05 : a problem ⚠️

168 17 4
                                        

WARNING ⚠

*Didalam chapter ini mungkin terdapat kata-kata yang menyinggung atau kasar, terdapat pula adegan bullying. Dimohon kebijaksanaannya"

Monday morning


Suasana didalam kantor saat ini begitu tenang, semua karyawan tengah fokus menatap layar komputer mereka masing-masing. Berkutat dengan tumpukan kertas yang memuakkan membuat mereka tak memiliki waktu untuk mengobrol, ah mungkin lebih tepatnya adalah menunda waktu mereka untuk mengobrol dengan rekan kerja.

Sesaat setelah perjanjian waktu itu disepakati, tugas mereka semakin menumpuk bahkan beberapa dari mereka harus bekerja lembur. Begitupun dengan Kao yang baru datang beberapa menit yang lalu itu, ia juga tengah sibuk dengan pekerjaannya. Menatap layar komputer dan kertas secara bergantian.

"Kao."

Ditengah-tengah ketenangan yang tengah menyelimuti ruangan ini, tiba-tiba saja sebuah suara yang datang dari pintu itu membuat semua orang mengalihkan pandangan mereka.

Semua mata kini tertuju pada perempuan yang tengah berdiri didekat pintu dengan dua orang teman dibelakangnya. Mereka bertiga kemudian berjalan mendekat, mendekat kearah meja kerja milik Kao lebih tepatnya.

Sedangkan yang merasa dipanggil pun segera mengangkat pantatnya dari kursi dan bergegas menghampiri ketiga perempuan itu. Namun belum sempat Kao membuka mulutnya dan bertanya ada apakah gerangan, perempuan yang memimpin itu langsung melayangkan sebuah tamparan keras dipipi Kao.

"Ai sat, Kao. Tidak kusangka ternyata kau sebusuk ini." Ujarnya.

Kao yang masih merasa kebingungan itu hanya bisa memegang pipinya yang saat ini terasa cukup panas dan juga mengerutkan dahinya.

Bagaimana tidak, pagi-pagi begini perempuan itu sudah membuat keributan dan hal yang lebih ia tidak mengerti adalah mengapa ia harus semarah ini? Sebenarnya ada masalah apa? Kesalahan apa yang sudah ia lakukan?

"Maksud Phi apa?" Benar, saat ini Kao berusaha untuk tidak meninggikan suaranya dihadapan perempuan itu. Mengingat dia adalah seniornya ditempat kerja dan juga ia tidak ingin memperumit keadaan.

"Ck, kau masih berani bertanya setelah semua hal busuk yang sudah kau lakukan?!" Wajah perempuan itu memerah, rahangnya mengeras, ia berusaha untuk menahan amarahnya agar tak semakin meluap.

Kemudian ia memalingkan wajahnya untuk sekedar menghirup udara sebelum kembali mencecar Kao. "Jika aku jadi kau, pasti aku sudah tak memiliki keberanian untuk mengangkat wajahku. Oh ataukah memang kau sudah tidak punya malu?!" Tambahnya.

"Sebenarnya maksud Phi apa? Memangnya kesalahan apa yang sudah kulakukan?"

Bukannya menjawab pertanyaan Kao, perempuan itu malah menampar wajah Kao dengan beberapa lembar foto.

"Masih mau bertanya ada apa, huh?!"

Setelahnya foto-foto itu berserakan dilantai. Bahkan beberapa rekan kerja Kao dapat melihat apa isi dari foto itu dan betapa terkejutnya mereka saat melihat isi foto itu. Didalam foto itu terpampang dengan jelas wajah Kao dengan seorang lelaki yang mereka yakini adalah supervisor mereka.

Ya.

Perempuan yang saat ini membuat keributan itu adalah tunangan dari supervisor mereka dan hal itu bukan hal yang rahasia lagi. Mengingat betapa seringnya mereka berdua menunjukkan kemesraan mereka ditempat kerja, walaupun mereka dari departemen yang berbeda. Bahkan beberapa dari orang diruang ini juga diundang dalam acara pertunangan mereka.

Caraphernelia; a missing part ✓PeteKaoOù les histoires vivent. Découvrez maintenant