey dan stamina ku, huh?"

Cedric terdiam, dirinya tahu tak akan berhasil memenangkan perdebatan di antara dirinya dan sang kekasih. Chrysa itu keras kepala, kebanyakan Gryffindor seperti itu. Cedric tidak terkejut.

Tersenyum simpul, Cedric kembali menyuapi Chrysa dengan bubur ditangannya yang diterima Chrysa dengan senang hati. Walau percaya pada kemampuan Madam Pomfrey dan stamina Chrysa, itu tidak cukup untuk membuat Cedric berhenti khawatir.

Kriet!

Pintu Hospital Wings terbuka, Harry ada disana berjalan mendekat sambil membawa sebuah perkamen ditangannya. Dia berjalan dengan langkah canggung, menarik atensi Cedric dan Chrysa untuk menatapnya bertanya.

"Oh? Hai, Harry! Apa yang kau lakukan disini?"

Harry tersenyum canggung, menggaruk lehernya yang tidak gatal. Menyodorkan perkamen ditangannya ke arah Chrysa, dia menjadi gugup akan pandangan Cedric dan Chrysa padanya.

"Itu dari Flo... Florence! Katanya dia akan menjengukmu lagi sore nanti, jadi... Tadi kami berpapasan dan dia memintaku memberikan perkamen ini padamu."

"Oh? Terimakasih!"

Chrysa membuka perkamen tersebut, membacanya dengan rasa penasaran. Dalam perkamen yang ada ditangannya, Florence menuliskan beberapa menyebalkannya kelas Snape dan cara membuat ramuan cinta.

Tanpa sadar Chrysa tertawa, menarik perhatian Cedric dan Harry untuk menatapnya penasaran.

"Flo menulis tentang Profesor Snape, tentang betapa menyebalkannya dia di hari ini." ucap Chrysa menjelaskan.

"Aku tidak terkejut." ucap Cedric dengan senyum ramahnya.

"Ya... Itu benar! Dan kamu harusnya membaca ini!"

Chrysa dan Cedric kembali berbincang, tanpa menyadari satu orang terabaikan. Dengan wajah suram, Harry pergi dari sana tanpa Cedric dan Chrysa menyadarinya.

"Oh ya, Harry—"

Chrysa dan Cedric mengedarkan pandangan mereka, tak menemukan Harry ada di dekat mereka. Chrysa mengerjapkan matanya, menoleh dengan wajah bingung pada Cedric.

"Ya, sepertinya dia terburu-buru... Cedric... Kapan tugas terakhir dilaksanakan?"

Cedric berdeham, "Dua puluh empat Juni."

.•♫•♬• Cedric Diggory •♬•♫•.

Cedric DiggoryWhere stories live. Discover now