10. Di bawah Pohon Mahoni

Mulai dari awal
                                    

Yuta menepuk baju sahabatnya. "John, zaman sekarang sudah berbeda. Tidak ada salahnya jika wanita hamil tanpa menikah. Kalau dia ingin ya silahkan saja."

"Bukan itu maksudku. Chaeyoung waktu masih kuliah perempuan yang lugu, jadi kupikir dia tipikal perempuan yang berpahamsex after marriage."

"Chaeyoung? Lugu?" Jaehyun tiba-tiba menyela, membuat Johnny dan Yuta yang awalnya menganggap Jaehyun tidak tertarik dengan pembicaraan ini heran.

"Iya, setahuku Chaeyoung itu wanita lugu."

Jaehyun mendengus.

Lugu my ass. Wanita lugu tidak akan terang-terangan menggodaku. Mata Chaeyoung malam itu jelas-jelas menginginkanku.

Melihat reaksi Jaehyun yang begitu meremehkannya, membuat Johnny terusik.

"Jaehyun, bukankah kau orang yang paling tahu kalau Chaeyoung itu perempuan yang lugu."

"Hah? Aku?" Jaehyun menunjuk dirinya sendiri.

Omong kosong apa itu?

"Saat kita kuliah dulu kau sempat bilang sendiri kepadaku kalau Chaeyoung itu wanita paling lugu di kampus."

Jaehyun menggelengkan kepalanya. "Sepertinya kau mengarang. Aku tidak pernah bertemu dengan Park Chaeyoung saat kuliah."

"Jaehyun ... " Johnny terlihat tidak menyangka. " ... Dia Park Chaeyoung, perempuan yang sering kita lihat duduk di bawah pohon mahoni sambil bermain gitar. Masa kau tidak ingat?"

Ingatan Jaehyun berkelana ke waktu di mana ia masih berstatus mahasiswa. Dan tanpa perlu bersusah payah, ingatan mengenai seorang perempuan berambut coklat panjang, berkacamata bulat, dan memangku gitar, muncul bagai kaset lama yang terputar mulus di kepala Jaehyun.

"I... perempuan itu Park Chaeyoung?"

"Iya, itu dia. Kau tidak mengenalinya, kan. Perubahannya drastis sekali. Waktu kuliah dulu Chaeyoung masih cupu. Sekarang dia sangat cantik dan seksi," jelas Johnny.

"Tapi seingatku orang-orang nggak memanggilnya dengan nama Chaeyoung."

"Ya, memang. Dia dulu sering diledek dengan sebutan Meong Cheongi. Nama yang tidak begitu bagus karena itu artinya orang bodoh."

Ah! Benar!

Jaehyun ingat sekarang. Perempuan culun dan lugu yang sering ia lihat duduk di bawah pohon mahoni disebut dengan panggilan Meong Cheongi.

Jadi, Meong Cheongi itu Park Chaeyoung.

"Hey, sudah-sudah. Untuk apa membahas perempuan itu. Aku ke Incheon untuk liburan, bukan untuk bergosip. Ayo minum-minum" Yuta berdiri sambil mencangklong tas.

Saat tidak melihat pergerakan dari kedua sahabatnya, Yuta memukul kepala Jaehyun dan Johnny dengan kaleng bir.

"Cepat!" perintahnya.

***

Sejak pertemuannya dengan Chaeyoung lima bulan yang lalu di Epilog Cafe, Jaehyun tidak pernah mendengar lagi kabar perempuan itu—lebih tepatnya tidak mau tahu.

Jaehyun memblokir semua sosial media dan kontak Chaeyoung. Menutup semua akses komunikasi yang sekiranya bisa membuat Chaeyoung kembali menghubunginya

Laki-laki berlesung pipi itu berpikir, dengan begitu hidupnya akan kembali tenang. Namun nyatanya ia salah besar.

Bukannya merasa tenang, Jaehyun malah jadi uring-uringan.

Ia tahu persis ia sudah melakukan kesalahan.

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang