"Terus saya harus gimana sekarang?," Tanya Jake. Matanya kayak mau berair air lagi. Jujur aja, harapannya tuh cuma ada di om Heeseung sekarang. Tapi ya gimana, masa iya dia minta Heeseung buat ngorbanin perusahaan cuma demi dia doang.

Ditanya begitu, Heeseung binggung juga. Di satu sisi dia pengen gak lanjut bantuin Jake karna udah buntu, tapi di satu sisi dia takut juga dipenjarain sama pacar imutnya ini yang sayangnya agak ngeselin.

"Biar saya pikir dulu caranya," Akhirnya dijawab begitu doang sama Heeseung. Karna jujur dia juga masih nggak kepikiran gimana caranya.

"Um.. kalo gitu, saya pulang dulu ya om, Jungwon. Makasih minumnya," Ucap Jake agak lemes. Dia pikir lebih baik dia nggak ganggu Heeseung sama Jungwon terus terusan. Lebih baik dia pulang aja, berhubung sekarang juga sudah sore. Nanti mamahnya juga bisa marah.

"Iya, hati hati. Won, anterin sana," Ucap Heeseung lalu membuat gestur ke Jungwon buat mengantar Jake pulang sampai ke pintu depan. Jungwon mengangguk lalu langsung meloncat turun dari pangkuan, ngehampirin Jake.

"Yok beb," Ajaknya, menggandeng tangan Jake.

Jake ngucapin makasih sekali lagi sama Jungwon didepan rumah Heeseung, sebelum naik ke taxi. Jungwon senyum, dan akhirnya Jake pulang sendirian naik taxi dari rumah itu.






🏞🏞🏞





Jake mungkin sekarang pulang dalam keadaan lemas, nggak punya harapan.  Tapi beda keadaannya sama Jungwon sekarang. Sekarang dia lagi nyemangatin diri sendiri, gimanapun caranya dia harus berhasil ngebujuk Heeseung buat ngebantuin si Jake.

Semangat, semangat, semangat, Uwon! Mari gunakan kekuatan rayuan tipis tipis,

Pikir Jungwon dalam hati. Ngangguk ngangguk mantap, lalu kembali masuk kedalam rumah mewah Heeseung itu.

Waktu balik ke dalem, dia udah liat Heeseung yang lagi tiduran di sofa panjang depan tv sambil nutup mata pakai lengan. Kliatannya capek banget.

Jungwon langsung mendekat, dan naik ke atas pinggang Heeseung yang lagi tiduran. Duduk di atasnya,

"Daddy~," Panggilnya manja.

Biasanya kalo sudah begini, Heeseung bakalan langsung meluk dia. Tapi kali ini enggak, cowok itu bahkan nggak mindahin lengannya cuma buat sekedar lihat Jungwon. Dia diem aja.

Jungwon nge pout,

"Dadd~," Panggilnya lagi sambil menggoncang sedikit dada Heeseung.

Tapi langsung ditepis oleh Heeseung. Dia ngehentiin tangan Jungwon sambil masih merem,

"Turun kamu won," Ucapnya datar.

Jungwon cemberut,

"Nggak mau,"

"Turun."

Ucap Heeseung penuh penekanan.

Suaranya agak..

"Daddy kok gitu?," Tanyanya, suaranya agak memelan. Ya dia agak kaget aja, habisnya Heeseung kedengeran agak sedikit kasar, nggak kayak biasanya.

Heeseung menghela nafas kasar, lalu menutup mata dengan lengan lagi,

"Saya males sama kamu," Jawabnya cepat.

Pas denger itu, nggak tau kenapa hati Jungwon jadi agak.. sakit?

Mendadak rasanya Jungwon udah mau nangis aja. Dia nggak nyangka Heeseung bakalan semarah ini sama dia. Eh, bukan. Bahkan dia nggak marah. Cuma dia jadi nggak perduli. Apa jangan jangan, perasaan Heeseung ke dia sudah mulai hilang?

Sunghoon is Better Than Immortality √ Sungjake | ENHYPENजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें