Chapter 18

117 24 11
                                    

Seunghyun menatap gadis dihadapannya. Ia tak bisa mengerti jalan pikiran sang kakek hingga saat ini. Bagaimana bisa ia harus menikahi alien aneh dihadapannya ini?

Park Bom.

Namanya saja aneh. Bagaimana dengan kepribadiannya?

"Kau hanya akan menatapku? Aku tahu aku cantik tuan Choi tapi kau tak perlu terpana seperti itu. Kita bahkan sempat bekerja sama sebelumnya dan kau masih terpesona dengan kecantikanku," ujar Bom melahap makan malamnya.

Seunghyun harus menahan dirinya agar tak merinding. Bagaimana bisa gadis di depannya ini makan dengan lahap dihadapan calon suaminya?

Gadis di depannya memang tak seperti para gadis yang ia temui. Bahkan ia tak yakin dengan pekerjaan Bom yang sebenarnya. Bagaimana bisa Bom menjadi mantan model beberapa tahun yang lalu sebelum dirinya berhenti dan memilih untuk menjadi designer.

"Jadi, berapa usiamu sesungguhnya?" tanya Seunghyun mengenyahkan fikirannya. Ia meraih sumpit dan mengambil beberapa daging.

Jika biasanya ia akan membawa gadisnya ke restaurant mahal, berbeda dengan Park Bom yang meminta untuk dibawa ke kedai hotpot. Benar-benar barbar.

"Eyy, kau tak percaya jika aku seumuran denganmu?" tanya Bom.

Seunghyun menatap Bom lalu menggeleng, bagaimana bisa mereka seumuran? Mungkin karena ia seperti wine. Semakin tua semakin tampan. Maka dari itu ia tak terlihat seperti pria seumurnya.

Bom menghela nafasnya, "Aku masih 23 tahun, bukankah umurmu juga masih 23 tahun?" tanya Bom. "Aku tak tahu apa yang salah dengan kepala ayahku sehingga ia memintaku untuj segera menikah denganmu. Kita masih terlalu muda untuk menikah, bukan begitua?" tanya Bom.

Seunghyun menjentikkan jemarinya, "Aku setuju, bagaimana jika kita batalkan acara pernikahan kita?" tanya Seunghyun.

"Dan merelakan usaha fashionku lenyap sebelum terbangun? Tidak terimakasih tuan Choi. Aku lebih setuju menikah denganmu dan mengembangkan usaha fashionku, bukankah kau juga bekerja di bidang yang sama?" tanya Bom.

Seunghyun mengangguk, "Kau ingin mengambil alih bidang fashionku?" tanya Seunghyun.

Bom menggeleng, "Aku belum begitu paham dengan bisnis, aku mungkin harus banyak belajar padamu."

Seunghyun mengangguk paham, sepertinya sang kakek telah merencanakan ini jauh jauh hari. Ia mengambil alih departemen busana dan menikah dengan designer. Sangat cocok. Ia penasaran siapa sosok yang dipasangkan untuk Jiyong dan dua adiknya yang lain. Apakah dari bidang yang sama juga?

---

Sohee menatap Mino yang bekerja di mejanya. Sejak kedatangan pria itu, pekerjaannya cukup lenggang. Sudah hampir 3 minggu ia mengajari Mino dan sepertinya pria itu sudah cukup ahli.

Haruskah ia keluar sekarang?

Maniknya beralih pada pintu yang menjadi pembatas antara dirinya dan sang pujaan hati. Sejak ia menyatakan perasaannya pada Jiyong beberapa waktu lalu, sikap pria itu sedikit berbeda. Tak ada lagi sarapan pagi yang diberikan pria itu untuknya. Bahkan beberapa waktu lalu pria itu datang terlambat.

Bukankah ini yang ia inginkan? Perubahan pada sikap Jiyong agar hatinya tak lagi berharap. Ditambah sikapnya saat resepsi pernikahan Dong Youngbae.

Ia bahkan seperti anak hilang yang tak tahu arah. Jiyong meninggalkannya dan lebih banyak menemani tamunya. Siapa lagi jika bukan Kiko. Gadis itu sepertinya berhasil menarik perhatian Jiyong.

Entahlah, ia tak lagi ingin berurusan dengan pria itu. Ia cukup sakit hati dengan penolakan yang diberikan Jiyong tempo hari. Pria itu telah memberinya kesempatan untuk bangkit dan mengumpulkan sisa hatinya yang berserakan. Mungkin ini waktunya ia untuk pergi. Mengejar cita-citanya yang sempat tertunda akibat uang yang tak cukup.

"Noona," maniknya beralih pada pria yang memiliki paras tak jauh berbeda dengan Kwon Jiyong.

"Ya?"

"Kau ingin makan siang bersama? Tuan Kwon mengatakan padaku bahwa kita memiliki waktu kosong hingga pukul 1. Kau ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Mino.

Sohee melirik pintu ruangan Jiyong sekali lagi sebelum mengangguk, "Ayo kita makan siang di kedai depan. Kau pasti menyukai dessert yang dihidangkan disana."

Mino tersenyum sebelum beranjak dari duduknya.

---

Jiyong menatap Seunghyun yang mengunjunginya di kantor. Tak biasanya kakak laki-laki yang selalu sibuk itu berada di Seoul di hari kerja seperti ini.

"Aku datang kesini untuk memberikan ini. Kau sudah diberi tahu bahwa kau akan mulai mengambil alih Yang Entertainment bukan?" tanya Seunghyun melempar map berisi berkas penting yang harus di tanda tangan Jiyong.

Jiyong mengambil map yang dilempar Seunghyun dan membacanya. Disana tertulis 'Surat pemindahan kuasa' sebagai judulnya. Dengan teliti Jiyong membaca isi dari surat tersebut dan menatap sang kakak.

Apa yang dikatakan kakeknya benar-benar sungguhan? Mengapa mendadak sekali?

"Beberapa hari yang lalu Grandpa melontarkan pertanyaan sakti itu," beber Seunghyun membuat Jiyong mematung, "Dan aku telah memberikan pilihanku, kakek menarikku dari Yang Entertainment dan memberikan Yang Estate sebagai gantinya," jelas Seunghyun.

Jiyong kembali menatap kertas dihadapannya, "Kau akan masuk agensi Yang Entertainment?" tanya Jiyong. Itu sudah pasti bukan? Seunghyun akan dikeluarkan dari jabatan CEO karena pria itu akan menjadi bagian dari Yang Entertainment.

"Aku tak memilih aktor sebagai pilihan hidupku," jawab Seunghyun membuat kening lebar Jiyong mengerut tak percaya. "Setelah bergelut di dunia entertainment selama 3 tahun, aku tahu bagaimana gelapnya dunia hiburan. Aku tak ingin menjadi salah satu korban, aku memilih menjadi collector untuk pilihan hidupku karena... Aku tak memiliki wanita yang aku inginkan dan aku tak ingin mengambil alih tahta. Aku tak cukup paham dan tak peduli pada bisnis," lanjut Seunghyun menjelaskan alasannya.

Jiyong menghela nafasnya, "Kau meninggalkan mimpimu begitu saja?" tanyanya. Terasa tidak mungkin hyungnya ini akan meninggalkan cita-citanya begitu saja.

"Kau akan mengetahui bagaimana rasanya menjadi musisi saat kau terjun langsung di dunia hiburan Ji, banyak artisku yang hampir bunuh diri karena tak kuat dengan dunia hiburan. Dunia hiburan tidak semenyenangkan yang kau fikirkan. Banyak hal yang harus kau korbankan untuk menjadi terkenal," jelas Seunghyun.

Jiyong menatap Seunghyun lama sebelum mendorong map berisi surat perpindahan tangan kekuasaan Yang Entertainment. "Apakah Grandpa memintamu untuk mengatakan itu?" tanya Jiyong.

Seunghyun tersenyum kecil, "Grandpa hanya memintaku untuk mengantarkan surat itu padamu untuk ditanda tangan. Aku harus pergi menjemput Bom dan mencari cincin yang pas untuk pertunanganku bulan depan," ujarnya beranjak dari duduk.

"Kau akan bertunangan?" tanya Jiyong terkejut.

Seunghyun memutar matanya jengah, "Tentu saja, pertanyaan itu sudah diajukan. Apalagi yang harus kutunggu selain cepat menikahi wanita pilihan Grandpa?" ujarnya.

Jiyong tersenyum kecil. Hal yang cukup menarik. Beberapa tahun yang lalu, Park Bom pernah bekerja sama dengan Yang Fashion sebagai modelnya. Dan kini, gadis itu menjadi calon istri untuk Seunghyun. Ia penasaran siapa yang akan menjadi calon istrinya nanti jika pertanyaan itu diberikan padanya.

Apakah Taeyeon?

Kiko?

Atau Sandara yang baru putus dengan Minho?

Siapapun itu ia yakin akan mencintai mereka sepenuh hatinya. Lagi pula, ia tak keberatan jika bersanding dengan tiga wanita itu.

---
A/n:
Hai hai hai! Aku aktif banget ya bund wkwk meskipun makin sini makin dikit yang baca tapi noprob. Bodo amatlah sama jumlah viewers yang makin dikit. Yang penting aku selesaiin cerita ini sampe tamat wkwk

Btw, mau nanya dong, yang jual lightstick bigbang ori dimana ya?

Jangan lupa vote dan comment juseyoooooo

The Choices of LifeWhere stories live. Discover now