5. Gadis Baik

Mulai dari awal
                                    

"Emang lo udah nana-nina?" Adelard menggeleng menjawab pertanyaan konyol Dion.

Brian memijit pelan pelipisnya. Ia menengadah menatap langit-langit kantin.

"Ya Tuhan kenapa aku harus berada di lingkungan orang-orang stress? Tapi syukurnya aku waras, Tuhan."

"Pala lo waras." Dion melemparkan es batu yang ia ambil dari gelas es tehnya. Es batu itu mengenai dahi Brian dan berujung jatuh masuk ke dalam seragam Brian.

"DION BRENGSEK! DADA GAGAH GUE JADI DINGIN!" Teriak Brian membuat seluruh orang yang ada di kantin menoleh menatap aneh dirinya.

"Itu yang disebut waras?" Adelard berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kantin menyusul kekasihnya. Adelard berjalan di koridor sambil bersenandung kecil. Alunan musik berdengung di kedua telinganya.

"Kak Adelard kalo kayak gitu keliatan banget gantengnya."
"Iya. Kak Naura cocok ya jadi pendampingnya Kak Adelard."
"Iya bener. Cocok banget."
"Gemes banget mereka berdua tu."
"Kawal NaLard sampe halal pokoknya gue!"

Adelard yang mendengar bisikan-bisikan itu tersenyum tipis. Ternyata lumayan banyak yang mendukung hubungannya dengan Naura. Ah Adelard ingin cepat-cepat halal dengan Naura rasanya.

Sesampainya di kelas, Adelard tersenyum sumringah. Ia menghampiri kekasihnya yang sedang menonton drama korea kesukaannya.

"Kenapa lo?" Tanya Cinta yang merasa tingkah Adelard aneh. Naura membuka headsetnya. Naura menatap kekasihnya yang sekarang berdiri di sebelahnya. Naura mengucapkan kata "apa?" Dengan gerakan bibirnya.

"Ra, kita nanti percepat nikahnya yuk?" Cinta tersedak mendengar penuturan santai dari Adelard.

"Kenapa begitu?"

"Biar cepet halal kalo mau nana-nina." Naura mengambil novel tebal milik Cinta yang berada di atas meja dan melayangkannya mengenai bahu Adelard. Bertepatan dengan itu, Clara berteriak dan berlari menghampiri Adelard yang sedang mengusap pelan bahunya.

"LO KENAPA KASAR BANGET SIH SAMA KAK ADELARD?"

Naura dan Cinta terkesiap melihat Clara yang sepertinya tidak terima. Adelard pun bingung. Darimana datangnya bocah gila satu ini?

Naura mengedikkan kedua bahunya. Ia kembali duduk dan memakai headsetnya di kedua telinganya. Ia melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda itu, dan tidak menghiraukan kedua remaja yang berdiri di sebelahnya.

Clara jengah melihat Naura yang terlihat adem ayem. Ia menarik salah satu headset dari telinga Naura. Adelard berjalan ke bangkunya yang berada di belakang Naura dan duduk disana. Brian dan Dion berjalan memasuki kelas tepat saat Naura menatap tajam ke arah Clara.

"Apa lo liat-liat?" Naura berdecih. Clara menantang dirinya? Ia pikir Naura akan takut dan berlindung di balik Adelard?

Pernah dengar orang yang berkata, "Jangan ngusik ketenangan orang sabar. Kalau dia merasa terusik dan kesabarannya sudah melebih puncaknya, ia akan lebih seram dari singa." Sepertinya Naura akan seperti itu.

Naura bangkit dari duduknya. Cinta yang merasa akan ada sinetron baru, memanggil kedua lelaki yang berdiri di dekat papan tulis itu.

"Brian, Dion sini! Udah mau mulai nih!" Cinta mengeluarkan keripik berwarna merah yang kelihatannya sangat pedas itu dan membuka bungkusnya. Ia menydorkan kepada kedua lelaki yang ada di belakangnya.

"Gue punya mata. Makanya bisa liat." Naura mengeluarkan senyumnya. Senyum sinisnya. Adelard menyilangkan kedua tangannya dan berjalan ke arah belakang Cinta. Dimana Dion dan Brian berdiri.

NALARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang