"Eh, Bri ... "

Brian kemudian mengambil handphone dari tangan Satria dan setelah itu dia meletakkan handphone tersebut di atas nakas yang terletak di samping tempat tidur.

Brian kemudian memegang kepala Satria dengan kedua belah tangannya lalu menarik ke arahnya. Diciumnya bibir Satria dengan lembut. Satria reflek memeluk Brian dan satu tangannya mengusap punggung Brian dan satu tangannya lagi mengusap belakang kepala Brian.

Mereka berdua berciuman cukup lama. Saling memainkan lidah. Brian kemudian menarik bibirnya lalu menarik napas dan memandang Satria yang juga sedang menatap Brian.

"Sorry. I am sorry, Satria."

Satria tersenyum. Dia kemudian kembali memeluk Brian.

"Ngga ada yang perlu dimaafkan kok, Bri. Gue shock tapi gue senang."

Brian kemudian berdiri dan kemudian dia menarik tangan Satria supaya dia juga berdiri. Kini keduanya dalam posisi berdiri dan berpelukan.

"Kalo lo ngga mau diterusin, lo bilang sekarang dan gue ngga akan nerusin, Sat."

Satria mencium kembali bibir Brian dengan lembut sambil mengelus dada Brian dan ketika tangannya sampai di puting Brian, dimainkan tangannya di puting itu.

Brian mengimbang permainan Satria dengan kemudian mengelus dada Satria dan juga memainkan puting Satria. Brian kemudian mendorong kembali Satria hingga Satria tidur terlentang di tempat tidur lalu Brian merebahkan badannya di atas badan Satria.

Brian kini yang kembali mencium bibir Satria setelah itu dia menurunkan mulutnya ke leher Satria dan perlahan turun ke dada Satria. Brian memainkan lidahnya di puting Satria sambil sesekali menggigit kecil puting itu.

"Ooohh .. Sssshhhh ... Ooohhh .. Briiii ... Aargghh ... Brriii .... Sshhh ... Ssshhh ..."

Brian terus memainkan lidahnya dan sesekali mengisap puting Satria bergantian kiri dan kanan. Setelah puas, dia kemudian bangkit dari posisi tidur dan kemudian berdiri di samping tempat tidur. Brian melepaskan celana yang dipakai olehnya dan juga celana dalamnya. Dia kemudian menarik handuk yang masih dipakai oleh Satria. Keduanya kini sama-sama telanjang bulat dengan kontol masing-masing yang sudah tegak dengan sempurna, keduanya pun tidak disunat.

Brian kemudian naik kembali ke atas tempat tidur, kali ini dia berlutut dengan mengangkangi dada Satria. Diambilnya satu bantal dan kemudian dia mengganjal kepala Satria di kepala tempat tidur. Satria kemudian menggenggam kontol Brian dan mengocoknya dengan pelan.

"Ooohhh ... Sat ... Arrggghhh ... Ssshh ... Masukin mulut lo, Satttt ... "

Satria kemudian memasukkan kontol Brian ke dalam mulutnya sambil memainkan lidahnya. Brian memaju mundurkan kontolnya yang ada di dalam mulut Satria.

"Anjjeeengggghh .. ngentoootttt ... Enak bangeetthh, Saattthh ... Aaargghhh ... Teruuussshh ... "

Satria memainkan lidahnya diseputaran kontol Brian yang ada didalam mulutnya, sesekali mengisap dengan keras lalu berganti lembut. Brian semakin tidak tahan, dia kemudian menarik paksa kontolnya dari mulut Satria yang sedang mengulum kontolnya seperti mengulum permen lolipop.

Brian mendorong Satria sampai rebah lalu dia menarik kedua kaki Satria. Diambilnya bantal dan diletakkan di bawah pantat Satria untuk mengganjal.

"Bri, pake kondom yaa, please."

Brian mengangguk. Satria kemudian menunjuk lemari pakaian miliknya.

"Di laci di dalam lemari ada kondom sama lubricant-nya."

Brian berjalan ke arah lemari kemudian dia membuka pintu lemari dan menarik laci. Brian mengambil satu kotak kondom dan botol pelumas yang ada di laci tersebut. Tanpa menutup semuanya dia berjalan kembali ke posisi dimana Satria terbaring ditempat tidur dengan kaki menjuntai ke lantai.

Brian menyobek kondom itu dengan menggunakan giginya, dia lalu menyarungkan kondom itu ke kontolnya setelah itu dia menekan botol pelumas dan mengoleskan pelumas itu dari kepala kontol sampai dengan mendekati pangkal kontolnya.

Brian kemudian mengangkat kedua kaki Satria dan menaruhnya di masing-masing pundak. Dia lalu mengoleskan sisa pelumas di seputaran dan lubang pantat Satria.

"Gue entot lo yaa, Sat."

Satria mengangguk.

Brian kemudian memainkan sebentar kepala kontolnya di dekat lubang pantat Satria lalu dia mengarahkan kepala kontolnya itu ke lubang pantat Satria dan setelah itu dia mendorong kontolnya perlahan tanpa jeda.

"Arggghh ... Briiiii .. pelan pelan ... Argghh ... Brrriiii ... Ssshh ... "

Satria menarik napas panjang dan berusaha untuk membuat dirinya sendiri relaks. Badannya berkeringat. Brian tersenyum pada Satria. Brian menundukkan badannya dan kemudian mencium Satria. Brian memainkan lidahnya, memberikan stimulasi agar Satria menjadi relaks. Setelah itu Brian menurunkan mulutnya dan memainkan lidahnya serta sesekali mengisap puting Satria bergantian kiri dan kanan. Badan Brian yang berkeringat dan mulai basah membuat Satria menjadi lebih sange.

"Anjiinggghh .. mentok, Sat ... Argghh edaaaann .. enaaakkhhh bangsat!"

"Diemin dulu, Bri ... "

Brian pun menuruti keinginan Satria untuk tidak melakukan gerakan apa pun agar lubang pantat Satria ini bisa beradaptasi dengan kontol Brian.

Setelah beberapa saat ..

"Bri, goyangin pelan pelan."

Brian kemudian memaju mundurkan kontolnya yang berada di dalam lubang pantat Satria.

"Ssshhh .. Arggghh ... Saatttthhh ... Sssshh .. Enaaaakkhh .... Aargghh .. Angettthh ..."

Semakin lama semakin cepat Brian memaju mundurkan kontolnya tersebut. Satria sendiri tampak menikmati apa yang sedang dilakukan Brian pada dirinya. Tanpa malu dia melenguh, mendesah.

Sampai kemudian Satria merasakan air maninya akan segera keluar karena secara konsisten kepala kontol Brian menyentuh sesuatu di bagian dalam pantatnya.

"Briii .. Gue ngga tahaaaannn .. Gue nggaa tahan, Bri, gue pengeeen keluarrrrrhhh .. "

"Tahan sebentar, Sat ... Tahaaann barengan sama guee yaa .. "

Keduanya kemudian melakukan gerakan yang sama-sama berusaha untuk menyelesaikan permainan mereka tersebut sampai pada akhirnya berdua berteriak bersamaan.

"Hoooohh .... Briiiii .... Gue keluaarrrhhhh .. Argggghhh .. Argghh .. Briaaaaannn .. Love you!!!"

"Anjiingggh loooo, Saattthh .. Gue jugaaaaaahhh ... Lobaanggggg looo ngenttoottt enaaakhhhh bangettthh .. Gue sukaaaa ... "

Air mani Satria menyembur membasahi perut dan dadanya dan air mani Brian menyembur di dalam kondom. Kedua saling tersenyum, Brian menjatuhkan badannya diatas badan Satria dan mengecup ujung hidung dan kening Satria.

Satria mengelus rambut Brian.

**

Brian dan Felix keduanya tidak memperhatikan bahwa ada 19 panggilan tak terjawab dari nomer handphonenya Singgih. 

FELIXWhere stories live. Discover now