Setelah kabar hilangnya Renjun, kini Jaemin mulai merasa kehilangan kekasihnya itu. Tidak ada lagi ucapan selamat pagi yang biasanya sudah ada tiap ia baru bangun tidur, tidak ada lagi yang memarahinya layaknya seorang ibu memarahi anaknya, tidak ada lagi tawa jahil yang terdengar kala malam hari terhibur dengan tingkah randomnya.
Tidak ada lagi rengekan bagai bayi yang tiap malam merengek minta dinyanyikan lulababy. Tidak ada lagi Huang yang berteriak minta ditemani deep talk ditiap malam minggu, Huangnya hilang bersama dengan angan, rindu, dan sekarang nampak semu.
Setiap pagi, siang, dan malam waktunya dihabiskan untuk mencari Huang Nakalnya itu. Bayi usilnya sudah tidak mengganggunya bermain game lagi, dia pergi karena lelah bukan lemah.
Jisung pun sama halnya. Adik kelasnya itu memilih mengakhiri hubungan dengannya. Kini Chenlee lah yang menemani Jisung.
Jaemin tau dia salah, dan dia menyesali hal itu. Dia rindu Renjunnya. Dia masih mengginginkannya.
" halo jaem ? "
" ya apa? "
"Renjun balik dari china, yakin gamao nemuin?"
" gua lagi males becanda."
" ngapain becanda asu! cepet samperin di bandara neo!"
"..."
" kalo mao juga si, kalo kaga ya-"
" otw."
Jaemin segera melangkahkan kakinya keluar rumah, tak peduli dengan terikan sang ibu yang menyuruhnya kembali ke kamar karena dia demam. Lagi pula obatnya itu Renjun dia harus bertemu dengan obatnya itu.
Berlari ke arah mobil lalu menancapkan gas menuju ke arah bandara neo. Butuh waktu setengah jam untuk sampai ke tempat itu. Tapi mungkin Jaemin akan mempercepat waktu. Dia tidak mau kesempatnya hilang begitu saja. Ah maksudku dia tidak mau kehilangan Renjunnya kembali.
Sesampainya disana, Jaemin berlari mencari Renjun. Tak peduli keringat dingin sudah bercucuran, kepalanya pusing tapi Renjun lebih penting. Terlalu fokus sampai tak tau bahwa didepannya ada orang. Dia menabrak troli yang berisi banyak koper.
Sangat terkejut kala ternyata yang ditambrak itu Renjun. Berbeda dengan Jaemin, Renjun bersikap seolah biasa saja. Tidak terkejutpun tidak marah. Dia sedikit membuka maskernya lalu tersenyum hanya mengucapkan " masnya gapapa? lain kali hati-hati ya mas." Lalu tangan yang dulu digengam Jaemin memberikannya sebotol air minum. " mukanya pucet, ayo duduk dan minum dulu."
Jaemin mengangguk patuh. Tak percaya kalau Renjun benar-benar melupakannya atau sekedar pura-pura saja?
" mas nya lagi cari pacarnya ya? terburu - buru sekali beruntung orang itu, pacar saya tidak pernah setepat waktu seperti mas ."
Jaemin hanya tersenyum, lalu membathin. " semenggerikan itu ya kejadian 2 tahun lalu, Jun? sampai kamu lupa aku."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.