12

174 25 0
                                    


Setiap hari, Ibu dan Puput, harus bergantian berada di rumah sakit. Saat pagi hingga sore hari, Ibu yang menjaga Satya di rumah sakit karena adiknya yang masih duduk di bangku SMA kelas 2 itu, hrus bersekolah, dan terbentur dengan Fullday dan beberapa ekstrakurikuler.

Saat malam hari, Puput yang akan menginap di rumah sakit, sedangkan Ibu pulang untuk mengurus rumah dan usaha keluarga yang beberapa bulan terakhir, dipasrahkan Ibu kepada para karyawan di café, yang sudah sangat dipercayai oleh Ibu.

Setidaknya ibu merasa bersyukur. Sebelum mengetahui kondisi kesehatan Satya yang buruk, ia sudah merealisasikan keinginan ibunya untuk membuka sebuah cafe di tengah kota. Tidak terlalu besar. Tapi setidaknya cukup untuk biaya makan sehari-hari, transportasi, dan juga membayar uang sekolah Puput. Uang Satya dari tabungan yang disuruh anaknya untuk digunakan sebagai kebutuhan rumah, harus dibayarkan Ibu untuk berobat anak lelakinya.

Terus seperti itu setiap harinya. Hingga suatu hari, di hari Senin yang mendung. Hujan turun dengan deras. Puput yang sudah rapi hendak berangkat ke sekolah terjebak di rumah. Jarak halte busway terlalu jauh dari rumah, dan payung yang biasanya dia pakai, tertinggal di rumah sakit. Puput sudah mengabari salah satu temannya di sekolah jika ia tidak bisa berangkat.

Puput juga memberitahu Ibu jika ia tidak bisa ke rumah sakit meskipun ia tidak berangkat sekolah. Akhir-akhir ini, hujan memang mengguyur beberapa kali tanpa mengucap permisi melalui mendung ataupun petir.

Entah kenapa.

Puput terjebak di rumah tanpa tau harus melakukan apa. hingga ia penasaran akan isi kamar Kakaknya. awalnya karena pintu kamar Kakaknya terbuka, mungkin karena Ibu lupa tidak menutup pintunya setelah membersihkan kamar itu.

Puput masuk dan mulai melihat-lihat. Itu pertama kalinya bagi Puput untuk masuk ke kamar sang Kakak.

Seperti yang diketahui Puput, Ibu ataupun teman-temannya, Satya adalah orang yang sangat tertutup. Bahkan sampai detik itu, saat Puput masuk ke dalam kamarnya, ataupun Ibu yang beberapa kali membersihkan kamarnya, mereka tidak tau jika Satya sedang menyukai seseorang.

Terperanjatlah Puput saat melihat puluhan bahkan ratusan foto menghiasi dinding kamar sang Kakak. Awalnya Puput pikir, Kakaknya itu hanya mengidolakan sosok laki-laki di dalam foto-foto itu, sebab wajahnya yang cantik dan sangat familiar bagi Puput, sering muncul di televise sebagai seorang artis dan model.

Atau bisa saja itu merupakan salah satu tuntutan profesi kakaknya sebagai seorang photographer artis, yang harus berkutat dengan tinta dan kertas foto.

Tapi saat Puput menemukan setumpuk buku diary di meja kerja kakaknya, dan membaca privasi itu tanpa izin dari siapapun. Puput menangis tersedu-sedu. Air matanya berhenti saat ia tak lagi mendengar suara hujan di luar sana. Dan Puput memilih untuk segera ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Puput menceritakan hasil temuannya dari kamar sang Kakak. Tak lupa dia juga meminta maaf pada Ibu karena telah lancang dan terkesan kurang ajar. Tapi Ibu memakluminya. Rasa penasaran seorang remaja, tentu lebih besar dari pada dirinya yang sudah tua.

Ibu tidak pernah berpikiran jika foto-foto yang berada di dinding itu adalah seorang laki-laki yang disukai oleh anaknya sejak SMP. Ibu hanya tau jika dia adalah seorang artis, dan mungkin saja anaknya sedang ada kontrak foto dengannya. Sehingga ia tidak ambil pusing dengan foto-foto itu.

Tapi setelah mendapat cerita yang sangat mendetail dari anak bungsunya, Ibu mengangguk-angguk paham dan sangat mengerti. Betapa tersiksanya Satya selama ini. Anaknya itu hanya dapat menahan perasaannya, tanpa berani mengungkapkannya.

Bertahun-tahun, dan hanya berkutat dengan dunia yang diciptakannya sendiri di dalam kamarnya. dan Ibu juga merasa jika laki-laki yang dikenalnya melalui majalah fashion itu, adalah laki-laki yang sangat beruntung. Dia dicintai oleh seorang begitu tulus. Begitu mencintainya, dan sudah cukup itu saja.

[FF] PHOTOGRAPH •Markhyuck ^ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang