07 - Ketawa Aja Dulu

Mulai dari awal
                                    

Sebuah gelas kaca jatuh, saat Prilly tanpa sengaja menyenggol maid yang sedang membawa nampan.

"Ah maaf bi, maaf aku ga sengaja bi." Prilly menunduk, membantu memunguti pecahan kaca yang berserakan.

"Nona jangan! Nona baik-baik saja kan? Biar bibi yang bersihkan ini. Maaf,"

"Maaf ya bi sekali lagi."

Prilly berdiri, mengedarkan matanya meneliti inci lantai 4. Kiranya tadi Ali pergi kemana? Kenapa setelah melihat ponsel Ali terlihat begitu terkejut? Itu yang membuat Prilly keheranan.

Sementara Ali menutup pintu ruangan kerjanya dengan cepat, mendengar suara sesuatu pecah membuatnya tahu jikalau Prilly mengikutinya.

"Ekhem, ya?"

"Kamu lagi ngomongin apa sama Yoan?"

"Oh itu-- lupakan. Ada apa?"

"Aku kayanya mau disini dulu deh. Habis beres kerja kontraknya aku mau jadi istri yang baik aja buat kamu. Jadi kepulangan aku diundur sebulan."

"Ya sudah. Oillen mana?"

"Dia sedang tidur siang."

"Ya sudah." Ali mematikan sambungan ponselnya. Terjebak dengan 2 wanita sekaligus, tolong bayangkan!. Benar-benar susah menjadi laki-laki tampan dan kaya raya.

Tok tok tok

Suara pintu yang terketuk membuat Ali menghela nafas berusaha menormalkan wajahnya.

"Aliiii?!"

Suara lembut menyahut, membuat Ali dengan cepat membuka pintu ruangan kerjanya. "Kenapa, sayang?" tanyanya dengan senyuman manisnya.

"Lo- eee kamuuu, kenapa kaya takut ketauan gitu? Kamu punya rahasia apa? Kamu punya rencana apa?" Prilly menatap Ali dengan tatapan introgasinya. Ya memang dari awal Ali aneh, jangan salahkan Prilly jika ia mulai curiga.

"Mana ada ketakutan. Lihat? Aku masih tampan." Ali mengapit pipi chubby Prilly membuat bibir mungil gadis itu maju seperti mulut ikan. "Cantik! Persis seperti---"

"Persis seperti apa?" Prilly mengerutkan dahinya, menatap Ali dengan penasaran.

"Ikan buntal!"

Prilly menepis tangan Ali, memukul lengannya dengan membabi buta. "Dasar kenebo!" desisnya kesal.

"Yang penting istrinya bidadari!"

"Ih kok dia mau ya?"

"Hahaha dasar!"

"Hahaha..."

Keduanya tertawa, tanpa sadar Ali membawa Prilly kedalam pelukannya. "Ga pernah selepas ini. Padahal gada yang lucu." batinnya.

"Gue ngetawain apa sih?"

Hahaha ketawa aja kasian yang nulis ga bisa lawak.

"Ihhh Aka lucu deh! Hahaha..."

"Anya lebih lucu, cantik pula."

"Ih Aka... Kan Anya malu."

"Hahaha..."

Prilly meringis kecil, bayangan hitam tiba-tiba melintas dikepala cantiknya. "Awshhh!"

"Kenapa?"

"Gapapa." masih memegang kepalanya, Prilly mencoba tersenyum. Entahlah apa maksud dari bayangan itu?

Apa itu masalalunya?

.
.
-Tbc

Maaf klo aga garing, soalnya emg ga pinter ngelawak apalgi bikin org ngakak-ngikik hm...

Oh iya, yang nanyain OM ALIVAN itu masih diketik ya, ntar dilanjut abis kelar ini. Soalnya kan emang niat abis Mas Duda mau ngepub ini, jadi abis kelar ini (Cuma 40 part) lanjut OM ALIVAN. So jangan pada kabur ya huhu:(

(Terbiasa namatin dulu, baru pub. Ga bisa kaya orang-orang yang abis ketik langsung pub, soalnya mikirin alur -walau ga jelas- tapi kudu tenang wkwk.)

Sebuah DENDAM [Every Day]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang