Keempat

804 163 19
                                    

Sesuai kesepakatan, keesokan harinya tepat setelah bel pulang sekolah berbunyi, tampak Jungwon sedang menyeret Jay pergi menuju kamar mandi belakang. Pegangan Jay pada Jungwon menguat. Padahal sebelumnya, Jay yakin ia sudah cukup berani untuk bertemu kembali dengan hantu itu. Tapi rupanya, berucap jauh lebih mudah daripada bertindak.

"Won, beneran?"

"Astaga. Kan kemarin udah sepakat?"

"Ya Tuhan."

"Udahlah ikut aja." Jungwon kembali menarik lengan Jay dengan tidak sabaran. Walaupun bertubuh lebih kecil, tetapi tenaga Jungwon tidak main-main. Mantan atlet taekwondo seperti Jungwon pastinya memiliki kekuatan yang lebih besar daripada manusia lain seumurannya.

Kondisi kamar mandi itu masih sama sepinya seperti hari-hari sebelumnya. Di depan pintu, Rona yang baru saja lewat menatap keduanya dengan heran.

"Loh ngapain?"

"Nemenin Jay minta maaf sama penghuninya sekaligus lawan takut."

Rona mengangguk-anggukkan kepala sebagai jawaban. "Gue ikut ya!" serunya semangat. "Gue tuh udah pernah ngobrol tau. Baik kok dianya tapi emang rada gak suka diusik manusia."

"Siapa namanya?" tanya Jungwon.

"Aduh, lupa!" Rona tampak mengingat-ingat. Ia sempat mengatakan 'sebentar' kepada dua manusia di hadapannya sebelum tangannya mulai lincah membuka media sosial. "Seinget gue dia pernah ikut lomba nyanyi tingkat nasional sih. Nah, ketemu! Namanya Kim Jaehwan. Di sini sih keterangannya udah menghuni sekolah selama duapuluh tahun."

"Lama juga," komentar Jay.

"Ya gitu deh," balas Rona. "Yaudah yuk, langsung masuk!"

Seekor laba-laba sedang membentuk sarang baru saat Jay, Jungwon dan Rona tiba di dalam sana. Suasananya jadi lebih mencekam daripada sebelumnya. "Gih, sana," perintah Rona.

"Won.." Jay menggenggam tangan Jungwon dengan erat sedangkan si empunya justru kaget saat tangan Jay mengisi ruang kosong pada telapak tangannya. Jungwon sempat mematung dibuatnya saat merasakan kehangatan menjalar di telapak tangannya itu.

"Gapapa," kata Jungwon pelan. Setelah tersadar, Jungwon menepuk pundak Jay dengan tenang. "Dihadapin."

Jungwon terpaksa pasrah saat Jay menarik tangannya dan berdiri di depan bilik empat. Jay masih berdiri tidak nyaman bahkan saat Jungwon sudah menyuruhnya untuk membuka pintu itu.

"Won, kita balik aja ya?"

"Astaga," keluh Jungwon pelan. "Yaudah biar gue yang buka."

Jungwon bertambah kaget lagi saat Jay justru melingkarkan lengan lelaki itu pada area sekitar lehernya tepat saat pintu itu terbuka. Wajahnya bersembunyi di antara helaian rambut Jungwon. Akibatnya, Jungwon kembali terdiam tanpa memberikan respon apa-apa.

"Hadeh, dosa apa gue udah mati gini masih aja lihat orang pacaran."

"OMG! Apa kabar Bang Jae?" tanya Rona. Tubuhnya melayang hingga berdiri di depan pintu. "Aduh Bang, maklum ajalah ya. Namanya juga anak muda."

"Jay," panggil Jungwon pelan. Entah kenapa merasa malu saat Rona terkikik lucu melihat posisinya dengan Jay sekarang. Ditambah dengan Jaehwan yang tertawa menanggapi ucapan yang Rona lontarkan. Jungwon bahkan merasakan pipinya berubah sedikit panas. Padahal, kamar mandi belakang ini juga tidak terasa gerah.

Tersadar dengan posisi keduanya, Jay cepat-cepat menjauhkan diri dan langsung bersikap cool, seolah melupakan imejnya yang sudah hancur di hadapan satu manusia dan dua hantu itu.

HilfeWhere stories live. Discover now