•Open it•

13 4 0
                                    

Seoul, 2021.

Jaemin duduk diam di depan teras rumahnya. Ia sengaja tak datang ke dorm malam ini karena ia benar-benar butuh waktu untuk sendiri.

Halaman belakang dari rumah Jaemin diisi tumbuh-tumbuhan. Nenek Jaemin yang menanamnya. Mungkin Neneknya lebih mencintai tumbuh-tumbuhan itu daripada dirinya. Lalu ada dua tepat duduk dak satu meja kecil yang biasanya digunakan Nenek dan Ibunya untuk duduk-duduk menikmati pemandangan kebun kecil dari keluarga Na.

Menjadi seorang idol bukan lah hal yang mudah. Banyak sekali yang harus ia atasi dalam keadaan baik mau pun buruk. Di umurnya yang masih bisa dibilang sangat muda. Ia diharuskan menjadi manusia dewasa seutuhnya.

Jaemin tiba-tiba membuka akun Spotifynya. Ada satu nama akun teman Jaemin yang mengundang perhatian lelaki berambut hitam legam itu. Minji. Gadis itu memainkan lagu dari Alam Jackson yang berjudul Country Boy. Astaga kenapa gadis itu masih menyukainya bahkan di tahun yang sudah modern ini?

Jaemin pun ikut memutar lagu yang diputar gadis itu. Merasa getaran gadis itu ada di sampingnya untuk sekedar menemani sepinya malam ini.

Apa kabar gadis itu? Gadis berambut hitam yang sama seperti miliknya, memiliki mata cantik yang menjadi favoritnya. Gadis baik yang selalu ia agung-agungkan kemana pun ia pergi. Sepertinya sudah lama sekali sejak Jaemin terakhir kali menghubungi gadis itu. Bukan, lebih tepatnya setelah kejadian lama yang membuatnya jauh.

Sampai tiba-tiba gadis itu merubah lagu yang ia putar. Ia mengganti lagunya dengan lagu 119 milik NCT Dream baru-baru ini. Jaemin langsung kaget, ia bahkan hampir melempar ponselnya karena tidak percaya dengan apa yang didengarkan Minji.

Karena reflek ingin memastikan apa yang didengarkan Minji bukanlah yang seharusnya didengar, Jaemin buru-buru membuka aplikasi mengirim pesan pribadi miliknya.

Nana.
|Minji, apa yang kau dengarkan?
|Cepat ganti lagu yang kau dengarkan.
|Kau belum cukup dewasa untuk mendengarnya.

Kim Minji
|Ah, baiklah.
|Tiba-tiba lagu itu
|Aku baru tahu lagunya.
|Akan ku baca liriknya nanti.
|Aku suka alunannya.

Nana.
|Tidak.
|Kau belum cukup ukur untuk tahu lagu itu.

Kim Minji
|Ahjussi, kita seumuran.

Nana.
|Dengarkan Puzzle Piece.
|Baca liriknya. Aku ikut dalam pembuatan lagu itu.

Kim Minji
|Cerewet.

Jaemin tersenyum menatap ponselnya. Lalu membuka aplikasi Spotify nya sekali lagi untuk memastikan gadis itu tidak memutar lagu 119. Ternyata benar. Gadis baik, cantik, dan penurutnya masih jadi orang sama.

Ibu Jaemin tiba-tiba menepuk pundak anaknya. Tentu saja, Ibu mana yang tidak ketakutan ketika melihat anak semata wayangnya tersenyum menatap ponsel sendirian di kebun belakang rumah? Tida akan ada.

"Na, kenapa?" Ibu Jaemin menepuk pundak putranya yang tidak terlalu berisi itu.

Jaemin yang kaget hanya menutup matanya sedetik sampai ia sadar bahwa itu adalah Ibunya. "Astaga. Aku? Aku baik."

Ibu Jaemin akhirnya memilih pergi karena tiba-tiba Nenek Jaemin memanggilnya. "Ya sudah. Cepat tidur."

Jaemin hanya bergumam sebagai jawaban. Lalu memastikan Ibunya sudah benar-benar masuk ke dalam rumah.

Jaemin mengambil sebuah korek api dan satu batang rokok yang ja simpan di saku hoodienya. Lalu menghisapnya perlahan-lahan.

Tentu saja hal ini adalah penghilang stres yang biasa Jaemin lakukan. Dan tidak lupa juga dengan segelas kopi hitam favoritnya.

Di malam yang gelap begini, ia jadi ingat kejadian malam itu. Kejadian yang membuatnya dengan Minji— sudahlah. Keadaan sudah berlalu. Tapi entah kenapa ia masih membenci hal itu.

You Said, You Love Him -Na JaeminWhere stories live. Discover now