1. Bolos

49.3K 3.4K 31
                                    

Keributan sudah terdengar di apartment yang ditempati oleh Xavier, Aldo, dan Edwin. Siapa lagi pelakunya jika bukan Vier. Anak itu melompat dari kasurnya ketika melihat jam menunjukkan pukul 6.45 pagi.

"AL! ED! KOK KALIAN GA BANGUNIN VIER" Teriak Xavier dengan bibir mengerucut. Dia ngambek pokoknya!

Coba lihat! Aldo dan Edwin malah menatapnya dengan datar dan melanjutkan sarapannya dengan santai.

"Cepat sarapan atau kami tinggal" ucap Aldo

"Jika sarapanmu tidak habis dalam 5 menit, maka tidak ada sekolah untuk hari ini Xavier" ucap Edwin

Huft! Apa mereka tidak tahu kalau dia sedang kesal? Dia kemudian menghentakkan kakinya menuju meja makan dan duduk di samping Edwin.

"Makan!" ucap Aldo sambil menyerahkan sepotong sandwich kepada Vier.

"Iya, ini juga mau makan Al" ucap Xavier

Mereka menghabiskan sarapan dengan tenang dan berangkat ke sekolah dengan mobil Edwin. Beberapa menit kemudian, sampailah mereka di sekolah elit bertingkat.

Willos High School, sekolah elit yang didirikan oleh keluarga Aldo. Hanya anak-anak orang kalangan atas yang bisa masuk ke sekolah ini karena uang sekolah perbulannya cukup untuk membeli motor.

Saat Vier akan melangkahkan kakinya menuju ke dalam, tangannya ditahan oleh Edwin.

"Jangan jauh-jauh dari pengawasan kami Vier, jangan kemana-mana sebelum kami datang ke kelasmu" ucap Edwin

"Ayolah Ed, kau berlebihan sekali. Aku sudah 16 tahun, bukan bayi yang harus dijaga kemanapun" ucap Xavier sambil menghela napas kasar.

Edwin menatap tajam kearah Vier. Huft, Anak ini memang keras kepala.

"Dengar Vier! Menurut atau kami beritahu papa agar kau dijaga 24 jam oleh bodyguard suruhan papa" ucap Edwin datar.

Xavier membulatkan matanya. Yang benar saja! Dia saja sudah merasa jengkel dengan keprotectivean Edwin dan Aldo. Apalagi jika harus dijaga oleh bodyguard papa hiks.

"Halo pa" ucap Aldo sambil menyeringai.

Vier segera melihat kearah Aldo. Dengan cepat ia segera merebut ponsel Aldo dan mematikan sambungannya. Gawat jika sampai papanya tahu!

"Iya, Vier gak akan kemana-mana! Kalian menyebalkan!" ucap Vier penuh kekesalan.

Setelah itu dia masuk ke dalam sekolah meninggalkan Aldo dan Edwin yang tersenyum penuh kemenangan.

• 👑 •

Di mansion Avilash

Keadaan disini sungguh mencekam. Tidak ada canda tawa ataupun senyuman. Hanya ada tatapan datar dan penuh intimidasi.

Terlihat seorang seorang pria sedang berunding dengan 2 orang pemuda yang tampak berkutat dengan laptopnya. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing tanpa mau mencoba untuk menghidupkan suasana.

Aldrick Edward Avilash, sang kepala keluarga sekaligus sang 'king' dalam organisasi dunia bawah. Suami dari Viona Aruna Avilash, ibu dari ketiga pangeran dan satu putri mereka.

Sudah seperti ini semenjak 16 tahun yang lalu, dimana putra bungsu keluarga Avilash menghilang tepat sebelum mereka akan pulang dari rumah sakit. Putra bungsu mereka diculik dan entah ada dimana saat ini.

"Dad, apa tidak ada kabar sedikitpun tentang baby Xion?" ucap Erlos, putra sulung Aldrick dan Viona.

"Tidak ada boy, tapi daddy yakin baby Xion masih hidup dan ada di suatu tempat" ucap Aldrick

"Aku akan mencarinya sampai ketemu" ucap Arvian, putra kedua Aldrick dan Viona

"Tentu, kita akan membawa baby Xion pulang kesini" ucap Aldrick

"Kalau begitu aku pergi dulu dad. Ada sedikit urusan dengan bajingan kecil" ucap Arvian kemudian menyeringai.

"Ya, pergilah" ucap Aldrick

Setelah semua kembali menjalankan aktifitas masing-masing, Aldrick mengambil sebuah liontin berhuruf "X" yang dulu ia beli untuk Xion.

Ia menatap liontin itu dengan lekat.

"Daddy akan menemukanmu secepatnya baby" ucapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

• 👑 •

Balik ke sekolah

Saat ini, Vier sedang duduk di bangku paling belakang dengan kepala menyender ke tembok. Dia sungguh bosan! Apalagi harus melihat rumus-rumus yang tidak dia pahami!

Setelah 30 menit, akhirnya bell istirahat berbunyi. Mr. Justin, guru Matematika yang sedari tadi mengajar juga sudah keluar.

'Bolos nggak ya? Tapi nanti kalo ketahuan malah dilaporin ke papa huhu' batin Vier dilema

Vier itu bukan anak nakal. Tapi dia juga bukan anak polos. Lagipula dia masih remaja, wajar dong kalau rasa ingin tahunya menggebu-gebu. Selama ini dia selalu saja dilarang keluar sendirian.

Kemudian ia membuka jasnya dan menyampirkannya di pundak.

Kemudian ia membuka jasnya dan menyampirkannya di pundak

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Anggap aja seragamnya kayak gini ya wkwkwk

Dengan cepat Vier berlari ke halaman belakang sekolah. Jalan-jalan diluar sebentar sepertinya tidak masalah.

'Semoga Al sama Ed gak nyariin gue di kelas. Bisa-bisa gue diseret pulang sama papa Dami dan papi Gio'

Ia melihat kanan kiri untuk memastikan tidak ada yang melihat. Dengan telaten dia memanjat tembok yang lumayan tinggi. Namun, saat akan melompat turun





































"Mau kemana Xavier?"


TBC

Xavier Rezvan Avilash (END) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن