"Tidak usah seperti itu deh, kau kan telah ayah anggap anak sendiri, dan pula kau sudah dianggap Lady," Ucap Corin, nada sebal jelas terdengar dari kalimatnya.

"Lagipula selama ini, kau selalu dengan senang hati melakukan dansa utama, ada apa denganmu?" Lanjut Corin lagi.

Lyane mendesah sebal, "Huft, yasudah baiklah, ay-"
Lyane hendak maju, mengajak Corin sebagai pasangan dansanya, namun Corin telah mengajak Lucy terlebih dulu, "aku baik kan, memberi kalian waktu berduaan?" Telepatinya pada Lyane sebelum pergi menuntun Lucy ke area dansa.

Lyane menatap kepergian Corin dengan tatapan kesal, "Awas saja kau!! Akan kuhabisi kau nanti!" Balas Lyane.

Lyane celingak-celinguk mencari seseorang yang bisa dijadikan pasangan dansa, selama ini dia selalu bersama Corin sebagai pasangan dansa, jadi saat Corin menemukan pasangan lain dia tidak tahu harus berdansa dengan siapa. Seorang pria muda tampan dengan rambut hitam dan mata birunya menarik perhatian Lyane, namun saat Lyane hendak menghampiri, Edmund keburu menarik tangan Lyane ke area dansa.

Lyane hendak protes namun tatapan para rakyat tertancap pada dirinya membuatnya menelan segala umpatan. mereka pun sampai ke area dansa. disana sudah ada Aravis dengan Cor sebagai pasangannya dan Corin dengan Ratu Lucy, namun Lyane tidak melihat Raja Lune di sana. Edmund mulai menggunakan salah satu tangannya untuk menggenggam tangan Lyane dan satunya lagi bertengger di pinggang Lyane. Lyane membalas genggaman tangan Edmund dan menempatkan tangan satunya di bahu Edmund.

Aba-aba dansa sudah dimulai, Lyane dan Edmund mulai bergerak mengikuti irama. Suara tepukan tangan dan sorakan antusias para penonton terdengar. Bisikan-bisikan juga terdengar, ada yang menggunjing, ada juga yang memuji.

"Wah, itu Raja Edmund? Tampan sekali ia malam ini."

"Apakah itu Lady berambut pink yang kau ceritakan padaku kemarin?"

"Wah, Lady Rosemarine sangat cantik dan pandai berdansa."

"Apakah Lady Lyane dan Raja Edmund berkencan?"

"Wah, mereka terlihat serasi."

"Aku iri deh padanya, sudah cantik, bisa berdansa dengan Raja Edmund lagi."

Kira-kira seperti itu percakapan yang tertangkap oleh telinga Lyane. "Sebenarnya apa niatanmu mengajakku berdansa? Kau memperburuk malamku," misuh Lyane pada akhirnya.

"Aku membutuhkan pasangan dansa, begitu juga denganmu. Kita ini simbiosis mutualisme, sama-sama saling menguntungkan," jawab Edmund.

"Simbiosis mutualisme apanya, yang ada orang-orang semakin menggunjingku,"kata Lyane.

Edmund memilih untuk tak menghiraukan ucapan Lyane dan mengganti topik pembicaraan, "dansamu tidak buruk."

"Surprised?" Jawab Lyane singkat.

Edmund memutar tubuh Lyane, sorakan penonton pun kembali terdengar meriah. Gerakan dansa selanjutnya adalah gerakan yang paling Lyane tidak suka —at least mulai kali ini dia tidak menyukainya. Mereka akan berdansa dengan pola kaki yang sama, namun tubuh mereka akan lebih berdekatan. Wajah Lyane berada tepat di sebelah kiri wajah Edmund, diantara bahu dan wajahnya. Tangan Lyane bergeser sedikit ke belakang bahu Edmund, sedangkan tangan Edmund berpindah dari pinggang ke punggung Lyane, sentuhan dingin tangan Edmund yang langsung bersentuhan dengan punggung Lyane membuat bulu kuduknya meremang.

"Kenapa kau lebih memilih menyendiri di bawah bayangan pohon dibanding menikmati pestanya?" tanya Edmund dengan berbisik tepat di telinga Lyane.

"Kalau bukan karena ide gilamu untuk ikut ke Tashbaan, beban pikiranku akan berkurang, dan mungkin aku akan bisa menikmati pestanya walau sedikit," jawab Lyane juga berbisik, namun bisikan Lyane lebih terdengar seperti geraman,

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 -𝘌𝘥𝘮𝘶𝘯𝘥 𝘗𝘦𝘷𝘦𝘯𝘴𝘪𝘦Where stories live. Discover now