Chapter 1

3.1K 164 7
                                    

Di sebuah mansion yang megah tinggallah sebuah keluarga yang dari luarnya kelihatan harmonis dan jarang terdengar pertengkaran sekecil apapun itu. Orang tua mereka juga selalu mengajarkan kesopanan untuk menghormati yang lebih tua dari mereka. Benar-benar keluarga yang sempurna.

Tapi kemesraan itu semuanya mendadak berubah dikala salah 1 dari anak mereka yang dikenal baik hati, sopan dan ceria itu diusir dari mansion nya sendiri. Anak itu pun keluar menenteng tas kecil dan foto orang tuanya. Dia berjalan dalam kegelapan malam sambil menarik tas kecilnya itu.

"Kenapa kalian tega melakukan ini padaku? Hikz .. hikz..." tangis pemuda itu dibawah hujan yang mengguyur.

Pemuda itu pun berjalan terus dan terus tidak ada tujuan, kemudian dia duduk di bangku taman untuk melepas lelah dan memijat kakinya disertai ringisan di wajahnya. Kemudian pikirannya menerawang disaat paman dan bibinya mengusirnya dari rumahnya sendiri.

Sejak orang tuanya meninggal hanya paman dari pihak ibunya dan istrinya yang membesarkan dia dengan kasih sayang dan penuh cinta. Paman dan bibinya bahkan tidak pernah membeda-bedakan antara dia dengan anak-anaknya.

"Ron, kira-kira kapan rumah ini akan menjadi milik kita? Apa kamu tidak punya rencana untuk mengusir dia dari rumah ini? Aku sudah capek jadi orang baik terus" ujar istri Ron, yaitu Len.

"Tenang sayang. Aku pasti akan mengusirnya dari rumah ini. Aku hanya perlu ke pengacaranya untuk merubah nama pewaris nya menjadi namaku. Maka kamu tahu rumah ini akan menjadi milik kita" jawab Ron.

"Benar? Kapan kamu akan bertemu pengacara?" Tanya Len dengan wajah sumringah.

"Besok pagi sayang" jawab Ron.

Keesokan harinya Ron bertemu dengan pengacara keluarga, yaitu Thanit yang mengetahui rencana Ron datang hanya untuk melihat siapa nama pewaris seluruh harta kekayaan keluarga Traitipattanapong. Thanit tidak begitu bodoh memperlihatkan surat warisan yang dibuat oleh tuan Traitipattanapong kepadanya. Akhirnya Ron yang sudah kehabisan akal itu pun pergi dari kantor Thanit sambil mengomel.

Sepeninggal Ron, Thanit pun pergi mencari pemuda itu dengan harapan bisa memberitahu kan kebusukan dari Ron dan Len. Tapi semua percuma karena pemuda itu sedang ada pertukaran pelajar ke Chiang Mai. Terpaksa Thanit hanya bisa menunggu.

Beberapa hari kemudian pemuda itu pulang dan Thanit pun mengajaknya untuk makan siang bersama di sebuah resto favoritnya.

"Paman, ada apa mencariku?" Tanya pemuda itu.

"Gulf, paman mau bicara denganmu soal paman dan bibimu" jawab Thanit.

"Ada apa paman?" Tanya Gulf.

"Paman tidak tahu harus memulai darimana. Paman hanya bisa mengatakan padamu agar berhati-hati dengan mereka karena mereka menginginkan harta warisan yang diberikan orang tuamu pada mereka" jawab Thanit.

"Paman, itu tidak mungkin. Mereka sangat baik padaku. Tidak mungkin mereka berbuat seperti itu" ucap Kana dengan wajah tidak percaya.

"Gulf, jangan menyepelekan mereka. Tetaplah waspada. Walaupun paman tidak bisa berada disisimu 24 jam, tapi paman akan tetap mendoakan keselamatanmu" jawab Thanit.

"Khop khun paman" ujar Gulf.

Dalam perjalanan pulang ke rumah Gulf terus memikirkan kata-kata dari Thanit. Di 1 sisi paman dan bibinya yang mengasuhnya sejak orang tuanya meninggal. Disisi lain Thanit adalah pengacara keluarganya dan tidak ada alasan bagi Thanit untuk berbohong padanya. Apa keuntungan nya Rhanit berbuat seperti itu.

Sampai di rumah Gulf melihat kalo paman dan bibinya beserta anak-anaknya merencanakan liburan mereka dan dia juga diajak dalam liburan tersebut. Semua ini dilakukan Ron dan Len untuk membuat Gulf percaya kalo apa yang dikatakan Thanit adalah bohong. Bahkan Ron dan Len juga merencanakan sesuatu pada Gulf saat liburan mereka nantinya.

"Gulf, bagaimana kalo liburan nanti kita ke villa papa kamu di Khao Yai?" Tanya Ron.

"Iya benar Gulf. Kita sudah lama tidak berkunjung villa papa kamu. Sekalian bersih-bersih gitu" ujar Len.

"Iya tante. Kapan kita berangkat?" Tanya Gulf.

"Minggu depan. Siap-siap ya" jawab Len.

"Ya sudah kalo gitu. Gulf ke kamar dulu" pamit Gulf.

"Iya sayang" jawab Len.

Sesampainya di kamar Gulf melakukan ritual mandi air panas untuk menghilangkan stress. Selesai mandi Gulf kembali memikirkan apa yang dikatakan Thanit soal paman dan bibi nya. Kana merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari paman dan bibi nya. Kana pun melupakan begitu saja apa yang dikatakan Thanit.

Sementara Ron dan Len beserta anak-anak mereka, Corn dan Ken tengah merencanakan bagaimana mencelakai Gulf saat berada di Khao Yai. Ken yang dikenal sebagai anak yang bengal tersebut menyarankan agar membunuh Gulf dengan cara meracuni nya. Len yang merasa ide bagus itu pun menyetujui ide gila anaknya tersebut.

Liburan pun menjelang dan Gulf beserta saudara sepupunya itu pun berangkat ke Khao Yai dengan mengendarai mobil dengan menempuh waktu selama 3 jam. Sesampainya di Khao Yai, tempat pertama yang mau dikunjungi Gulf adalah Saraburi Sunflower Farm yang dekat dengan villa ayahnya.

 Sesampainya di Khao Yai, tempat pertama yang mau dikunjungi Gulf adalah Saraburi Sunflower Farm yang dekat dengan villa ayahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gulf teringat dengan masa kecilnya bersama sang ayah saat berada di Khao Yai. Ayahnya membeli villa sekaligus tanah di Saraburi dan menanami nya dengan sunflower. Saat festival sunflower berlangsung Gulf selalu bermalam di villa bersama orang tuanya selama 1 minggu dan setelah itu mereka baru pulang ke Bangkok.

Saat hendak pulang, hujan turun dengan sangat lebatnya. Waktu itu ibunya Gulf sempat menyuruh suaminya untuk menunda kepulangannya. Tapi karena besok pagi akan ada rapat penting yang harus dihadiri, ayah Gulf pun tetap bertekad menerobos hujan.

Sial bagi mereka karena kecelakaan terjadi yang menewaskan kedua orang tuanya. Dimana supir truk tersebut mabuk dan menabrak mobil mereka sampai terbalik, kemudian menabrak pembatas jalan. Dalam keadaan setengah sadar Gulf bisa melihat kalo kedua orang tuanya sudah tidak bergerak lagi.

"Gulf, apa yang kamu lamunkan?" Tanya Ron yang membuyarkan lamunan Gulf.

"Ti-tidak paman. Gulf hanya ingat papa dan mama" jawab Gulf.

"Jangan bersedih lagi Gulf. Mereka sudah tenang disana" ucap Ron.

"Iya paman" jawab Gulf.

Gulf benar-benar sangat menikmati liburan nya selama 1 minggu berada di Khao Yai. Mereka juga mulai melakukan aksinya yaitu dengan mencampurkan racun sedikit demi sedikit dalam makanan dan minuman Gulf. Begitu juga saat kembali ke Bangkok. Gulf yang merasa sakit tersebut ada kalanya selalu berada di tempat tidur.

Ron dan Len pun berpikir kalo aksi mereka sudah seharusnya dilaksanakan. Mereka bahkan sudah menyiapkan pakaian Gulf dalam tas kecil, begitu juga dengan foto orang tuanya. Setelah semuanya siap mereka pun menarik Gulf yang sedang lemah itu keluar dari rumahnya sendiri.

My Little Mafia ManWhere stories live. Discover now