Kedua

862 176 40
                                    

HARI pertama setelah perjanjian mereka kemarin siang. Jay dengan ragu-ragu dan sedikit semangat menghampiri Jungwon yang baru saja selesai membaca buku. Di telinganya, masih menggantung sebuah earphone warna putih yang sudah sedikit kotor.

"Ngapain?" tanya Jungwon, sedikit merasa terusik dengan kehadiran Jay yang tiba-tiba di hadapannya.

"Kata lo hari ini?" Jay balas bertanya. Wajah keduanya menunjukkan keheranan yang jelas. Sama-sama bingung dengan kesepakatan keduanya kemarin sore.

"Astaga." Jungwon menepuk keningnya. "Maksud gue nanti sore, Park Jongseong, bukan sekarang."

"Nanggung," balas Jay. Ia duduk di samping Jungwon dan menarik earphone yang berada di telinga lelaki mungil itu. "Sekarang aja. Gue takut ada urusan mendadak nanti sore."

Mau tak mau, setelah dipaksa, Jungwon akhirnya menurut juga. Earphone dan buku tadi ia masukkan ke dalam tas sebelum tangannya menarik Jay untuk segera pergi dari dalam kelas.

Keduanya sampai di taman belakang sekolah yang cukup sepi. Sepengamatan Jungwon, hanya ada seorang hantu anak kecil yang sedang memerhatikan bunga dan seorang hantu wanita yang sudah cukup dewasa sedang mengobrol dengan barisan semut hitam. Jungwon tidak mau tau apakah wanita itu benar-benar bisa mengobrol dengan semut atau tidak-Jungwon hanya ingin duduk di bangku taman dan menyelesaikan urusannya dengan Jay sesegera mungkin.

"Oke, langsung ke inti. Gue gak mau basa-basi." Jungwon menyela Jay yang ingin membuka suara. "Lo yakin mau minta bantuan gue?"

Pertanyaan Jungwon kelewat menuntut. Jay menjadi ragu sejenak sebelum ia kembali menganggukan kepala dan berujar dengan mantap, "yakin."

"Oke," Jungwon mengusap wajahnya kasar, "sesuai kesepakatan, dua minggu. Caranya terserah gue. Lo cuma harus berhasil selama dua minggu ini atau gue akan berhenti bantuin lo untuk ngelawan rasa takut lo pada hantu."

"Oke."

"Sekarang lo tutup mata."

"Hah?"

Jungwon mendecak sebal. "Tu-tup ma-ta." Jungwon mengeja ucapannya penuh penekanan. "Lakuin aja."

'Galak,' batin Jay. Takut menyuarakannya di hadapan Jungwon. Yang ada justru Jungwon akan menyuruh salah satu hantu di sekitar mereka untuk mengganggu Jay. "Iya-iya. Nih, gue merem."

Tangan Jungwon bermain-main di wajah Jay, terutama pada area kening dan sekitar matanya. Jay hanya membatin bingung, berharap Jungwon tidak akan melakukan hal-hal aneh kepadanya. Karena Jay sudah bersiap kabur jika saja Jungwon melakukan sesuatu yang tidak-tidak.

"Sekarang buka mata lo pelan-pelan."

Jay perlu membiasakan kembali cahaya matahari yang menimpa masuk ke dalam matanya. Setelah dirasa tidak terlalu silau, Jay membuka matanya dan hampir berjengit kaget melihat seorang remaja perempuan duduk dengan santai di samping Jungwon.

"Halo? Bisa lihat gue?"

"Won.." Jay menatap bingung. "Siapa?" tanyanya pelan.

"Kenalan sana," ucap Jungwon pada perempuan yang duduk di sampingnya, mengabaikan Jay sepenuhnya. "Gue mau ke kantin sebentar. Jangan diisengin atau gue antar pacar lo ke alam baka."

"Ancemannya!" Rona berdecak sebal. Tapi setelah menghadap Jay kembali, ia langsung mengeluarkan senyum manisnya.

"Halo, gue Rona! Gak usah jabat tangan ya, gak akan kerasa." Rona tertawa garing. "Lo ganteng ya, gue naksir. Sayang lo bukan hantu. Gak bisa gue pepet deh."

"Hah?"

"Loh?" Rona melirik bingung. Tak lama kemudian, ia tertawa setelah menyadari situasi. "Lo gak tau kalau Jungwon baru aja buka mata batin lo?"

HilfeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang