Chapter 2

1.5K 166 2
                                    

"Paman, bibi, i-ini...."

"Keluar dari rumah ini, dasar penyakitan" maki Len.

"Tapi apa salah Gulf, paman, bibi?" Tanya Gulf menangis.

"Kami sudah tidak bisa mengurusmu lagi. Jadi ada baiknya kalo kamu pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi" jawab Ron.

"Tapi......"

"Tidak ada tapi-tapian. KELUAR KAMU SEKARANG!!" Maki Ron sambil mendorong Gulf keluar dari mansion mereka beserta tas kecil dan foto orang tuanya.

Gulf pun berjalan gontai dibawah guyuran hujan deras dan petir yang menyambar-nyambar, ditambah dengan rasa sakit di dada kiri Gulf yang tidak pernah ketahuan karena Ron dan Len tidak pernah membawa nya ke dokter. Kana pun kemudian teringat dengan perkataan Thanit yang menyuruhnya berhati-hati.

"Iya Gulf..." panggil Thanit saat Kana menelepon nya.

"Paman Thanit .. hikz ...."

"Gulf, ada apa sayang? Dimana Gulf sekarang?" Tanya Thanit dengan nada kuatir.

"Gulf diusir paman dan bibi dari rumah. To-tolong Gulf paman" mohon Kana.

"Gulf dimana sekarang, sayang?" Tanya Thanit yang langsung menyambar kunci mobil dari gantungan.

"Tidak tahu paman. Gulf berada di taman sekarang" jawab Kana.

"Sayang, sekarang kirimkan lokasi Gulf pada paman. Paman akan menjemputmu. Jangan kemana-mana sayang" ujar Thanit.

"Iya paman. Cepat ya. Gulf sakit" melas Gulf.

"Sakit? Sakit dimana sayang?" Tanya Thanit.

"Entahlah paman. Sekujur tubuh Gulf sakit" tangis Gulf.

"Baiklah. Paman akan segera kesana sayang. Sabar ya" ujar Thanit menenangkan Gulf.

Setelah mematikan telepon dari Thanit, Gulf pun mengirimkan lokasinya pada Thanit yang langsung pergi menjemput Gulf yang lokasinya tidak jauh dari mansion nya. Tak berapa lama Thanit pun sampai di taman tersebut dan memberikan jaket nya untuk menutupi baju Gulf yang sudah basah karena hujan.

Gulf yang sudah menggigil kedinginan tersebut langsung dimasukkan ke dalam mobil dan Thanit juga menyetel ac mobil nya menjadi hangat. Mobil Thanit pun berjalan ke sebuah resto makanan saji khusus drive thru, yaitu KFC. Disana Thanit membelikan ayam goreng kesukaan Gulf beserta teh panas untuk meredakan dinginnya.

"Sayang, ayo dimakan dulu untuk meredakan dinginmu" ujar Thanit.

"Khop khun paman" jawab Gulf menerima ayam goreng+nasi dan teh panas tersebut, lalu dia memakannya dengan sangat lahap.

"Makannya jangan terlalu cepat sayang. Tidak ada yang berebut denganmu" ujar Thanit sambil mengelus halus punggung Gulf.

"Gulf lapar paman" jawab Gulf.

"Apa Gulf belum makan?" Tanya Thanit.

"Belum paman" jawab Gulf.

"Apa mereka tidak memberimu makan?" Tanya Thanit.

"Tidak paman" jawab Gulf.

"Sattt!! Gulf, habis makan tinggallah di rumah paman. Paman ada sesuatu yang akan diserahkan padamu dari peninggalan orang tuamu" ujar Thanit.

"Apa itu paman?" Tanya Gulf.

"Nanti kamu akan tahu sendiri. Sekarang kita pulang" pinta Thanit yang disertai anggukan dari Gulf.

Dalam perjalanan pulang mendadak Gulf merasakan sakit yang sangat di dada kirinya, tapi dia hanya diam sambil menangis. Gulf berpikir apa kesalahan yang dilakukan nya sehingga dia bisa diusir dari rumahnya sendiri.
Sesampainya di rumah Thanit, Gulf pun dibawa sampai ke kamarnya dan Thanit juga sempat menyediakan air panas untuk Gulf.

"Gulf, air panas sudah siap. Mandilah dulu. Setelah itu beristirahatlah" pinta Thanit.

"Baik paman ..... aaaahhhhh ... pa-paman, to-tolong. Sa-sakit........"

"Gulf ... Gulf bangun nak ... Gulf...." panggil Thanit yang langsung mengambil hp nya menghubungi dokter keluarga.
Dalam waktu 30 menit dokter Tin yang merupakan sahabat Thanit pun datang, lalu memeriksa keadaan Kana.

"Thanit, siapa dia?" Tanya Tin penasaran.

"Dia anak dari client ku yang sudah kuanggap anakku sendiri. Bagaimana keadaannya?" Tanya Thanit.

"Dia keracunan. Racun itu sekarang sudah menyerang sampai ke jantungnya" jawab Tin.

"Keracunan? Ta-tapi racun apa?" Tanya Thanit.

"Digoxin. Racun itu langsung menyerang ke jantung dengan cara memperlambat kinerja jantung" jawab Tin

"Tega sekali mereka melakukan itu padanya. Padahal dia masih terlalu kecil untuk menerima semua itu" ujar Thanit.

"Kemana orang tuanya?" Tanya Tin.

"Sudah meninggal karena kecelakaan. Tapi aku semakin curiga jangan-jangan kematian orang tuanya bukanlah kecelakaan, tapi disengaja" jawab Thanit.

"Lalu yang merawatnya....."

"Saudara dari pihak ibunya, Ron" jawab Thanit.

"Oh. Sepertinya racun yang diberikan sedikit demi sedikit untuk memperlambat kematiannya" ujar Tin.

"Sial!! Kalo saja aku tahu dari awal mereka akan berbuat seperti itu pada Gulf, aku tidak akan menyerahkan nya pada mereka untuk diasuh. Akan lebih baik kalo aku saja yang mengasuhnya" kesal Thanit.

"Sabar Than. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di depan. Saranku mulai sekarang jagalah dia" saran Tin.

"Itu sudah pasti" jawab Thanit.

"Ya sudah kalo begitu. Aku pulang dulu. Tebuslah resep itu" pinta Tin meletakkan resep itu di nakas.

"Khop khun Tin" jawab Thanit.

Thanit pun menyerahkan resep itu pada maid nya untuk ditebus. Sementara Rhanit terus menunggui Gulf yang masih belum sadarkan diri. Tanpa sadar Thanit pun tertidur sampai keesokan harinya Gulf sadar dan memanggilnya.

Thanit pun memerintahkan para maid untuk membawakan sarapan pagi bagi Gulf. Selesai sarapan Thanit membawa Gulf ke ruang kerjanya dan menyerahkan black card yang dibuat orang tuanya untuk Gulf beserta villa di Khao Yai yang sudah diubah nama hak miliknya menjadi nama Gulf.

Orang tua Gulf juga menyerahkan sebuah perusahaan yang nantinya akan dikelola oleh Gulf setelah berumur 22 tahun. Sekarang perusahaan itu dipegang oleh Thanit. Tanpa banyak bicara Thanit membawa Gulf ke perusahaan itu untuk melihat-lihat. Kemudian dia juga diperkenalkan sebagai direktur yang akan menggantikan kedudukan Thanit nantinya.

Siangnya saat makan siang, Thanit pun membawa Gulf pergi membeli mobil mewah di sebuah showroom yang merupakan langganan orang tuanya dan mengajak Gulf melihat-lihat mansion mewah yang tak jauh dari mansion nya.

Thanit juga menyarankan pada Gulf untuk mengubah namanya menjadi Kanawut alias Kana jika ingin membalas dendam pada Ron dan Len. Gulf pun menyetujui ide tersebut dan mengubah namanya menjadi Kana. Thanit pun mulai mengajari Gulf tentang perusahaan yang dibangun oleh orang tuanya. Disana Ron menjabat sebagai General Manager, tapi dia selalu meraup banyak keuntungan dari perusahaan.

Ron juga memakai nama perusahaan untuk keuntungan pribadinya. Sudah banyak customer dan staff yang mengeluh, tapi Thanit tidak bisa apa-apa karena Ron tahu kalo Thanit hanya sementara berada di perusahaan tersebut dan tidak diberi hak sepenuhnya untuk memecatnya.

"Paman, Gulf memberi paman kuasa untuk memecat Ron dari perusahaan. Apakah bisa?" Tanya Gulf.

"Gulf, apa kamu yakin mau memecatnya? Apa Gulf tidak mau bermain dengannya dulu?" Tanya Thanit kembali yang membuat Gulf mengeluarkan senyuman khas nya.

My Little Mafia ManWo Geschichten leben. Entdecke jetzt