🔞 Access Denied

1

Dubai - United Emirate Arab

Ban belakang Porsche itu berderit nyaring ketika memasuki area parkir  gedung ESS - Elite Secret Service - sebuah organisasi mata-mata yang berfokus pada kecurangan Industry dan Politik negara-negara Union Of Asia - Pacifik. Tidak banyak informasi yang bisa di dapatkan dari organisasi ini, karena memiliki tingkat keamanan tinggi. Bahkan ketika CIA mencoba mencuri data identitas secret agent ESS, mereka mendapatkan hadiah berupa daftar menu makan siang dari kantor tersebut.

Pintu Porsche berwarna ungu gelap itu terbuka, seorang Omega dengan setelan Celine-nya keluar dari sana. Wajah cantik, tapi terkesan angkuh dan dingin. Ia terlihat tak peduli jika ke datangannya kali ini akan mencuri perhatian para agent Junior dan juga beberapa rekan kerjanya, yang mungkin iri hati atas pencapaiannya selama lima tahun menjadi agent di ESS.

Seorang Omega lainnya, dengan porsi tubuh lebih tinggi terlihat menunggunya di barisan tangga ketiga. Seragam khas ESS lengkap, menandakan oknum omega tersebut bukanlah orang sembarangan di kantor pusat ESS.

"Terlambat lima belas menit Ten." Tegur Omega itu: Kim Seokjin - Deputy Director for Elite Clandestine Service (ECS). Ia memperhatikan Ten yang melepaskan kacamata, sambil mengendikan bahunya.

"Jet lag, Kau memintaku kembali mendadak dari Denmark." Keluhnya. Ia memperhatikan Seokjin yang sepertinya, masih menunggu satu orang lagi. Memicingkan mata curiga, Ten bertanya: Jangan bilang bukan aku saja yang kau panggil-"

Menoleh pada Ten, Seokjin memasang raut serius ke arah agent paling sukses di ESS itu. "Misi kali ini, kau tidak mendapatkan izin untuk berkerja sendiri Ten."

Berdecak, Ten yang lebih nyaman menyelesaikan misi secara individu tentu saja tidak menerima begitu saja ucapan atasannya itu. "Siapa?" Ten ikut menoleh ke arah gerbang dengan wajah datar. "Jimin? Wonwoo? Seongwu? Wooseok? Jungwoo? Kyungsoo? Bambam?" Ten mengabsen semua agent omega terbaik ESS, kemudian tertegun beberapa detik karena ada satu nama yang belum Ia sebut. Nama yang membuatnya bergidik "Jangan bilang, Winwin?" Tanyanya dengan ekspresi panik. "Kau ingin kami-"

Terkekeh, Seokjin menjawab pertanyaan Ten yang masih trauma atas kegagalan misinya karena Winwin jatuh cinta dengan target mereka di Jepang beberapa tahun lalu - seorang pemimpin Yakuza terkuat disana. Untung saja, Nakamoto Yuta; alpha yang menjadi target misi mereka saat itu, tidak terbukti melakukan apa yang dicurigai oleh ESS. Tapi Ten dan Winwin, harus kehilangan target mereka yang kabur dalam pengejaran mereka.

"Tidak Ten. Tenang saja, Winwin masih bertugas dengan tenang di Jepang. Cabang ESS London mengirim anggota terbaiknya untuk misi kali ini, karena kita membutuhkannya." Jelas Seokjin dengan sabar, Ia melirik  Channel di pergelangan tangannya sambil bergumam. "Sepertinya anggota baru kita terlambat, kita masuk lebih dulu Ten. Aku akan meminta Suga untuk menemukan keberadaan anak itu."

Mengangguk, Ten yang ingin segera kembali ke hotel dan tidur setelah Seokjin menyerahkan tugas dan menjelaskan misinya. Dengan senang hati mengikuti langkah kaki omega itu menuju lift yang akan terhubung pada secret meeting room di lantai bawah tanah. 

Ruangan itu di dominasi warna putih gading, serta dinding-dinding kaca tahan peluru dan kedap suara. Sehingga dapat menjamin kerahasiaan apapun dari orang yang tak punya hak untuk mendengar.

Begitu pintu tertutup, Seokjin langsung menekan tombol berwarna merah di atas meja dan sebuah layar transparant muncul berserta data-data target mereka kali ini.

"Misi kali ini, kau harus ke Korea Selatan." Ucap Seokjin sambil menekan sisi layar tersebut. "Ini daftar orang-orang yang harus kau awasi." Tangan Seokjin terulur, menyerahkan beberapa lembar kertas dengan data serta foto-foto orang yang harus Ten awasi selama misi barunya.