Temen sekomplek - Nct Dream

Mulai dari awal
                                    

Mang Aheng yang sedang dikerumbuni oleh para pembelinya yang dominan perempuan melayani mereka satu persatu sambil melemparkan Senyum. Alasan utamanya karena Mang Aheng gantengnya udah diatas batas wajar, kalau soal ciloknya yang rasanya enak hanya nilai plus saja. YANG PENTING YANG JUAL GANTENG.

"Eh si neng cantik kesini lagi, mau beli berapa neng?" Tanya Mang Aheng kepadaku.

"5ribu aja mang, tapi kalo saya ternyata masih kurang entar saya ke rumah mang Aheng deh sekalian bertamu." Ucapku kepada mang Aheng.

"SIAPPPP NENG." Balas mang Aheng.

Haechan yang sedari tadi ada dibelakangku akhirnya buka suara. "Wah parah, lo kalah terkenal sama mang Aheng." Ucapnya kepada Jaemin.

"Emang Jaemin kenapa?" Tanya Mark.

Haechan mengetuk - ngetuk gerobak mang Aheng agar mendapat perhatian. "NIH GUE KENALIN, TEMEN GUE YANG MAIN DILAN. YOU KNOW DILAN? D - I - L - A - N DILAN." Ucap Haechan kepada cewek - cewek yang sedang mengerumbuni mang Aheng.

Mereka hanya membalas Haechan dengan tatapan kaya "Apasih gak jelas banget nih orang."

Jaemin yang mendengar itu langsung membenarkan kerah bajunya yang sebenarnya tidak ada kerah karena ia memakai kaos. "DILANDA HUTANG." Sambung Haechan.

"Asu." Umpat Jaemin.

Akhirnya aku berhasil mendapatkan cilokku, tetapi aku tidak langsung pergi. Sebenarnya mang Aheng jualan cilok hanya sebagai usaha sampingan saja, karena pekerjaan aslinya adalah pelawak. Aku berbincang - bincang dengan mang Aheng hingga lupa teman - temanku kini menungguku dengan kesal.

Aku berbincang dengan mang Aheng hingga tidak sadar bahwa kini cilokku menjadi sasaran Haechan dan Jaemin. "MARI KITA COBA!" Ucap Haechan dan Jaemin.

Sebelum cilok itu masuk ke dalam mulut mereka aku terlebih dahulu menarik plastik cilokku. "BELI KENAPA SIH!?!" Ucapku dengan kesal.

Mereka bukannya tidak punya uang, hanya saja prinsip mereka 'kalau udah ada punya orang kenapa gak minta aja'. Setelah mengamankan cilok milikku, aku lanjut berbincang dengan mang Aheng.

"Guysss hellooooo, ini rumah kita tetanggaan semua tapi kenapa mau otw ke rumah Jisung aja jalannya sampe 1 jam-an ya." Sindir Renjun.

Akhirnya aku yang sadar langsung menjauhkan diri dan berjalan ke arah rumah Jisung. "MANGGG LANJUT WA YA." Teriakku.

"SIAPPP NENGGGGG." Balas mang Aheng.

Tinggal beberapa langkah lagi aku dan yang lainnya sampai dirumah Jisung tetapi kami menyadari suatu kejanggalan. "Perasaan tadi kita berangkat ada Jeno ya. Sekarang anaknya kemana?" Tanyaku.

Aku ingat betul Jeno yang pertama kali samper aku ke rumah, lalu kita berdua samper Haechan. Setelah itu kita samper Renjun, habis itu kita samper Mark dan kebetulan ada Jaemin dirumahnya. Dan terakhir kita samper Chenle. Tetapi kenapa sekarang Jeno gak ada?

"LAH IYA ANJIR KEMANA JENO." Ucap Jaemin.

Mark akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk menelfon Jeno. Tidak lupa Mark mengaktifkan speakernya agar aku dan yang lain mendengar percakapannya. "LO DIMANA NYET?" Tanya Haechan begitu telfon tersambng.

"Jahat lo semua....... cukup tau lah ternyata pertemanan 18 tahun kita sampe sini aja."

"Maksud lo apa? Kita kebingungan ini gara - gara lo ngilang." Ucap Mark.

"Jeno, lo kan yang paling kuat. Lo panjat gih pohon deket kamarnya Chenle, kan deket tuh sama balkon kamarnya Chenle."

Jaemin yang mendengar omongan Jeno langsung sadar dan menepuk jidatnya. "YAALLAH TADI GUE SURUH SI JENO MANJAT POHON RUMAHNYA CHENLE, GUE KELUPAAN." Teriak Jaemin panik karena ia tau habis ini ia pasti akan dijadikan samsak oleh Jeno.

NCT AS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang