⠀⠀𝟯𝟭.⠀⠀Dekat Tapi Jauh

Start from the beginning
                                    

Ayah Riyu dan Yuna, Pak Jey mengelus pundak istrinya sambil menahan tangis. Mereka mendapat kabar dari sekolah kalau Yuna berhasil selamat dari kecelakaan itu.

Yuna adalah satu dari enam orang siswa yang selamat dari kecelakaan maut itu. Di bus itu terdapat tiga puluh orang siswa dan dua guru. Namun, hanya lima orang siswa beserta satu guru saja yang selamat dan berhasil bertahan hidup.

Yuna memang selamat, namun sekarang ia dalam keadaan koma. Sahabatnya Jihan juga mengalami koma, sementara yang lainnya mengalami patah tulang.

Ia ditemukan oleh tim SAR dalam keadaan duduk sambil menggenggam tangan Jihan yang ada di sampingnya. Kini mereka sedang dirawat di rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian. Rencananya, mereka akan dipindahkan ke Jakarta agar lebih mudah untuk dijenguk keluarga.

Riyu tak bisa menahan tangisnya saat melihat sang Bunda yang sedang menangis. "Bundaa!" Riyu berlari menghamburkan dirinya ke pelukan Bundanya.

"Yuna gapapa, 'kan? Yuna baik-baik aja, 'kan? Bunda, jawab Kakak!" suara Riyu bergetar.

Semua yang ada di dalam rumah besar itu saling bertatapan, enggan membuat Riyu semakin bersedih.

"Ayah, Yuna gapapa, 'kan? Ayo bilang ke Kakak kalau Yuna nggak kenapa-napa!" Riyu meringkuk di depan sang Ayah sambil meraung. "Kenapa harus Yuna?! Kenapa nggak Kakak aja?!"

"Eumm, Om Jey ... saya izin bawa Riyu ke kamarnya ya, biar dia bisa lebih tenang," ucap Yena pelan.

"Ah, iya, Dek."

Yena, Cherry dan juga Lia membawa Riyu yang sedang menangis ke kamarnya. Cherry membawakan segelas air untuk Riyu minum.

"Yu, apa pun yang terjadi, minta yang terbaik sama Tuhan aja, ya? Yuna anak yang kuat, Yuna pasti bisa sadar. Banyak-banyakin berdoa aja, biar Tuhan selalu kasih perlindungan dan yang terbaik buat Yuna," ucap Yena sambil mengelus punggung Riyu.

"Kenapa nggak gue aja, Kak? Kenapa harus Yuna? Yuna baru aja jadi anak SMA, kenapa harus gini, sih?! Tuhan nggak adil banget sama makhluknya!"

"Jangan ngomong begitu, Yu. Allah masih ngasih kesempatan buat Yuna hidup walau belum sadar, nggak kayak temen-temennya yang lain. Bener kata Yena, lo harus banyak-banyakin doa."

"Yu, mending lo istirahat dulu. Jangan terlalu sedih begini, nggak baik juga buat diri lo sendiri," bujuk Cherry.

"Nggak usah sok tau, deh! Lo nggak ngerasain rasanya jadi gue, kan?!"

Cherry hanya tersenyum, "gue cuma ngasih saran, 'kok."

"Bener kata Cherry, Yu. Mending lo istirahat. Kasian Bunda kalau ngeliat lo ikutan begini. Sana cuci muka, abis itu tidur." Lia mengantar Riyu ke kamar mandi yang ada di kamarnya untuk mencuci muka.

"Maklumin ya, Cher. Mental Riyu lagi nggak baik-baik aja," Yena mengelus tangan Cherry. "Iya, Kak Yen. Cherry ngerti, 'kok."

Setelah keluar dari kamar mandi, Riyu langsung membaringkan tubuhnya di kasur dan berusaha memejamkan matanya. Yena mengelus kepala Riyu pelan, sementara Lia mengelus tangannya.

Setelah lima belas menit, Riyu akhirnya benar-benar tertidur. Senggukan dari tangisnya tadi belum sepenuhnya hilang hingga dia tertidur sambih sesenggukan. Mereka bertiga pun pergi ke ruang tamu untuk menemui yang lainnya.

[✓] Kosan Bu Sulgi, txtzy.Where stories live. Discover now